THE KANIGORO'S CURSE PART. 9

602 24 5
                                    

Malam hari di rumah Kanigoro,
Yatini bersama dengan Gendis menghadap Suro diruang kerjanya.
Yatini yang telah beberapa kali , selama berbulan-bulan menemani Rossana bertugas keluar kota.
Dia cerita bahwa telah terjadi perselingkuhan antara Rossana dan Gading.
Sebagai buktinya Yatini menyerahkan gaun hitam milik Rossana yang terdapat bercak spermanya Gading.
"Malam itu mereka pulang sudah larut malam, dan saya melihat ajudan Gading mengantar nyonya Rossana hingga di depan pintu. Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara tuan... Lalu mereka berciuman dan mereka masuk kekamar. Keesokan paginya ketika saya hendak mencuci baju-baju kotor nyonya saya menemukan gaun tersebut tuan." Yatini sekali lagi menunjuk bekas sperma tersebut dengan jempolnya.
Didepan tuannya tersebut Yatini bercerita sambil berurai airmata palsunya.

"Saya benar-benar tidak menyangka kalau nyonya Rossana tega mengkhianati tuan. Yang telah setia dan mengorbankan apapun demi nyonya Rossana selama ini"

Mendengar cerita dari Yatini itu.
Suro nampak sangat geram, dia lihat gaun kotor itu sejenak lalu dia lempar dengan keras ke lantai.
Dia tidak mengira kalau kesetiaannya selama ini di khianati dua orang kepercayaan-nya sekaligus.
Gading dan Rossana.

"Terakhir saya juga mendengar pembicaraan mereka dikamar selepas bercinta. Bahwa Nyonya Rossana berencana akan membuat bangkrut tuan besar. Lalu menguasai semua perkebunan keluarga ini. Dan menjanjikan jabatan penting pada ajudan Gading tuan." Gendis menambahkan pernyataan ibunya untuk meyakinkan Suro. Bahwa dia akan dihancurkan orang terdekatnya tersebut.

Gendis semakin membakar amarah Suro Kanigoro. Pria itu lalu bangkit dari duduknya dan membuang semua barang diatas mejanya. Suro benar-benar murka dibuatnya.
Lalu dia keluar dari ruang kerja berteriak sekuat mungkin memanggil Gading.

Yatini dan Gendis pergi dari ruangan itu.
Mereka sangat puas telah berhasil menghasut tuanya. Yang akan segera menyingkirkan waria, Rossana dari rumah itu.

Mendengar teriakan Suro,
Argo yang sedang bermain catur dengan ajudan yang lain. Bergegas masuk kerumah inti.
Dilihatnya dari lantai bawah, Suro dengan piyama nya berdiri dibalik pagar pembatas lantai dua rumah itu.

"Maaf tuan, apakah tuan mencari ajudan Gading?" sahut Argo sigap.
"Dimana dia?!"
"Ajudan Gading sedang keluar mengantar nyonya Rossana ke kota tuan." Jawab Argo, seraya menatap Suro yang nampak marah.

Suro memerintahkan semua ajudannya untuk segera membawa pulang Gading dan Rossana.
Argo bergegas menemui teman-temanya yang lain di taman. Untuk menyampaikan perintah Suro. Mencari dan membawa pulang Gading dan Rossana.

Argo masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia tahu kalau ibu dan adik tirinya barusan menemui Suro.
Curiga ada yang tidak beres, Argo sengaja tidak ikut mencari Gading dan Rossana.
Dia justru mendobrak masuk ke kamar Yatini dan Gendis.

"Apa yang sudah kalian lakukan hingga tuan besar murka seperti ini?!" Sentak Argo.
Yatini dengan bersedekap berjalan pelan, mengitari anak tirinya itu.
"Sebentar lagi kamu juga akan tahu." Jawab Yatini dingin.
"Apa maksud kamu?!"
"Lihat saja, pertunjukan akan segera dimulai."
Yatini menatap jahat ke arah Argo. Senyum sinis pun dia tunjukan di muka nya yang dingin.
Tak berapa lama, iring-iringan mobilpun datang. Argo berlari keluar menuju suara iring-iringan mobil itu.

Gading dan Rossana diantar masuk keruang tengah. Mereka berdua sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Lalu dari atas Suro berjalan pelan menuruni tangga.
Begitu sampai di hadapan kedua orang yang dia yakini telah mengkhianatinya.
Suro lekat-lekat menatap Gading, lalu dia melayangkan tamparan di muka pemuda itu, tak puas menamparnya dua tinju ke perut ajudan itu berulang kali.
Rossana berusaha melerai, tapi dia malah terlempar hingga jatuh ke lantai.
Suro Kanigoro, tanpa ampun menghajar Gading. Tubuhnya ditendang, diinjak dengan brutal.
"Aku tidak suka, melihat pengkhianat ada dirumah ini! "
Argo tidak tega melihat orang yang dia anggap kakak itu babak belur terkulai di lantai tanpa perlawanan. Suro lalu berjalan mendekati Argo, kemudian dia menodongkan pistolnya ke kewajah Argo.
"Aku tidak ingin mengotori tanganku dengan darah seorang pengkhianat!" Suara Suro mengeras, pelan dia melangkah mendekati Argo, lalu mengambil pistol dibalik badan Argo dan menyerahkan pistol itu ke tangan Argo.
Suro memerintahkan Argo untuk menembak Gading.
"Tembak dia! "

THE KANIGORO'S CURSE  ( Kutukan Kanigoro ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang