16. Saved

347 11 0
                                    

~Votenya jangan lupa~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Votenya jangan lupa~

___________


"Mari kita selesai kan ini agar lebih cepat" Tangannya kembali mengeluarkan senjata api dari saku jaketnya, dan di todongkan tepat pada kepala Anna. Entah obat apa itu, hingga membuat Anna sangat lemas tidak berdaya. Sekarang ini dia hanya bisa pasrah dengan nasibnya yang akan menimpanya

Perlahan Zio mulai menarik pelatuknya dan...

DOR

Anna tidak merasakan sesuatu yang masuk kedalam kepalanya, matanya masih memejam dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Namun perlahan ia membuka matanya mendongak menatap Zio. Matanya membulat sempurna ketika Melihat kepala orang yang dia lihat sudah berlumuran darah, Dengan nafas yang tersengal-sengal pandangannya mulai ia alihkan ke arah pintu gudang itu. Adrik, itu lah yang dia lihat sekarang dengan pistol yang ia arahkan tepat ke arah Zio

Buggh, Zio Terjatuh dengan senjata api yang ia pegang. Lantas arah mata Anna kembali padanya yang sudah tergeletak di lantai

Adrik berjalan mendekati Anna, dan perlahan menurunkan kembali senjata yang ia gunakan untuk menembakkan Zio, si laki-laki brengsek itu. Setelah sampai, ia berlutut mensejajarkan tinggi Anna yang duduk di kursi, ia langsung memeluk Anna erat dan mengusap rambutnya

Perlahan ia melonggarkan pelukannya kembali menatap Anna "Dia sudah berani melukai mu" ucapnya Ketika melihat luka sayatan di salah satu pipinya

"Ini hanya luka kecil, aku tidak pa-pa" ia kembali menatap Zio "Tapi dia, kau membunuhnya, Adrik"

"Aku tidak mau dia melukai mu lagi, jadi lebih baik, aku membunuhnya" Tangannya mengelus lembut pipi Anna yang tidak terluka "Kita lupakan dia, lalu obati lukamu"

Adrik membuka ikatan di kaki Anna dan tangannya, setelah lepas ia menggendongnya ala bridal style lalu membawa Anna keluar dari sana meninggalkan Zio yang sudah tidak bernyawa itu

Kini Adrik sudah berada dekat dengan mobilnya, dengan perlahan ia memasukkan Anna di jok depan dan memasangkan sabuk pengaman dengan telatennya "Terimakasih sudah menolong ku, lagi" Ucapnya pada Adrik dengan jarak yang sangat dekat

ketika sabuk pengaman terpasang dia menatap Anna lekat "Sudah tugas ku, ini tentang keselamatan mu. Tidak mungkin aku diam saja bukan?"

Ia kembali mengelus lembut pipi Anna, setelahnya ia menutup pintu mobilnya lalu berputar ke depan mobil untuk masuk ke kursi pengemudi. Memasang sabuk pengaman untuk dirinya, lalu menyalakan mesin mobil meninggalkan tempat itu

Selama di perjalanan Anna hanya menatap Adrik dari samping, entah kenapa ada rasa bersalah ketika ia memberikan perhatian yang lebih kepadanya dan entah kenapa saat Adrik berada di dekatnya jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Apa dia sudah mulai mencintainya?

NYCTOPHILIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang