Menangkap seseorang

93 5 3
                                    

Manila, Filipina

Malam hari, di atas sebuah bangunan, seorang wanita terlihat sedang tiarap sambil menyiapkan senapan sniper. Sebuah mobil mendekati bangunan tempatnya berada

"Marwah, dimana kau?" Suara seorang wanita terdengar di tactical headsetnya

"Sedang sibuk" jawab Marwah lalu mengarahkan snipernya ke arah mobil

"Ada masalah disini"

"Teroris di tanah abang?"

"Beritanya dengan cepat menyebar ya. Mereka teroris Hurd dhahabi, kau tahu kan mereka teroris yang sangat berbahaya, mereka bisa dimana saja. Jakarta, Bandung, Bekasi, atau mungkin Kuala lumpur, Singapura-"

"Filipina" Marwah menyela. Seorang pria keluar dari mobil dan Marwah langsung menembaknya tepat di kepala

"Kau sedang disana?" Tanya Wanita itu

"Ya" jawab Marwah

"Bisa bertemu"

"Tentu"

"Kapan?"

"Terserah anda saja, Letkol"

---

Risa dan Sherly kini tengah berada di mall

"Kamu beli sesuatu?" Tanya Sherly

"Hmm....apa ya.., kita lihat-lihat aja dulu kali ya, barangkali ada yang menarik perhatianku" jawab Risa

"Oke kalau gitu" balas Sherly

Setelah beberapa menit berkeliling, mata Sherly tertuju pada sebuah kafe yang di atas pintunya bertuliskan 'Bintangbak'

"Eh, kita makan siang dulu yuk" ajak Sherly

Risa mengangguk "Oke, ayo!"

"Wah, itu kafe yang biasanya jadi tempat nongkrong orang kaya, untuk aku udah jadi perwira GNRI" Batin Risa

Mereka pun masuk ke kafe itu lalu memesan Beef Lasagna dan Blended berevages. Yap mereka berdua memesan menu yang sama

Dikala Risa dan Sherly menyantap makanan, tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan mereka dan orang itu adalah Mayor GNRI Irene Pitaloka, yang sudah ada disitu sebelum Risa dan Sherly tiba, tentunya mereka berdua tak tahu

Irene melirik ke arah Sherly "Hmm...seragam itu..dia pasti Angkatan Udara"

Yap, Risa dan Sherly mengenakan seragam dinas harian

Irene lalu melirik ke pundak Sherly "Hmm...Letnan dua udara...dan dia bersama Risa. Apa mereka teman? Mereka tampak akrab"

Irene mengambil hp nya lalu memvideo Risa yang lagi asik makan. Kameranya hanya di fokuskan ke Risa saja

"Imut juga tuh anak" gumam Irene

Sebuah bar notifikasi dari aplikasi chat muncul di HP nya ditengah rekaman, dan chat itu dari Tania yang chatnya bertuliskan 'Sudah waktunya'

Dengan kesal, Irene langsung pergi dari kafe

Jakarta Selatan, 21.00

Badan Intelijen Negara telah menemukan sebuah rumah yang menjadi tempat persembunyian seorang teroris Hurd dhahabi.  Tania, Irene, dan seorang anggota Densus 88 yang bernama Afifah, tengah berada di dalam mobil. Tak lama, mobil pun berhenti di depan gerbang rumah

Ketiga wanita itu turun dengan menenteng senapan lalu masuk perlahan ke halaman rumah itu, mereka mendapati tiga orang pria sedang mengobrol. Mereka bertiga langsung menembak tiga orang pria itu dan masuk kedalam rumah. Di dalam rumah, mereka bertiga baku tembak dengan para pria lainnya di dalam rumah, terlihat pula seorang pria yang merupakan target mereka berlari ke lantai atas

Setelah memenangkan baku tembak singkat, ketiga wanita itu langsung berlari ke lantai atas mengejar target mereka

"Jangan sampai dia kabur!" Seru Tania

Mereka mengejar pria itu hingga ke rooftop. Tiga orang anak buah pria itu menghadang mereka dan terjadilah baku tembak singkat yang berhasil mereka menangkan lagi

Kembali mengejar pria itu, mereka bertiga naik ke atap rumah sebelah. Menginjakkan kaki di atap rumah sebelah, ternyata di atap rumah depan terdapat tiga pria yang sudah siap menembak mereka, tentu mereka bertiga berhasil mengalahkan ketiga pria itu

Irene, Tania, dan Afifah melompat dari atap ke atap untuk mengejar pria itu. Sampai di salah satu rooftop, terdapat genteng yang menjorok ke bawah. Sementara Pria yang dikejar mereka bertiga sudah melompat ke rooftop rumah depan yang lebih rendah, ia ditemani dua anak buahnya

Langsung saja Irene, Tania, dan Afifah slorokan di genteng bawah lalu saat tiba di ujung genteng, mereka bertiga melompat sembari menembaki  dua anak buah pria itu. Mendarat di Rooftop, Tania langsung menendang pria itu hingga tersungkur di rooftop. Irene dan Afifah langsung menangkapnya

"Kau membuat masalah di negara yang salah, Faiz. Katakan dimana temanmu yang bos mu yang bernama Qasim?" Ujar Irene

"A-aku tidak tahu dimana dia. Aku hanya mengurus keuangan saja" jawab Faiz dengan wajah ketakutan

Afifah menyeret salah satu anak buah Faiz lalu melemparnya, dan anak buah Faiz itu pun menghamtan tanah "Kau tak tahu situasinya ya. Kalau kau tak memberitahu kami maka aku akan melakukan hal yang sama seperti dia!"

"Ka-kalian aparat punya aturan! Kalian tak bisa seenaknya!" Balas Faiz

"Aturannya berubah karena kau dan kelompokmu menghancurkan tanah abang!" Sahut Tania

"Katakan dimana Qasim!" Bentak Irene. "Atau aku jatuhkan kau!"

Faiz pun akhirnya menyerah "Di-dia sekarang pergi ke Thailand, dia akan menemui seseorang di Bangkok dua hari lagi"

"Bertemu siapa?" Tanya Afifah dengan nada mengancam

"Sumpah aku tak tahu. Mereka berkomunikasi lewat pesan kode. Ada di saku jaketku" jawab Faiz

Tania mengambil secarik kertas di saku jaket Faiz yang bertuliskan 10 digit angka

"Oke angkut dia. Di bisa diperas" ujar Irene

Afifah meninjunya hingga pingsan lalu mereka bertiga membawa Faiz ke mobil

Kembali ke Risa dan Sherly

Jam telah menunjukan pukul 8 malam. Mereka berdua pun menyudahi kencan- eh maksudnya jalan-jalannya. Begitu sampai di halte, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan mereka dan yang lebih mengejutkan lagi ialah Irene yang keluar dari mobil itu dengan mengenakan tactical gear dan terdapat luka gores di pipi kanannya

"Kalian pergi aja" ujar Irene pada sopir mobil, lalu mobil pun berhenti

"Nona Mayor!" Panggil Risa

Irene pun menghela napas lalu bicara pada Risa "Sudah puas jalan-jalannya?"

Risa pun kaget karena Irene tau kalau dia habis jalan-jalan padahal dia gk ngasih tau "Emm...udah sih. Nona tau darimana?"

"Gak penting" jawab Irene. "Besok pergilah ke Kodanal. Ada sesuatu yang penting harus dibicarakan besok"

"Siap!" Balas Risa

Irene lalu melirik Sherly "Kami juga butuh bantuan Angkatan udara. Sekarang lebih baik kamu temui Komandan skuadron mu, Letnan dua udara Sherly Handayani"

Keesokan harinya di Kodanal

"Letda Risa, siap bertugas!"

Komandan Kodanal langsung memberikan tiket ke Thailand "Pergilah ke Markas JTF-11. Kamu sudah saya rekomendasikan menjadi anggota JTF-11"

Risa tentunya terkejut "Pak, maaf tapi saya kan masih baru jadi perwira dan-"

"Tidak ada protes" Komandan menyela. "Pergilah ke Thailand besok!"

"Si-siap!"

"Oh ya, kamu akan dilatih dulu sama Mayor Irene"

Dan akhirnya Risa pun dilatih terlebih dahulu oleh Irene, tentu Irene senang bisa melatih Risa seorang diri

---

Sorry baru update, Authornya lg sibuk akhir-akhir ini

12 Februari 2023

Girls In War : War on TerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang