🍭 14 🍭

141 20 3
                                    

15+
⚠ Cerita ini hanyalah fiksi semata. Nama, karakter, dan jalan cerita, tak lain hanyalah fiktif dan sebatas alur cerita yang tidak didasarkan dari cerita hidup seseorang. Alur cerita hidup buatan berdasarkan imajinasi dan ide penulis. ⚠

Rumah Sakit Madu,
Rabu, tengah malam.

Lisa menangis di tengah heningnya ruang tunggu rumah sakit. Gadis itu panik setengah mati karena ia telah menabrak orang asing hingga orang tersebut terluka di bagian pinggangnya.

"Kak Lisa?" panggil seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan pasien yang ditabrak oleh Lisa.

"Iya, kak. Hiks, kakak yang saya tabrak itu gimana sekarang?" tanya Lisa sambil mengusap air matanya sendiri.

"Jangan khawatir kak, setelah di cek, luka di bagian pinggang itu sudah menjadi cedera pasien sejak kecil. Untuk luka bagian dalam juga tidak ada, hanya ada sedikit goresan di bagian kaki. Besok pagi pasien sudah boleh pulang." jelas suster kepada Lisa.

Lisa mengintip jendela yang ada di pintu kamar pasien itu dan bertanya, "Dia sudah bangun ya kak? Tadi dia pingsan selama saya antar ke sini...apa itu gak ngaruh sama sekali ke kesehatannya?"

"Pasien memang kekurangan cairan di tubuhnya dan dia mengaku kurang tidur dalam beberapa hari ini, selain itu, syok akibat hampir ditabrak motor juga bisa membuat tekanan darah pasien menurun drastis. Hal itulah yang menyebabkan pasien dapat pingsan. Seperti yang saya ucapkan, kak Lisa tidak perlu terlalu khawatir." suster mengakhiri kalimatnya dengan senyuman dan pamit undur dari Lisa.

Lisa termenung dan memikirkan kembali kalimat-kalimat suster, "Hampir ditabrak ya..." gumam Lisa.

Sesungguhnya, Lisa memang tidak menabrak gadis itu. Sebelum motor Lisa sempat menyentuh ujung pakaian gadis itu, Lisa sudah terlebih dahulu menyampingkan arah motornya hingga ia akhirnya terjatuh dari motor. Motor Lisa pun tidak dalam kondisi baik, motor itu sekarang berada di bengkel karena mengalami kerusakan parah akibat menabrak pohon jalanan.

Jika ingin disimpulkan, Lisa lah yang paling terluka disini. Gadis itu bahkan hanya membasuh darah dari luka di wajah dan kakinya dengan air mengalir.

Akan tetapi, Lisa menganggap dirinya adalah pelaku dan gadis yang belum ia ketahui namanya itu adalah korban. Lisa tidak dapat berhenti menyalahkan dirinya sendiri.

Ring ring~~~
Ring ring~~~
Nada dering telepon Lisa terdengar.

"Halo, Ki?" Lisa mengangkat teleponnya yang berasal dari Admin Kiki.

"Lo baik-baik aja?" tanya Admin Kiki khawatir.

"Not really, btw lu admin terakhir yang nelpon gua malam ini, haha..."

"Oalah, semuanya udah pada nelpon lo ya? Sori ya ges ya."

"Hahaha, gapapa santai aja. Lu nelpon gua cuma mau nanya kabar kah? Atau mau minta maaf sama kejadian tadi sore?"

"Sejujurnya gue memang mau minta maaf soal itu. Maaf karena gue diem doang...harusnya gue belain lu."

"Jangan minta maaf, Ki. Tadi itu murni debat gua ama Shaking. Lu ga perlu merasa terlibat dan semacamnya. Gua yang harusnya minta maaf karena udah nunjukin sisi menyedihkan gua ke kalian semua..."

"Yaudah deh. Gue harap lu jangan nyalahin diri lu banget ya. Kita para admin bukan sekedar admin, tapi gue mau lu anggep kita keluarga, karena gue juga anggep lo kaya adik gue, Lis. Gue harap lo ga segan-segan buat cerita masalah-masalah lo ke kami..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ship Sign (KUNLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang