"Semua tokoh,lokasi,Organisasi,insiden dan kelompok dalam ff ini hanyalah fiksi belaka"
"kalo gitu jadi pacar gue" ucap Jihan
Jenar menatap Jihan dalam, sorot mata Jihan cuma mancarin kesedihan, putus asa dan luka
Jenar sadar apa yang Jihan bilang sama sekali gak ada ketulusan di dalamnya
Jihan terlalu sakit menanggung itu sendirian dia, cuma butuh seseorang buat dia melampiaskan semuanya dan Jenar sadar itu
Jenar masih terdiam,
"kedengerannya bagus" timpal Jenar berat
sekarang Jihan yang terdiam gak tahu harus senang apa sedih dia cuma lagi butuh seseorang yang mencintai dia, dia udah muak terus mencintai
,,,,
Jenar baru nyampe Apartnya,
Lalu duduk di sofa sambil menatap kearah langit langit Apartnya,
memikirkan kejadian tadi, sekarang dia sama Jihan udah pacaran, tapi rasanya ada yang salah, rasanya begitu mengganjal di hatinya apa ini yang terbaik buat dia dan Jihan
"ini gak akan mudah" gumamnya lalu Jenar liat kearah hatinya "ayo berjuang" lanjutnya
ditempat lain
Jihan terduduk di ranjangnya dengan kaki di tekuk, menyangga dagunya diatas lutut kakinya
mempertanyakankan pernyataan spontannya, Jihan menyalahkan dorongan hatinya yang lagi terluka, dia cuma mencari keamanan dari ketidaknyamanan dan ketakutannya akibat merasa terbuang, merasa gak berarti merasa tak pantas di perjuangkan,
"semoga ini yang terbaik" Jihan lalu megang dadanya "ayo bertahan" gumamnya
Sèan disisi lain terduduk di meja belajarnya sambil mainin saklar lampu dihadapannya
dia merasa hampa karna Jihan gak ada lagi di hidupnya, ini lebih menyakitkan dari yang dia kira, karna sebelumnya walau dia menghidar dari Jihan tapi Jihan masih mencoba menghubunginya tapi sekarang sama sekali gak ada kabar dari Jihan dan itu bikin ruang hatinya kosong
"ayo perbaiki ini" gumamnya
,,,,
esoknya Jihan udah siap dengan stelan kampusnya
begitu dia keluar kamarnya, dia papasan sama Nala yang baru aja balik dari mini marketNala bergegas nyamperin Jihan "loh kok lo ngampus ?" tanya Nala khawatir
"iya Nal gue udah ketinggalan banyak, lagian kalo gue diem dikamar terus malah makin kepikiran" balas Jihan
Nala garuk pelipisnya "iya sih, ya udah lo hati-hatinya kalo ada apa-apa kabarin gue"
"iya gue pergi yah"
Jihan pun beranjak pergi,
di parkiran mobil Jenar udah terpakir rapi, Jihan terdiam pelanin langkahnya, sambil berpikir apa yang harus dia omongin, dia malu dan canggung sama Jenar
Jenar keluar Mobil, senyum kearah Jihan
"ayo aku anter" ucap Jenar ketika Jihan udah ada dihadapan dia
Jihan terdiam dengan sebutan aku yang keluar dari mulut Jenar,, ohh mereka udah pacaran kan jadi kemarin itu serius sadarnya
"Lo gak harus lakuin ini" ujar Jihan pelan dia masih canggung kalo harus ganti sebutan mereka secara mendadak
"kamu pacar aku sekarang jadi ini udah tanggung jawab aku" balas Jenar masih dengan senyum diwajahnya
karna Jihan udah gak bantah lagi Jenar jalan kearah pintu kemudi "yuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Compliquè
Fanfictionmenurut mu kehidupan itu takdir atau pilihan ? ⚠️Jangan di nantikan up. Apalagi double up 🐋🐋🐋