{44}

89.2K 7.6K 1.1K
                                    

Waktu adzan dhuhur tiba saat mereka di perjalanan pulang, Faqih dan Syifa memutuskan untuk sholat terlebih dulu di Masjid yang ada di sekitar jalan, marbot di Masjid itu ternyata mengenal Gus Faqih, dia menyuruh Gus Faqih saja yang imam karena biasanya dirinya  yang me-imami, sekarang  Gus Faqih lah yang imam.

Jamaah laki-laki hanya 10 orang dan jamaah wanita hanya 2 orang, Syifa dan ibu yang mungkin juga sedang dalam perjalanan dan berhenti untuk sholat.

Selesai sholat, doa dan berdzikir, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Pesantren hanya butuh waktu 10 menit mereka sudah sampai di Pesantren, keduanya masuk ke dalam mobil, Gus Faqih langsung memasang sabuk pengamannya.

Ia melihat ke arah istrinya yang masih belum memakai sabuk pengaman, mungkin Syifa lupa untung saja Faqih menyadarinya jika tidak akan bahaya kalau sampe Syifa tidak memakai sabuk pengaman, tangan beralih untuk meraih sabuk pengaman Syifa ia membungkuk di hadapan istrinya, tapi Syifa malah justru terkejut karena jarak mereka sekarang sangat dekat.

Padahal sudah sah jadi suami istri, dan sudah pernah melakukan hal-hal lebih selain berdekatan seperti ini, tapi kenapa Syifa masih tremor dan jantungnya seakan berdegup kencang sekali.

"Nga-pain Mas?" tanya Syifa gugup.

"Pasang sabuk pengamannya sayang," jawab Gus Faqih.

Tangannya sudah meraih sabuk pengaman dan saat akan memasangkan nya, pandangan mereka bertemu, Faqih menatap lekat wajah Syifa yang menurutnya semakin hari semakin cantik

Cup

Faqih mengecup sekilas bibir Syifa lalu langsung memasangkan sabuk pengamannya, Syifa terkejut sampai melebarkan matanya akibat perbuatan Gus Faqih yang tiba-tiba itu.

"Ihh dasar modus," ucap Syifa.

"Kan saya udah bilang modus sama istri sendiri ga papa."

Saat akan membalas ucapan suaminya kepala Syifa tiba-tiba berdenyut begitu nyeri, rasanya pandangan ngeblur tidak jelas, kepalanya terasa sangat nyeri.

"Mas sakit," lirih Syifa.

"Astaghfirullah Syif, apa yang sakit?"

Syifa memegang kepalanya yang sangat sakit, "Pusing banget Gus, Syifa ga kuat," lirihnya lagi.

"Astaghfirullah sayang, hidung kamu keluar darah," ucap Gus Faqih ia sangat terkejut ketika melihat tiba-tiba keluar darah dari hidung istrinya, ia mengambil tisu lalu mengelap darah yang keluar itu.

Bukan kali ini saja Syifa mimisan semenjak ia diagnosa penyakit leukimia ia sering sekali mimisan namun waktu itu ia selalu merahasiakannya pada semua orang.

"Kita ke Rumah sakit sekarang," ujar Gus Faqih.

"Ga usah Mas, Syifa pengen di Rumah aja aku ga suka bau rumah sakit, ga betah disana," sahut Syifa yang masih meringis kesakitan, tangannya masih menahan tisu di hidungnya agar tidak mimisan lagi.

"Tapi sayang, kamu harus diperiksa oleh Dokter saya ga tega liat kamu kesakitan gini," ucap Gus Faqih.

"Ambilin obat di tas Syifa, setelah minum obat pasti sakitnya mereda," titah Syifa dan Gus Faqih menurut lalu mengambil obat yang berada di tas istrinya, ia juga membukakan air minum untuk Syifa.

Syifa menerima obat dari tangan Faqih lalu memasukkannya ke dalam mulut dan meminum air yang diberikan oleh Faqih, dan benar setelah meminum obatnya rasa nyeri di kepalanya sedikit mereda dan tidak mimisan lagi, itu sudah kebiasaan Syifa saat mimisan dan sakit kepala setelah minum obat pasti akan sembuh kembali tapi kata Dokter Alisha itu hanya sembuh sementara.

GUS DUDA IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang