24. Kabar Duka

215 34 16
                                    

"Kehilangan adalah sesuatu yang pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kehilangan adalah sesuatu yang pasti. Tapi aku yakin tidak akan ada yang siap untuk menghadapinya ..." - aesteuticc

***

Di tempatnya duduk bersandingan dengan ibundanya, Juha memandangi setiap pelayat yang datang di bilik ruang tamu rumah mereka. Juha melihat ke arah pintu luar, banyak sekali karangan bunga juga berbagai teman ayahnya yang masih ada di luar sekedar untuk ngobrol sekaligus bersua ketika semenjak lulus tak lagi berjumpa. Jadi tempat melayat sekaligus tempat reuni alumni.

Di dalam ruangan masih saja duduk beberapa teman-teman mama Juha, juga beberapa teman Juha. Adapun di sana, juga duduk dengan perasaan sendu Reyhan yang memang sejak diberitakan ayah Juha kecelakaan Reyhan tetap menunggu dan ikut andil dalam pemakaman ayah Juha. 

Juha meneguk ludahnya kesulitan, merasa terbebani dengan apa yang dilakukan oleh Reyhan. Lantas, setelah pamit dengan ibunya yang dibalas anggukan, Juha segera mendekat ke arah Reyhan yang duduk dengan Jeandra dan juga circle Juha seperti Yumi, Chacha dan Helena. 

"Makasih ya udah dateng dan nemenin disini," ucap Juha mendekat dan duduk di sebelah Reyhan. Juha berkata pada seluruh teman-temannya yang masih betah berada di tempat yang bahkan tak ada canda tawanya ini. Biasanya, ketiga temannya tidak betah jika diam dalam waktu yang lama namun herannya ketiganya hari ini sanggup dan bahkan lebih profesional dari Juha yang kesehariannya hampir saja diam menunggu perintah atasan.

"Ju, udah kewajiban kita kali, kita ada buat lo, jangan merasa sendirian."

Juha tersenyum mendengar penuturan Yumi yang tiba-tiba hilang aura macannya. "Gue nggak apa, lagipula hidup katanya tentang datang dan pergi."

"Kenapa lo kuat banget sih, apa karna udah hidup sendiri ya?!" Chacha bertanya dengan tatapan tak percayanya bagaimana Juha dapat berkata demikian. Padahal Chacha dapat melihat di mata Juha bahwa Juha sedang sesedih itu. Namun ternyata bibirnya benar-benar menunjukkan keterbalikannya. Bibirnya sanggup tersenyum disaat matanya sibuk berkaca-kaca.

Juha lagi-lagi tersenyum. "Oh iya, udah malem kalian balik nggakpapa, makasih banyak udah nemenin, tapi aku nggak mau kalian lebih lama disini, aku takut ngerepotin."

"Ju, gue bisa tinggal lebih lama kok," ucap Reyhan memegang tangan Juha.

Juha menatap tangannya yang digenggam oleh Reyhan. Kemudian menatap wajah Reyhan dan berkata, "Apalagi lo Rey, lo udah nggak pulang sejak ayah kecelakaan loh, gue nggak mau terbebani lebih banyak sama bantuan lo. I'm sorry."

Reyhan menghela nafas dan menggangguk, berdebat dengan Juha di tempat ini bukan ide yang tepat. "Oke, kalau butuh apa-apa langsung call gue ya Ju, lo keren banget bisa sehebat ini."

Juha mengangguk tersenyum. Lantas kemudian dia berdiri diikuti teman-temannya yang juga berdiri dan bersiap berpamitan sesuai dengan kemauan Juha. 

Namun, baru saja Juha berdiri, dari ekor matanya Juha menangkap kehadiran seseorang. Juha lantas menoleh dan mendapati Javin dengan bucket hat warna hitam serta jaket hitam dan juga celana hitamnya itu datang dengan wajah yang terlihat panik. Javin menatap ke arah Juha kemudian berganti menatap ke arah orang-orang yang berdiri di belakang Juha. Mata yang tadinya teduh memandang Juha berganti dengan sorot mata yang tajam ketika menatap Reyhan. Namun setelah itu Javin langsung memalingkan wajah tanda tak mau ribut dengan Reyhan di tempat ini. Orang bodoh mana yang akan mengadakan war season selanjutnya di rumah duka. 

[✔]Hello Future: I'm Your Future (Jaemin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang