29. Menunggu jawaban

203 4 0
                                    

~Votenya jangan lupa~__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Votenya jangan lupa~
__________

"Bagaimana mana jika dia adalah kembarannya?"

Ayya lantas mengernyit, ia sedikit bingung dengan pertanyaan dari adiknya ini

"Tentu saja tidak mungkin, sejak kapan Adrey mempunyai kembaran, dia tidak pernah bilang  padaku"

Anna, Bima dan Raya bertukar pandang mereka sama-sama terkejut dengan apa yang Ayyara ucapkan

Jadi selama ini Ayya tidak mengetahui jika kekasihnya mempunyai kembaran?

"Jangan bilang kalau dia tidak pernah bilang jika dia mempunyai kembaran" Ujar Raya

Ayyara hendak menjawabnya tapi tiba-tiba saja seseorang datang dan membuat mereka yang berada disana langsung melirik pada pintu rumah mereka

"Sepertinya ada yang sedang membicarakan ku" Ucap seseorang yang kini tengah berdiri di depan pintu, dia adalah laki-laki yang sedang menjadi objek pembicaraan mereka

"Rey" Girang Ayya kala ia melihat Adrey. Ralat, Adrik maksudnya. Ayya langsung berlari dan melingkarkan tangannya pada pinggang Adrik dan memeluknya erat "Akhirnya kau datang juga, aku menunggu mu dari tadi"

"Maaf telah membuat mu menunggu, sayang" kedua sudut bibirnya terangkat membentuk kurva

"Siapa yang menyuruh mu datang kemari?" tegas Bima, ia sedikit emosi karena kedatangan pria itu

Semua yang tadinya berada di meja makan terpaksa harus menunda sarapan mereka, Bima berjalan mendekat pada Ayya dan laki-laki disusul Raya dan Anna yang mengekor di belakangnya

"Seperti yang aku katakan tadi, aku akan ke butik hari ini bersamanya juga. Tadinya aku juga ingin Anna ikut, tapi sepertinya Anna tidak bisa"

"Papa belum mengijinkan mu Ayya, bahkan soal pernikahan itu papa tidak akan pernah membiarkannya terjadi"

"DAN AKU TIDAK PERDULI, AKU TETAP AKAN MENIKAH DENGANNYA!"

Bima, Raya dan Anna terkejut dengan penolakan Ayya. Baru kali ini, dan ini adalah pertama kalinya ia meninggikan suaranya pada semua orang, terlebih pada keluarganya

"Kita pergi sekarang saja" Ucap Ayya langsung menarik Adrik keluar dari rumah rumah itu, meninggalkan mereka yang terus menatapnya dengan kekecewaan

*****

Di dalam mobil yang ditumpangi Ayya dan Adrik, saat ini mobil itu sudah melaju beberapa kilometer dari rumah Keluarga Arkatama. Ayya menunjukkan wajah kekesalannya sedari tadi

NYCTOPHILIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang