Manis - 08.

742 112 1
                                    

🍭.

.

.

rupanya, selain membantu jonah beberes flat, major malah ikut berakhir nginap disana. alasannya? karna tiba² saja hujan turun dengan lebat seperti akan badai dan juga keadaan malam yang tidak memungkinkan bagi major untuk berkendara pulang. terlalu bahaya, itu sih kata jonah.

"emh, aku hanya punya 1 ranjang.. bisa digunakan olehmu. biar aku gelar tikar aja di lantai. gpp, kan?"ujar jonah sambil menggaruk tenguknya yang engga gatal.

untuk saat ini, jonah benar² merutuki dirinya. lantaran dia selalu membuat keputusan tanpa memikirkan akhirannya. dimulai dari mengajak major ke flatnya yang berakhir major harus merapihkan flatnya & nginap ditempatnya sekarang. bukan, bukan jonah pelit dan tidak mau major mampir ke tempat tinggalnya. justru, jonah merasa senang karna secara tidak langsung ia jadi punya waktu berduaan dengan major sedikit lebih banyak.

tapi, mengingat keadaan keduanya yang jomplang, jadi bikin jonah merasa begitu tidak enak pada pemuda konglomerat didepannya itu.

"saya di tikar. biar kamu di ranjang."ujar major.

"e-eh, jangan.. masa tamu tidur di lantai. nanti badan kamu sakit, major. aku aja yang dilantai, kamu diranjang."ujar jonah.

major menggeleng kecil. "saya uda pernah terbiasa tidur di lantai. sudah, naiklah ke ranjang."ujar major yang senantiasa berdiri dengan bersidekap dada.

jonah sendiri malah jadi bimbang. dia masih duduk di atas tikar. namun, detik selanjutnya, jonah malah hampir memekik terkejut ketika tubuhnya di angkat oleh major, seperti sedang menangkat kapas, begitu mudah, ke atas ranjang.

tanpa bicara apapun, major pun merebahkan diri diatas tikar tipis yang jelas saja terasa sangat keras karna langsung beradu dengan lantai. ditambah, dengan sebuah bantal tipis dan selimut yang bahkan ga bisa nutupin seluruh badan major dengan baik.

"m-major.. nanti kamu sakit."ujar jonah.

major melirik kecil. begitu datar, sukses bikin jonah menciut sendiri.

"i'm gonna be okay, jonah. sleep."ujar major.

jonah lalu dengan ragu² gitu akhirnya menyerah dan milih buat rebahan. jujur, dirinya juga sebenarnya lelah sehabis kuliah dan kerja tadi.

seusai jonah rebah, kamar pun sunyi. hanya suara angin dr kipas yang terpasang di atas plafon kamar. membuat seruangan terasa sejuk sebab angin yang dikeluarkan cukup kencang.

saking gugupnya, jonah tidur dengan telentang. sampai² ia merasa bahwa ia pegal & tidak bisa tidur. akhirnya ia memilih buat diam² menghadap ke arah pria tampan yang sedang tidur di lantai tersebut.

ganteng banget, mamaaaa. batin jonah begitu mendapati wajah tenang & tampan major yang sedang terpejam.

5 menit, 10 menit, hingga 15 menit terlewati. begitu terlena jonah, sampai ia tidak sadar bahwa major sudah balik menatapnya.

"what are you looking for, kid?"tanya major dengan suara beratnya.

hal itu sukses membuat tubuh jonah tersentak. seluruh wajahnya berubah menjadi merah karna kepergok.

"e-eh, sorry.."cicitnya.

major tidak memberi tanggapan yang berarti. ia malah beralih.

"kenapa ga tidur?"tanya major.

"ga bisa tidur, hehe."cengir jonah akhirnya.

"because of me?"tanya major.

"e-eh, engga kokk. emang lagi seger aja. kayanya sih gara² minum kopi tadi sore."ujar jonah. bohong, sedikitnya karna ya jonah gugup ada major.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

- 𝑴𝒂𝒏𝒊𝒔 - | ᴍᴀʀᴋɴᴏ.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang