Adimas Putra Samudra cowok tinggi putih layaknya abdi negara lainnya kini tengah berbahagia sebab kenaikan pangkatnya. Ia kini resmi menyandang status kapten termuda di angkatannya, Dimas mendapatkan gelar kaptennya 4 tahun setelah resmi masuk angkatan laut, ia sendiri tak menyangka kalau ia akan menyandang status kapten di usia 21 tahun.
"SELAMAT ATAS KENAIKAN PANGKATNYA KAPTEN!!" Teriak teman - teman seangkatan Dimas saat selesai upacara kenaikan pangkat.
"Terima kasih" balas Dimas dengan senyum tipis khasnya.
Teman - teman seangkatannya langsung berhamburan memberikan ucapan dan ada beberapa yang memberikan karangan bunga untuknya, ia hanya membalas semuanya dengan senyuman dan ucapan terima kasih, tak lama ada seorang yang seangkatannya merangkul ramah pundaknya.
"Selamat Kapten atas jabatannya, jangan lupa traktiran makan ya" ujar Yoga Syahputra teman akrab Dimas seangkatan.
"Cihh lo emang gak pernah berubah ya" desis Dimas kesal.
Yoga tersenyum senang lalu melepas rangkulannya, "ngomong - ngomong ayah sama bunda lo gak dateng ya? kok gue daritadi gak liat?" tanyanya sambil melihat sekeliling mencari ayah dan bunda Dimas.
"Gue udah bilang, tapi bagus sih kalo mereka gak datang"
Yoga langsung menatap Dimas dengan tatapan aneh saat mendengar jawabannya, namun hal itu tak digubris Dimas, ia malah menatap sekeliling seakan mencari seseorang dan itu membuat Yoga penasaran. "lo lagi nyari siapa sad?" tanyanya.
Dimas tak menggubrisnya ia masih sibuk mencari seseorang yang sendari tadi ia tunggu.
"ADIMAS PUTRA KESAYANGAN BUNDA!! BUNDA IN HERE!!"
Suara teriakan yang tak asing membuat semua orang sontak menoleh kearah sumber suara, Yoga tersenyum melihat siapa orang yang berteriak tadi, sedangkan Dimas langsung memutar bola matanya malas saat tau siapa yang berteriak tadi.
"Aduh - aduhhh..... Dimas kesayangan Bunda!! Selamat ya kenaikan pangkatnya" ucap Andina -Bunda Dimas sambil memeluk Dimas senang.
"Duhhhh... Bund ngapain bunda dateng?" tanya Dimas tak suka.
Andina langsung memukul lengan anaknya dengan kesal saat mendengar pertanyaannya "kamu kok ngomong gitu? gak suka Bunda dateng? Hah?!" tanyanya marah.
"Ck! Bunda sendiri yang bilang kalo gak bisa datang kemaren kan? Terus mana Ayah? Bunda gak kesini sendiri kan?"
Andina langsung tersenyum jahil "Ohh iya Bunda kesini gak sama Ayah. Ayah mu itu terlalu sibuk sama kerjaannya" ucapnya.
""Terus Bunda sama siapa?"
"Tebak dong sayang!!"
Dimas bertanya - tanya dibalik senyum Bundanya yang membuatnya benar - benar penasaran siapa yang mengantarkannya kesini.
"Bunda!!"
Deg!!!
Mata hitam elang Dimas langsung menatap sumber suara yang tak asing baginya, ia mendapati sosok cewek berhijab dengan pakaian casual rapi tengah berjalan cepat kerahnya sambil membawa buket bunga mawar di tangannya.
"Bunda jangan ilang - ilangan lagi dong! Aku tadi bingung carinya" ujar gadis berhijab itu pada Andina saat sudah ada di dekat Andina.
Andina langsung menatap Dimas yang masih terdiam "nah Bunda kesini sama Morel, kamu dari tadi nunggu dia kan?" tanyanya jahil.
Admorelda adalah nama dari gadis berhijab yang ditatap Dimas tadi. Ia tersenyum ramah saat Dimas masih diam menatapnya, "Dimas selamat ya sekarang kamu udah bener - bener jadi kapten" ucapnya dengan senyum khasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Admorelda
Fiksi Remaja"Apa sih yang buat lo tergila - gila sama Andmorelda, hingga lo terosbsesi banget buat dapetin dia?" "Dia kayak samudra yang masih banyak misteri, jadi gue sebagai kapten kapal harus menjelajahi misterinya hinggi temu titik terangnya. Kalo dia belum...