Tania's Forces

49 3 2
                                    

[Hutan Papua]

Setelah hujan berhenti, dedaunan di antara pepohonan meneteskan sisa-sisa air hujan dengan irama indah. Sekelompok orang bersenjata melintasi jalanan berbatu yang dipenuhi lumut hijau dengan tergesa-gesa.

Di tengah hutan terdapat sebuah gubuk kecil nan kumuh, didalamnya 2 orang prajurit TNI sedang diikat di kursi oleh sekelompok pria yang menyebut diri mereka OPM, mereka sedang membuat video untuk meminta tebusan pada Pemerintah. Kondisi kedua prajurit TNI itu buruk, luka memar menghiasi seluruh tubuh mereka kemungkinan mereka habis disiksa oleh OPM. Sesorang dari OPM lalu memotong jari telunjuk salah satu prajurit TNI itu dan merekamnya, Prajurit itu kesakitan dan yang satunya nampak sangat ketakutan sedangkan OPM malah tertawa terbahak-bahak, sembari mengancam pemerintah bahwa mereka akan membunuh kedua prajurit itu dan akan memvideokan eksekusinya

Belum selesai Video mereka, pintu gubuk itu terbuka dan sebuah flashbang terlempar dari arah luar dan meledak. Penglihatan mereka semua kabur selama 10 detik dan saat mereka sudah bisa melihat dengan normal lagi, mereka dikejutkan dengan 7 orang pria yang mengenakan kaos putih, celana hitam dan dilengkapi dengan rompi militer berwana hitam sambil memegang senapan. Ke 7 pria itu langsung menghajar para OPM itu dengan tangan kosong dan OPM berhasil dilumpuhkan kemudian datang sekelompok orang yang berpakaian

sama seperti ke 7 pria itu, mereka langsung menangkap kelompok OPM dan membebaskan kedua Prajurit TNI.

Lalu seorang wanita yang juga memakai pakaian sama seperti mereka masuk ke gubuk itu

"Apa kalian tidak apa-apa?" Tanya Wanita itu pada salah satu prajurit TNI

"Kami hanya mengalami sedikit luka tapi kami tak apa-apa" jawab Salah satu Prajurit TNI

"Kalian GOKR?" Tanya prajurit itu

"Ya. Daripada GOKR kami lebih suka disebut 'Tania's Forces' atau Tafor" jawab Wanita itu

"Ya sudah kalau begitu, Terima kasih"

"Ya,ya,ya. Sekarang kami akan antar kalian berdua ke Kodam Cendrawasih"

[Jakarta]

Mayor Tania Meghan, menyereput kopi sambil menikmati tonton anime yuri. Namun, tiba-tiba hpnya berbunyi. Melihat nama penelpon, Tania langsung mengangkatnya

"Halo bu komandan" ujar Tania

Orang yang dipanggil Bu Komandan itu menjawab "Tania, anak buahmu sudah mengurusi OPM? "

"Sudah bu"

"Bagus kalau begitu, ngomong-ngomong kamu sudah menemukan persembunyian Rianto?"

Dengan agak gemetar, Tania menjawab "Be-belum, bu. Tapi akan saya usahakan"

"Dia berbahaya bagi rezim yang didirikan Ibu Hanna, Mayor. Kamu tahu itu, kan?"

"Ya, Bu. Saya janji, akan tangkap dia. Mantan presiden yang menyebalkan itu akan saya tangkap segera"

"Bagus sekali. Ngomong-ngomong, saya punya satu tugas lagi untukmu dan grupmu"

"Tugas? Apa itu,bu?"

"Hurd Dhahabi. ASEAN Security Council telah menyatakan mereka sebagai target utama"

"Ta-tapi, yang Rianto saja belum selesai"

"Saya tak perduli. Lakukan dua tugas itu, atau kamu akan tahu konsekuensinya"

"Ba-baik, bu. Siap laksanakan"

"Good" telepon pun mati

Tania memijat dahinya lalu memukul tembok "Sialan!"  

Girls In War : War on TerorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang