4/4

341 76 140
                                    


10. 10 AM

Hari ini hari senin dan Joanna izin sakit. Karena demamnya tidak kunjung turun sejak kemarin. Sehingga dia memutuskan untuk tidak masuk kerja hari ini.

Jeffrey jelas merasa bersalah sekali. Sedih juga karena tidak bisa melihat Joanna hari ini. Apalagi selama kerja di sini, dia hanya bersemangat karena wanita ini.

"Kalian tidak mau jenguk Joanna?"

Tanya Jeffrey tiba-tiba. Pada Kalandra dan Clara yang sedang berbincang di dekat mejanya. Membahas pekerjaan dan sesekali bercanda.

"Dia hanya demam, kan? Kata Bu Gina dia hanya cuti satu hari saja. Besok sudah kerja."

Ucapan Kalandra membuat Jeffrey mengangguk saja. Lalu kembali melanjutkan pekerjaan. Sebab dia tidak mau terlihat jika suka Joanna. Tidak mau wanita itu risih padanya.

"Jenguk sendiri saja!"

Bisik Jeremy pada Jeffrey. Membuat pria itu mendecih lirih. Lalu menimbang-nimbang saran si teman baik.

8. 00 AM

Besoknya, Joanna sudah masuk kerja. Dia sudah enakan namun masih flu sekarang. Itu sebabnya dia memakai masker seharian. Dia juga tidak mau dekat-dekat dengan yang lainnya karena takut mereka tertular.

Kemarin, Jeffrey memutuskan untuk tidak menjenguk Joanna. Karena wanita itu tidak kunjung membalas pesan. Dia juga tidak mau tiba-tiba datang dan mengganggu waktu istirahatnya.

Saat jam makan siang tiba, Joanna tidak pergi bersama Kalandra dan yang lainnya. Dia makan sandwich dan susu kemasan di rooftop sendirian. Sembari menatap langit yang mulai mendung sekarang.

"Ternyata kamu di sini."

Joanna mulai menolehkan kepala. Menatap Jeffrey yang sudah menyusulnya. Sembari membawa kopi di tangan kanan.

"Seharusnya kamu libur lagi kalau belum enakan."

"Aku sudah enakan, tinggal flunya saja."

Joanna langsung menjauhi Jeffrey. Karena tidak mau dia tertular flu ini. Membuat pria itu mulai terkekeh geli.

"Daya tahan tubuhku tinggi. Tenang saja. Aku tidak akan mudah tertular flumu ini."

Jeffrey kembali mendekatkan diri pada Joanna. Berdiri di sampingnya sembari menatap langit yang semakin hitam. Pertanda jika hujan akan segera datang.

"Jadi menurutmu, daya tahan tubuhku rendah?"

"Bukan begitu---"

"Bercanda. Kamu bawa tisu? Ingusku mau turun."

Joanna langsung mendongakkan kepala. Lalu meletakkan susu kota yang sejak tadi dipegang pada kursi kayu yang ada di sana. Dengan tangan kanan yang masih memegang sandwich sekarang.

"Pakai ini saja!"

Jeffrey langsung memberikan sapu tangan yang baru saja dikeluarkan dari saku jas. Membuat Joanna agak ragu saat menerima. Sebab tidak tega mengotori sapu tangan ini dengan ingusya.

"Tidak apa-apa! Pakai saja!"

Dengan terpaksa, Joanna mulai menerima sapu tangan Jeffrey. Lalu membalikkan badan dan menyeka ingus yang hampir keluar tadi. Membuatnya agak malu saat ini. Kemudian langsung menghabiskan sandwich dan susu ini. Lalu bergegas turun dan ke kamar mandi.

"Dari mana?"

Tanya Jeremy saat Jeffrey tiba di kantor lagi. Sebab pria itu langsung pergi setelah memesan kopi. Tanpa makan siang sama sekali.

Tidak lama kemudian Joanna kembali. Tidak memakai masker lagi. Namun saat menduduki kursi, dia langsung memakai masker baru yang diambil dari laci. Mengabaikan Jeffrey yang sejak tadi mengamati.

REALITY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang