9. Memories Of The Rain

677 95 7
                                    

Kirin menatap kesal jalanan yang tiba-tiba macet. Ini akan membuatnya semakin lama terjebak dengan sang bos yang membuat jantungnya tak nyaman tadi.

Tiba-tiba ia melihat tetesan-tetesan air mulai mengembun di jendela mobil; hujan turun.

Hhh.... Ini sungguh akan semakin menjebak mereka. Jalanan kota metropolitan Bangkok itu sangat padat hampir setiap saat, bahkan di jam makan siang seperti ini, apalagi kalau hujan seperti ini. Macet total pasti tak terelakan.

Lagi pula, apa sih mau si bos ini? Kenapa dia diseret untuk bekerja di jam makan siang seperti ini? Ini namanya pelecehan jam kerja! Tolonglahhh dia hanya anak magang! Sekesal itu jika ia mengingatnya. Sabar.... Orang sabar rejekinya lancar. Hiburnya pada diri sendiri.

Akan tetapi, tampaknya hujan semakin deras melanda kota Bangkok ini, bahkan jalan di depan pun tampak buram oleh air hujan yang menderas.
Tiba-tiba suatu perasaan asing menyelinap begitu saja pada Kirin. Dadanya berdegup kencang dengan keringat dingin yang mulai membasahi dahinya.

"Tolong, tolong jangan sekarang. " Dengan sekuat tenaga ia menepis rasa takut dan sakit di sekujur tubuhnya. Tapi hal itu tampaknya tidak membantu banyak... Mimpi-mimpi buruknya tiba-tiba saja menyergapanya apalagi ketika suara klakson berbunyi entah dari mana.

"Nhu... "

Brak....

"Nhu... "

Gelap dan merah hanya itu yang berputar dalam benak setelahnya

___

Disclaimer

ZeeNunew Fanfiction.
All the Characters isn't mine.

Original by me
Inspired by Novel Ravin karya kak Rama.

Warning
OOC and Mature content for some part.

.....

"Nhu.. " Sebuah suara terdengar memanggilnya.

"Kirin.. " Suara itu terasa jauh.

"Kirin...! " Suara itu berselingan dengan denging di telinganya... Lalu kemudian kian menjelas.

"Kirin! "

"Ha! " Kirin tersentak. Tubuh yang menggigilnya direngkuh dalam sebuah pelukan hangat seseorang. Ia tergugu di tempatnya.

"Kirin... Are you okay? " Kirin tidak menjawab ia tidak berani mengangkat wajahnya untuk mentap Zee di depannya.

"Hei... Tidak apa-apa... Tidak apa-apa... Tenanglah, aku di sini sekarang. Semuanya akan baik-baik saja. " Sebuah mantra yang Zee terus gumamkan nyatanya membuat Kirin cukup tenang. Dengan perlahan ia mendongak mencoba menatap Zee dengan mata sembabnya.

"Hei, ada apa hem? " Suara ini... Kenapa begitu lembut. Zee mengusap pipi pucat itu dengan lembutnya.

"Tidak... Aku... " Tiba-tiba dia menyadari posisinya. Dengan gelagapan Kirin mendorong tubuh Zee.

"Tu-emhh.. Hia, maaf... Maafkan aku. Sepertinya tadi aku tertidur dan bermimpi buruk. Maaf, maaf. " Untaian kata maaf Kirin ucapkan membuat Zee mengerutkan keningnya.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Zee lagi.

"Ya... Aku baik." Tegas Kirin mencoba meyakinkan Pria di sampingnya.

The Rain's promise (ZeeNunew) Where stories live. Discover now