Hitam mengenal baik kelam, meski aku merasa mereka sama.
Meski sudah kubiarkan lampu di atas rupamu terus menyala.Al melayangkan tatapan ke luar jendela mobilnya, ke sebuah bangunan apartemen sederhana. Beruntung ia mendapatkan parkir, karena sulit sekali mencari lahan parkir di kota ini.
Langit mendung. Pepohonan berdaun kuning, merah, oranye, dan cokelat menghiasi sepanjang tepi jalan. Sebagian besar daun berjatuhan ke trotoar yang basah oleh sisa hujan.
Beberapa orang melintas mengenakan mantel cukup tebal, menghalau angin dan udara dingin. Beberapa yang lain membawa payung. Di dalam mobil pun masih terasa dingin, sehingga Al mengecilkan pendingin.
Don't you just love New York in the fall?
Seperti yang dikatakan Meg Ryan dalam film You've Got Mail, musim gugur di New York memang memiliki kesan romantis buat banyak orang.
Tapi tidak kali ini buat Al. Semua benar-benar muram.
Al berusaha mengenyahkan keruwetan di kepalanya dan berpikir-karena ia masih belum tahu bagaimana menjelaskan rencana Maura kepada Ella. Tidak mudah bagi Al memutuskan meneruskan rencana Maura. Al telah berjanji kepada Maura untuk mewujudkan impian mereka.
Sekarang, Al akan menepati janjinya, meskipun ia harus melakukan hal yang tidak diinginkannya.
Sebenarnya, Al bisa saja menemui Ella beberapa hari lalu. Akan tetapi, ia butuh waktu untuk berpikir. Sampai akhirnya Al sadar, semakin lama ia berpikir, semakin lama pula masalah ini bisa selesai.
Dan apa pun itu, Al harus bicara dengan Ella. Al menarik napas dalam-dalam sambil mematikan mesin mobil, lalu keluar dari mobil.
Angin dingin menyambutnya. Bau tanah basah tercium di udara. Suara sirine yang hampir selalu terdengar di kota ini, sahut-menyahut samar di kejauhan.
Al menaikkan kerah mantelnya. Sepasang kakinya melangkah hingga di tempat terbuka di depan gedung apartemen.
Dari arah berlawanan, Al melihat Ella berjalan ke arah gedung apartemen sambil menggandeng seorang gadis kecil berambut pirang kemerahan dikucir dua. Perempuan itu tidak menyadari keberadaan Al.
Di depan gedung, Ella melambatkan langkah. Ia kelihatan merogoh-rogoh tas.
Mata Al mengarah ke perut Ella yang membuncit. Bayinya di sana. Itulah alasannya menemui Ella. Ia menelan ludah, berusaha mengangkat kaki yang mendadak terasa berat.
"Ella," panggilnya.
Perempuan itu mengangkat pandangan. Sepasang matanya membelalak, tampak terkejut melihat laki-laki di hadapannya.
"Hai." Al menyapanya sambil memandang Ella dan Zoey secara bergantian.
"Hai," balas Ella.
"Terima kasih untuk makanan-makanan yang kau buatkan. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot." Al tersenyum simpul.
"No problem," ujar Ella. "Ada apa kau ke sini?"
"Ada yang mau aku bicarakan denganmu," kata Al, langsung ke tujuan.
Zoey menggerak-gerakkan tangan Ella mulai menggeliat. "Mommy, ayo pulang," rengeknya.
"Iya, Sayang." Ella berusaha menenangkan. "O ya, Zoey, belum say hi sama Al, ya?"
"Halo, Zoey," sapa Al lembut sambil melambaikan tangan.
Zoey menatap Al, lalu menyembunyikan dirinya di balik tubuh ibunya. Anak itu memang jarang bertemu dengan Al, lebih sering bertemu Maura.

KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is Never Enough (SEGERA TERBIT)
RomanceTELAH DIADAPTASI MENJADI FILM DAN SERIES DEAR JO. FILMNYA BISA DITONTON DI NETFLIX SERIESNYA BISA DITONTON DI VIU. Baby Love Series #1 Ada hati yang kujaga agar tak jatuh. Namun, saat di dekatmu, seringnya ia tak patuh. Al Telah kehilangan orang ya...