6. Her

761 104 25
                                    

Kirin mengemas barangnya dengan wajah merengut dan meratapi nasib kedepannya.
Keputusan final sang pemangku jabatan tertinggi benar-benar tidak bisa diganggu gugat. Ancaman penilaian buruk yang akan diserahkan pada kampusnya membuat dia tak berkutik dan pasrah pada akhirnya.

"Tidak apa-apa... Kirin adalah lambang kekuatan. Bos yang menyebalkan bukan tandingan seorang Kirin. Lagi pula, Tuan Zee berkata jika bayaran magang akan dibedakan dengan yang lain kan? Sabar.... Orang sabar disayang Tuhan. Buktinya Tuhan memberi ku uang lebih untuk membeli satu etalase dessert bulan depan. " Ujar Kirin pada dirinya sendiri. Kendati begitu hatinya tetap mengganjal dan bibirnya kembali mencebik meringis mengingat rasa-rasanya seperti ia terperangkap pada suatu hal besar yang entah apa itu.

"Phi.. Mild, harusnya aku mendengarkanmu.. Hiks"

_ _ _

Disclaimer

ZeeNunew Fanfiction.
All the Characters isn't mine.

Original by me
Inspired by Novel Ravin karya kak Rama.

Warning
OOC and Mature content for some part.

.....

.
.

Zee Mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas permukaan mejanya. Senyumnya terpatri apic di bibirnya. Tiba-tiba ia teringat perdebatan kecil di ruang meeting tadi bersama Nu-ah tidak- Kirin maksudnya.

"Tuan... Maaf menyela. Tapi aku tidak bisa menjadi sekretaris mu" Protes Kirin atas usulan Zee.

"Katakan apa alasannya? " Tantang Zee. Semua orang yang ada di sana terkejut dengan keberanian anak magang baru itu. Selama ini tidak ada yang berani untuk memprotes segala kebijakan atau perintah seorang Zee Pruk. Bahkan sekelas persahabatan Off dan Max pun tidak pernah gamblang protes.

"Be, begini... Pertama, aku tidak cocok dengan profesi itu. Kedua, major ku adalah Sastra China. Ketiga, ini hari pertama ku." Jelas Kirin mencoba bernegosiasi dengan tekhnik memperlihatkan kelemahannya.

"Tidak masalah. Entah itu sastra China atau sastra inggris, pekerjaanmu tetap ada di Publishing kan? Seharusnya sebagai seorang internship kau menerima setiap pekerjaan. Tidak boleh pilih-pilih. Dan, hari pertama atau kedua tetap saja kau sama-sama belajar bukan? " Telak Zee membuat Kirin berkeringat dingin ditempatnya.

"Tidak Tuan,.. Bukan begitu aku.. "

"Apa kau hanya beralasan? Apa nilai yang ada dalam transcript mu itu palsu?" Serbu Zee.

"Apa? " Kirin tampak terperangah dengan tuduhan Zee terhadapnya.

"Atau begini saja, kau boleh keluar dari program magang ini dan yah... Kau tau konsekuensinya kan? " Zee bermain-main dengan kata-katanya. Ia tahu, pemuda itu tidak akan mau repot-repot mengulang semester. Dia tahu betul, nilai adalah utama bagi si mungil.

Kenapa dia tahu? Karena dia yakin bahwa Kirin adalah kekasihnya. Sudah Zee bilang, kalau Zee senang bermain, dan kali ini ia akan mengikuti permainan bodoh ini.

"Ti, tidak. Baiklah-baiklah... Aku setuju.." Lesu Kirin menyetujui gagasan tentang menjadi sekretaris Zee.

Gotcha!

The Rain's promise (ZeeNunew) Where stories live. Discover now