bab 7

4 0 0
                                    

suara aliran sungai dapat terdengar samar di dalam sebuah cabin, kicauan burung yang saling menyahut dan cahaya matahari yang dapat masuk di segala sisi cabin karna sebagian besar cabin ini adalah kaca, membuat nana mengerjap berusaha bangun dari tidurnya dan menyesuaiankan cahaya yang masuk di matanya, saat sudah mendapatkan kesadarannya nana mengusap tempat di sebelahnya. dingin. arbi berarti sudah bangun dari tadi, saat akan turun dari kasur pintu cabin terbuka perlahan memperlihatkan arbi yang basah karna keringat yang bercucuran di  celana pendek dan kaos yang di kenakannya

"pagi sayang" arbi mendatangi nana dan mengecup puncak kepala nana membuat nana memjamkan matanya menikmati perlakukan arbi

"pagi ini cerah, kalo kamu keluar ke depan cabin, bisa melihat pemandangan yang cukup memanjakan mata" nana mendongak menatap arbi yang menatapnya lembut dengan senyumnya

"aku mandi dulu ya, sarapannya ntar lagi di antar, kalo kamu laper langsung makan aja naa jangan nungguin aku" nana mengagguk, arbi mengusap kepala nana pelan dan meninggalkannya menuju kamar mandi yang berada di ruangan di balik kamar tidur mereka, nana mengambil botol kecil yang berisi air dan meneguknya sampai habis, membantunya agar lebih segar dan mebasahi daerah pencernaannya, ia kemudian berjalan keluar cabin, udara segar langsung menyapanya membuat nana sedikit kedinginan dan merapatkan tuduhnya dengan pelukan tangannya, nana kembali berjalan ke depan dan terpukau saat melihat jejeran bukit yang hijau dan aliran sungai yang nampak deras dan terlihat segar, dari luar kabin suara sungai memenuhi pendengaran nana

ia merasa tenang dengan pemandangan di depannya, membuat pikiran nana sedikit jernih, lama nana menatap pemandangan di depannya sampai ia merasakan kehangatan dari selimut kecil yang membalut tubuhnya, ia mendongat dan menemukan arbi yang tersenyum hangat

"di luar dingin kamu kok betah bediri di sini ga pake jaket" protes arbi, nana hanya terdian dan semakin mengeratkan selimut yang di bawa arbi, melihat pergerakan nana mebuat arbi memeluknya dari belakang, menambahkan kehangatan pada tubuh dan hati nana, ia sangat menikamati momen yang saat ini ia rasakan, begitu hangat dan menenangkan

---

 setelah sarapan nana dan arbi berjalan sekitar resort yang mereka tempati, menikmati pemandangan sekitar dan berhenti ke arena main anak anak, melihat ayunan yang kosong nana langsung mengajak arbi menuju ayunan tersebut dan langsung duduk, arbi yang melihat tingkah nana hanya bisa tertawa pelan dan mulai mengayunkan ayunan itu, nana tersenyum senang dan menikmati angin yang menerpa tubuhnya setiap kali di dorong oleh arbi

"ayah dulu sering nemenin aku main di taman kayak gini di sela sela waktu sibuknya, ia akan menepati janjinya untuk bermain bersamaku, meskipun ga lama karna ayah sering dapat panggilan tugas, kalo udah gitu aku bakal ngambek" arbi dapat melihat gurat sedih yang nana tampilkan saat menceritakan masa lalunya meskipun saat ini nana tertawa kecil karna mengingat masa lalu yang sempat terlintas saat bermain ayunan dengan arbi

"tapi ayah bakal janji buat temenin aku di lain waktu dan ayah selalu bisa nepatin janjinya" kali ini nana menunduk tertahan dengan perasaan yang tiba tiba datang dan membuatnya menggigit bibir bawahnya, nana kembali tersenyum saat dapat kembali mengambil alih perasaannya.

"kalo ga ada ayah, kakak yang bakal nemenin aku, kami beda 8 tahun, dia nyebelin tapi selalu ngasih apapun yang aku inginkan" nana menjeda ceritanya, mencoba untuk menghirup udara untuk masuk ke dalam paru parunya yang tiba tiba terasa butuh oksigen lebih

"di sela kesibukan mereka berdua, ayah sama kakak selalu menyempatkan diri untuk selalu hadir di hari pentingku dan menepati janjinya, aku sangat bersyukur memiliki mereka" nana tersenyum namun pandangannya menerawang mengingat masa masa saat bersama ayah dan kakaknya, ia kemudian bangkit dari ayunan dan menatap arbi, masih dengan senyum nya yang manis

LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang