Mood

204 54 4
                                    

"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"

"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas chat Eren, Jenar bergegas melajukan mobilnya ke arah Halte

Bener aja Jihan ada disana lagi duduk, kepalanya dia senderin ke besi penyanggah,

Jenar merhatiin di seberang, "siapa yang udah bikin lo murung kaya gini" gumam Jenar dia lalu lajuin mobilnya buat puter balik dan berhenti di depan Halte

Jenar buka kaca mobilnya, "layu amat neng" teriaknya yang berhasil mancing tatapan dari beberapa orang di Halte termasuk Jihan

Jihan natap jengah pada orang yang menurutnya ganggu itu, belum sadar kalo itu Jenar

Jenar nurunin kacamata hitamnya sampai hidung mungilnya dengan gaya paling keren menurut dia

"Mbil" gumam Jihan yang baru sadar itu Jenar

Jenar senyum lebar, "ayo masuk,, kembang kaya lo gak baik kepanasan entar tambah layu"

Jihan muter bola mata malas, tapi beranjak juga masuk kedalam mobil Jenar

Tanpa mereka sadar ada yang merhatiin mereka dari jauh, Sèan mencengkram stirnya dengan kuat

,,,,

"Lohh ini bukan jalan ke kosan gue" ujar Jihan melihat Jenar berbelok ke arah yang salah

"Lah siapa yang bilang kita bakal pulang ke kosan lo ?"

"Tapi gue cape, gue pengen pulang" lirih Jihan

"Liat dulu tempatnya kalo lo masih mau pulang, kita pulang yah" bujuk Jenar

Jihan hela nafas dan ngangguk lemah

Hanya butuh waktu stengah jam sampai mereka di tempat yang Jenar tuju

"Ini gedung apa ?"

"Kawinan" jawab Jenar

"Hah,, ?"

"Ya bukan lah, ayo masuk"

"Ya tapi gedung apa dulu"

Jenar nangkup pipi Jihan lalu dia arahin ke atas kanan, "iqro noh"

"Galeri seni Gavin Doughlass" eja Jihan

Mata Jihan seketika melebar, "serius Gavin Douglass"

Jenar senyum kecil, "masih mau pulang" godanya

Jihan langsung geleng cepet, "pengen liat" rengeknya dengan mata berbinar

"Ya udah ayo masuk"

Mereka lalu masuk mata Jihan menatap ke penjuru ruangan, ke setiap lukisan yang terpajang di sepanjang dinding sedangkan Jenar yang gak ngerti lukisan memilih melihat karya paling indah menurut dia yaitu Jihan, mata nya gak lepas melihat Jihan yang mengagumi setiap coretan cat Gavin Douglass

CompliquèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang