Rental Boyfriend last part | ReoSagi

2.6K 290 30
                                    

Ini bagian terakhir ya!

Dan pendek banget.

•••

Hari ini adalah hari terakhir Isagi tinggal di mansion Mikage. Pemuda itu sedikit sedih karena dia harus berpisah dengan para pelayan yang sudah akrab dengannya. Tentunya Isagi juga sedikit menyayangkan kontrak pacar sewaannya akan berakhir besok. Hari ini orangtua Reo pulang dari pekerjaan mereka. Orang-orang di mansion akan menyiapkan pesta kecil untuk menyambut keduanya.

"Isagi? Lo sakit?" Reo menyentuh dahi Isagi yang sedari tadi melamun di sebelahnya.

Saat ini keduanya tengah duduk di tepi kolam sambil mengayunkan kaki di air kolam. Airnya lebih dingin dari dugaan Isagi, mungkin efek sudah sore.

"Nggak kok, cuman lagi mikir aja... besok gue nggak bakal ketemu lo lagi kayaknya?" Isagi menatap wajah Reo sehingga iris keduanya saling bertubrukan.

"Kenapa mesti gitu? Kita kan bisa ketemu di kampus," kata Reo sambil terkekeh kecil.

Isagi memalingkan wajahnya ke arah kolam. Entah kenapa dadanya terasa nyeri sekarang. Selama tinggal di sini, perasaan aneh selalu datang saat bersama Reo. Di dalam dirinya, banyak hal yang terjadi, dan dia melakukan yang terbaik untuk mengabaikan semuanya—mungkin pipinya terbakar atau denyut nadi yang abnormal. Terkadang perutnya seperti dihinggapi banyak kupu-kupu beterbangan. Isagi suka setiap Reo memanggil nama kecilnya, walau hanya ketika menghubungi orangtuanya. Isagi juga suka saat Reo menghabiskan waktu dengannya.

Mungkin ini yang namanya jatuh cinta?

Kenapa rasanya menyenangkan juga sakit.

Apa boleh Isagi menyukai pemuda sempurna seperti Reo?

Apapun itu. Isagi bingung sekarang!

"... Sagi!

Isagi!

Tuh kan bengong lagi, kenapa sih?" tanya Reo khawatir.

Isagi menggeleng, ia masih menatap kakinya yang berayun di kolam.

Reo menghela napasnya pelan. Saat ia mencoba memegang tangan kanan Isagi, pemuda itu menepisnya.

"A-ah maaf Reo," kata Isagi dengan suara bergetar.

Reo terbelalak. Isagi menangis? "Isagi lo kenapa? Mana yang sakit?" Reo menangkup wajah Isagi dan menghapus lelehan air matanya.

"K-kenapa... gue... nangis?"

"Isagi lo... sakit? Sebelah mana?"

Isagi menyentuh dadanya, "Disini sakit... waktu... gue m-mikirin kita bakal pisah sekarang...."

"Isagi," kata Reo, sebelum dia mencondongkan tubuh dan menutup jarak di antara mereka dengan membenturkan bibirnya ke bibir Isagi dengan lembut, sementara tangannya menarik wajah Isagi agar memperdalam ciuman mereka.

Reo melepaskan ciumannya membuat napas keduanya terengah-engah. "Gue suka lo! Jadi...  jangan bilang kalo kita nggak bisa ketemu lagi. Gue nggak suka! Kita pacaran beneran yuk?" Ia menatap Isagi dengan penuh harap.

"Reo... suka gue, kapan?"

"Dari awal," ujarnya.

"Hm, gue juga suka lo!" Isagi berkata dengan semangat.

Reo tertawa kecil lalu mengusap rambut blueberry itu dengan gemas. "Sekarang kita pacaran?"

Isagi mengangguk dan tersenyum manis. Keduanya berpelukan ditemani matahari yang mulai tenggelam di cakrawala.

Tanpa menyadari seseorang tersenyum menatap keduanya, "Bagus deh kalian jadian beneran."

[.]

Aaaaaaaaakk gajelas banget! Tapi aku lagi... apa ya? Emm pokoknya berada di fase mau nulis tapi males nulis, gimana tuh?

Yaudahlah yang penting nulis! Hehe.

Baibuuu

Blueberry | Blue Lock • Isagi HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang