Bab 5

2 1 0
                                    

"royalti dari sporty turun, lumayan kali ini bisa buat jajan sebulan" pernyataan dewa dengan nada becandanya membuat semua yang ada di meja itu bersorak riang kecuali arbi yang hanya tersenyum melihat nana yang senang akan apa yang baru di dengarnya. mereka kemudian membicarakan mengenai lagu yang sedang di tulis dewa yang kemungkinan akan mereka rekam bulan depan

"aku ga sabar buat nyanyiin lagu dewa, punya feeling bakal rame nih" seru nana 

"liburan semester ini kamu ga pulang kan na?" nana nampak melunturkan senyumnya atas pertanyaan daffa dan menggantinya dengan senyuman tipis dan hal ini tak luput dari pengawasan arbi

"nope, jadi kalo mau di kerjain pas liburan juga bisa" nana tersenyum kembali namun kali ini sedikit lebih lebar

"kalian pada pulang?" daffa dan yang lain kompak menggeleng menjawab pertanyaan nana

"kita kayaknya pulang abis nyelesaian rekaman" nana mengangguk mendengar jawaban rafa

"a road to heaven for nana" sebuah minuman di letakkan di depan nana yang membuat nana mengdongakkan kepalanya 

"thank you roy" roy membalas senyuman dan usapan pelan di kepala nana

"ini sedikit berat na, jadi nikmatin aja pelan pelan" nana mengangguk atas saran yang di berikan oleh roy dan mulai mencicipi minumannya, rasa menyengat, manis dan di akhiri panas di rasakan nana saat merasakan minuman roy

"uhh, ini lebih nyengat dari biasanya" nana menampakkan ekspresi kagetnya sambil sedikit menggeleng mencoba menghilangkan rasa menyengat yang di berikan minuman itu

"don't drink to much na" arbi mengambil alih gelas yang di pegang nana dan meletakannya di meja saat melihat ekspresi nana

"tapi enak kok roy" nana memberikan jempolnya kepada roy yang membuat roy tersenyum dan mengelus puncak kepala nana

" kadar alkoholnya memang lebih tinggi dari biasanya jadi nikmati aja, pelan-pelan" roy kemudian pergi setelah memberitahu nana. mereka kemudian kembali berbincang mengenai projek baru mereka sampai nana melihat jam yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam, nana menghabiskan minuman yang di berikan roy dan menoleh ke arah arbi yang sedikit berbincang dengan dewa, nampak gurat lelah yang terlihat membuat nana mengusap pipi arbi, merasakan usapan dipipinya arbi kemudian menoleh ke pelaku yang tersenyum dengan pipi yang sudah memerah 

"pulang yuk" ajak nana yang langsung di iyakan arbi karna melihat nana yang mulai mabuk dan terus memeluk lengannya dan menenggelamkan mukanya ke ketiaknya

----

"bi~" panggil nana yang masih bergelayut di lengan arbi saat arbi mencoba membuka pintu apartemennya  dan membawa nana masuk

"iya sayang" jawab arbi dan menidurkan nana di ranjang mereka, membuat nana tertawa senang mendengar panggilan sayang arbi

"arbi ku sayang~" kali ini nana menahan pergelangan tangan arbi dan terduduk, ia kemudian menangkup pipi arbi dan tertawa 

"uhhh pacarku tampan sekali" nana kemudian mengecup bibir arbi dan tertawa setelah melepaskan kecupannya

"kamu beneran sayang aku bi?~" nana mengerucutkan bibirnya menunggu jawaban arbi

"sayang na" jawab arbi yang menatap nana dengan lekat, nana yang melihat keseriusan di mata arbi langsung tersenyum 

"uhh~ kau sangat berbahaya untuk hatiku bi~" nana menjatuhkan dirinya ke depan dada arbi

"aku takkan bisa hidup lagi kalau kamu meninggalkanku" gumam nana dengan nada serak dan mata yang mulai berkaca kaca, tubuh arbi menegang setelah mendengar gumamam nana yang masih dapat di dengar dengan jelas olehnya

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang