Rental Boyfriend 02 | ReoSagi

2.6K 325 24
                                    

Ciao!

Thanks untuk 100 lebih followersnya minna-san! Btw bentar lagi bulan puasa ya...

Happy reading~

***

"Isagi lo tinggal di komplek ini?" Reo bertanya karena jalanan komplek yang ia lewati bersama Isagi nampak tak asing baginya.

Isagi yang berjalan di sebelahnya mengangguk dengan mulut penuh crepes. Pemandangan itu membuat Reo gemas sendiri apalagi ketika pipi itu mengembung bak hamster. Lucunya...

Setelah berjalan cukup lama akhirnya mereka berdua berhenti di depan rumah sederhana bercat putih gading. Reo sedikit terkejut, bukan karena rumah Isagi, tetapi rumah di sebelahnya. Itu rumah sahabatnya---Nagi Seishiro. "Isagi, lo kenal sama pemilik rumah ini?" Tunjuknya ke rumah bercat putih-abu.

Isagi mengangguk, "Ini rumahnya Nagi-san. Lo kenal?" Pemuda itu bertanya dengan nada heran. Crepes cokelatnya sudah habis sedari tadi.

Si rambut ungu menggaruk tengkuknya, saat ini dia bingung mau menjawab apa. "Eh, iy---"

"Isagi?" Seseorang menghampiri mereka berdua membuat Reo menghela napasnya, tuh kan dateng....

Isagi tersenyum lebar mengetahui bahwa yang datang adalah tetangganya. "Eh, Nagi! Tumben ada di rumah," katanya sambil bertos-ria dengan pemuda berambut putih.

Nagi Seishiro, memberikan usapan lembut pada rambut Isagi. "Mau ambil dokumen, hmm Reo?" Nagi menatap Reo yang lagi-lagi menghela napasnya.

Si paling pendek nampak kebingungan. Buru-buru Reo menjelaskan keadaannya. "Hoo, nggak disangka kalian ini sahabatan toh."

"Isagi, lo ambil perlengkapan duluan. Lo udah ngasih tau orangtua lo kan?"

Isagi mengangguk. "Yaudah gue masuk duluan," ucapnya lalu masuk ke dalam rumah yang tampak sepi karena penghuninya sedang keluar.

Tersisa Reo dan Nagi. Keduanya diam, lalu Nagi memecah keheningan. "Pacar pura-pura lo Isagi? Hahhh... awas aja kalo lo bikin dia nangis, gue ngg---"

Reo memotong perkataan Nagi dan memamerkan senyumannya. "Hee, lo suka Isagi ya, tenang aja dia bukan tipe gue." Pemuda itu mengibaskan tangan kirinya.

Nagi menatapnya datar, "Gue pegang omongan lo," ujarnya kemudian berjalan meninggalkan Reo dan masuk ke dalam rumahnya.

Tanpa disadari Isagi mendengarkan dari balik pintu, dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Isagi sudah menata barang bawaannya di kamar Reo. Ya, selain dirinya harus tinggal di mansion Mikage, Isagi juga menempati kamar Reo. Entah ini keberuntungan atau bukan, Isagi tak tahu.

Reo berdiri di depan pintu yang terbuka. Memberikan sebuah senyum manis lalu menghampiri pacar sewaannya.

"Anu... lo nggak keberatan tidur sekamar kan? T-tenang! Gue pake kasur yang bawah kok!"

Iris biru tua itu membulat. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya, "Nggak kok! Biar gue aja yang tidur di bawah," ucapnya setelah menyimpan tas ranselnya di meja rias.

"Oh oke, gue ke bawah dulu. Lo bisa langsung mandi kok." Reo menutup pintu kamar lalu pergi turun untuk menemui koki pribadinya.

Isagi mengangguk sebagai jawaban. Kebetulan tubuhnya sudah gerah. Ia mengambil handuk miliknya lalu masuk ke kamar mandi. Seperti yang ia duga, kamar mandinya seluas jidat Albert James Moriarty---maaf salah---sangat luas, lebih besar dari kamar mandi di rumahnya.

Isagi membuka satu persatu kain yang ia kenakan. Ia mengambil shower dan membiarkan aliran air menimpa tubuhnya. Sensasi hangat menjalari kulitnya. Segarnya.

Beberapa menit kemudian Isagi keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit bagian bawahnya. Pemuda itu tak menyadari entitas lain yang menunggunya sedari tadi.

"Reo toh?" Bukan 'Reo toh' dasar BakaSagi!

Bagaimana mungkin Reo melewatkan pemandangan indah---nggak---dia seratus persen straight! Gay itu cuman peralihan agar tak dijodohkan oleh orangtuanya!

Tapi... postur tubuh yang tak terlalu kekar juga pinggang ramping dengan sedikit otot perut itu membuat Reo sedikit oleng. Apalagi wajah manis beserta tatapan polosnya membuat Reo ingin menciumnya dan---

Plak

Reo menampar pipinya sendiri. Isagi yang terkejut buru-buru menghampiri Reo lalu duduk di kasur. Tindakan itu justru membuat jantung Tuan Muda Kaya Raya dangdutan. Membuat suara dentuman yang hanya bisa didengar jelas oleh dirinya.

"Kenapa ditampar?" Isagi mendekatkan wajahnya dan berkedip lucu.

Si rambut ungu menggeleng ribut. Ia berdiri dan membuka pintu kamarnya. "G-gue nggak papa! Cepet pake baju!" Reo berkata sambil memunggungi Isagi.

Satu yang pasti. Wajahnya memerah bak kepiting rebus. Setelah menutup pintu terdengar langkah kaki yang terburu-buru turun ke lantai bawah.

Sementara Isagi menggaruk pipinya yang tidak gatal. Yang jelas dia tampak kebingungan.

[.]

Mungkin aku bakal tarik semua bab kalo mau bulan puasa... aku nggak mau nambah kesesatan buat diriku dan kalian tentunya wkwkwk.

Baibuuu

Blueberry | Blue Lock • Isagi HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang