16. Rumput Tetangga Lebih Hijau

161 29 12
                                    

Twinnia: "have a nice life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Twinnia: "have a nice life. I'm done trying to be in it."

***

"JUHA BELIIN GAREM, CEPETT BANGUN! ANAK GADIS!!!"

Begitulah akhirnya Juha yang terpaksa bangun dari tidurnya setelah hanya tidur dua jam saja. Yaps, ini memang kesalahannya karena menghabiskan weekend di rumah orang tuanya tetapi dia malah asyik begadangan menghabiskan stok serial netflixnya. 

Dengan asyik memakan permen jelly yang dibelinya karena ada uang kembalian beli garam, Juha dengan outfit piyama dengan wajah barefacenya terkejut melihat kehadiran seseorang di depan gerbang pintu rumah orang tuanya. 

"HAH?!" Bukannya segera menghampiri dan mempersilahkan tamunya untuk masuk ke dalam rumah, Juha justru asyik berdiri dan terdiam melihat seseorang yang sudah rapi di pagi hari ini di depan rumahnya. 

"Hai? Juha?" sapa tamu Juha sembari mendekat dan melambaikan tangan di depan wajah Juha yang kelihatannya benar-benar tidak fokus dan asyik melamun. 

"Oh... Kaget, pagi-pagi udah ketemu artis aja. Winni lagi ada syuting di sekitaran sini ya?" tanya Juha kemudian pada Twinnia yang berdiri seorang diri di depannya. Juha celingukan melihat ke arah kanan dan kiri lokasinya. Mustahil Twinnia kemari seorang diri. Kok bisa-bisanya artis nggak ada yang ngejagain? bukannya biasanya dimana-mana ada manager yang siap sedia menemani artisnya kemana-mana. Oh, apakah Juha sudah benar-benar masuk ke dalam dunia ilusi perfilm-annya. 

Winni menggeleng. "Enggak, aku mau nemuin kamu aja. Mau ketemu kamu, Javin banyak cerita tentang kamu katanya kamu seru banget buat dijadiin temen--"

"ANJING BENERAN JADI TEMEN GUANYA DI MATA JAVIN, SIALAN!" Tutur batin Juha yang pertama kali di pagi hari ini ternyata sungguh amat mulia dengan mencantumkan kata-kata yang kelewat kasar. 

"--Boleh kan aku kesini? aku dapet alamat kamu dari Javin. Javin dari om Dhimas." 

"Om banget dong manggilnya, hiks!" Kembali Juha sibuk bergelut dengan isi pikirannya sendiri.

"Juha?" Winni kembali mencoba memanggil Juha menyadarkan agar perempuan di depannya sadar.

"Oh maaf Winni, aku--" Juha kebingungan menjelaskan alasan kenapa dari tadi dia tidak connect diajak ngobrol. 

"Aku nggak boleh main ya?" serobot Winni bertanya dengan wajah yang lesu. 

"Oh bukan-bukan itu maksutnya. Maaf aku nggak nyambung diajak ngobrol, baru aja bangun tidur. Maaf ya, boleh kok kamu tiap hari main pun juga boleh."

Mata Winni berbinar. "Oh ya?!"

Juha membalasnya dengan senyum. Lantas kemudian dia segera menggeser gerbang rumahnya dan mempersilakan Winni masuk mengekori langkah kakinya. 

Di dalam rumah sederhana ini, Winni langsung saja disambut senyum hangat oleh kedua orang paruh baya yang dapat Juha tebak itu adalah kedua orang tua Juha. Pantas saja, Juha tumbuh dengan pribadi yang hangat. Kedua orang tuanya dan seluruh interior rumah Juha pun sudah menjelaskan bahwa hidup Juha hanya diliputi kehangatan keluarganya. Beda drastis dengan apa yang ada di rumah Winni yang konon masuk ke dalam daftar lima puluh rumah mewah paling mahal di negaranya. 

[✔]Hello Future: I'm Your Future (Jaemin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang