Manis - 06.

765 127 1
                                    

🍭.

.

.

jonah termenung sambil menatap ke arah jendela cafe yang memperlihatkan jalanan yang diguyur hujan cukup deras. membuat suasana jadi terasa sedikit suram dan juga dingin. apalagi ditambah suasana cafe yang juga tidak begitu ramai karna emang hujan mengguyur kota sedari pagi. bikin beberapa orang mungkin malas untuk melangkah keluar.

namun, lamunannya kemudian teralihkan ketika mendengar suara lonceng pintu berbunyi. dan saat ia menengok, matanya melebar kala nemuin major yang datang dengan keadaan sangat basah kuyub.

"major?"beo jonah kaget.

major hanya mendongak kecil. menatap jonah dengan wajah dinginnya, yang membuat jonah merinding sekaligus terpesona. yup, sudah berkali-kali dikatakan bahwa jonah emang tidak bisa berbohong perihal pesona seorang major.

dengan segera jonah mendekat ke arah major yang masih berdiri di keset pintu masuk. enggan bergerak agar tidak membuat lantai basah kuyup oleh dirinya. 

"what happen?"tanya jonah pas uda bareng sama major.

major menggeleng. "can you hand me a towel?"tanya major dengan datar.

"o-oh, right. ayo ke loker belakang aja."ajak jonah pada major. kemudian, ia mengkode salah satu temannya untuk membantu mengepel lantai yang basah & menjaga kasir. yang langsung dituruti oleh temannya meskipun dengan rasa penasaran yang mendera.

..

jonah duduk di bangku dekat kamar mandi, menanti major yang sedang ada di kamar mandi. sambil dirinya memegang sepasang pakaian miliknya yang emang selalu jonah siapkan kalau-kalau ia butuh di loker cafe.

ceklek.

pintu kamar mandi terbuka, dan mata jonah langsung melotot lebar ketika melihat major keluar dengan bermodalkan handuk melilit pinggang hingga betis.

"jonah."

jonah masih terdiam dengan mata yang melotot pada major.

"jonah!"sentak major sekali lagi menyadarkan lamunan jonah.

"o-oh ya.. so-sorry. ini bajumu."ujar jonah dengan tergagap memberikan bajunya pada major.

major ngangguk. "is it okay kalo saya pake disini? takut kena basah kalau di kamar mandi, terlalu sempit."ujar major.

"o-oh ya silahkan."ujar jonah berusaha menahan dirinya untuk tidak menjerit.

yaa maklumin saja, melihat tubuh bagian atas milik major yang begitu sexy aja rasanya jonah uda mau megang. ini gimana kalo disuruh liat full 1 badan. haduh.

akhirnya, jonah memilih untuk membuang pandangannya ke arah lain. meskipun sesekali ia mengintip kecil ke arah major. dan, untuk kali ini, jonah kembali terkejut bukan karna kesexy-an tubuh major. melainkan ia melihat begitu banyak bekas luka di punggung atletis major, seperti luka cambuk dan luka sesetan benda tajam.

"kenapa?"begitu batin jonah seperti agak terenyuh melihat bekas-bekas luka itu.

menyadari dirinya di perhatikan, membuat major segera mengenakan pakaiannya untuk menutupi tubuhnya tersebut.

"ini handuknya mau ditaruh kemana, jonah?"tanya major.

"oh, ini kasih aku aja. tar biar aku taro ke keranjang laundry. 

"okay. mmaf merepotkan."ujar major.

"ngga kok. ohiya! ayo ke depan. aku traktir coklat hangat. muka kamu masih pucet, pasti kamu kedinginan banget."ujar jonah.

"gaus--"

"ih, buat gantian. soalnya kemarin kamu uda bayarin aku makan mahal."ujar jonah. "e-err, maaf ya aku gabisa gantiin traktiranmu kemarin sama yang setara."

"no need."ujar major menggeleng.

jonah cemberut. membuat major akhirnya menghela kecil.

"ok. just a cup of hot chocolate."

"okay!"ujar jonah dengan senyum lebarnya. "kamu tunggu diruang istirahat sini aja. biar ntar aku bawain kesini minumannya. kebetulan shift aku uda mau selesai."

"oke."ujar major tidak membantah. sejujurnya, dia juga merasa pening mendera kepalanya dan rasanya major sangat butuh rebahan saat ini.

20 menit berlalu, dan benar saja, major akhirnya tertidur sambil rebahan di kursi yang ada di ruang istirahat para karyawan. wajahnya pucat pasi menandakan dirinya sedang tidak enak badan. membuat jonah yang baru masuk ruangan pun langsung terdiam tidak berani membuat suara bising yang takutnya mengganggu tidur major.

dengan perlahan, jonah melangkah mendekat. kemudian menaruh gelas berisi coklat hangat tersebut ke meja dekat kursi. setelahnya ia berjongkok dihadapan major. memerhatikan wajah si tampan Leo yang tidak bosannya dikagumi oleh si Taurus. 

"kamu kenapa.."bisik jonah pelan sambil memberanikan dirinya untuk merapihkan poni milik major yang menutupi mata major.

dan saat itu, baru jonah ketahui bahwa major demam. tubuhnya agak hangat bikin jonah jadi kaget dan panik. namun, baru aja dirinya mau beranjak buat ngambilin major kompres, tangannya ditahan oleh genggaman lemas major.

"dont go."ujar major serak dengan marta yang perlahan terbuka.

jonah tentu sedikit malu dan juga deg-degan karna posisi wajahnya dan major itu cukup dekat. salahkan saja jonah yang sampai lupa diri karna kepalang ingin berdekatan sama major.

"major.. kamu demam."ujar jonah.

"i know. its okay. cuma butuh rebah dikit ntar juga reda. now, can you please put your hand on my face? tangan kamu dingin.. nyaman."ujar major.

"okay."ujar jonah tanpa babibu. ia segera menyentuh pipi hangat major. dengan perasaan degdegan yg membuncah.

"thankyou."ujar major kemudian kembali terpejam.

jonah sendiri hanya bisa mengangguk kecil dan membiarkan major tertidur. sampai dirasa bahwa dirinya juga cape berjongkok, akhirnya jonah mendudukan dirinya dengan posisi masih memegang pipi major dengan sebelah tangannya. kemudian, jonah ikut bersender ke pinggir kursi. menghadap ke arah major, untuk ikut tertidur dengan wajah saling berhadapan sama major.

membuat nafas keduanya secara tidak langsung bertubrukan satu sama lain. yang justru entah kenapa malah membuat keduanya jadi nyaman dalam tidur mereka masing².

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc.
voment and bwre of typo(s), thanks!

.

.

.

.

.

enjoy! mjtxlv.

- 𝑴𝒂𝒏𝒊𝒔 - | ᴍᴀʀᴋɴᴏ.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang