32. Melawan Malu

328 43 10
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Juha kembali berjalan menuju lobi kantornya dengan pandangan kosong dan pikirannya yang tengah melanglang buana kemana-mana. Pagi ini setelah semalam dia ngobrol panjang lebar di telfon dengan Winni, Juha makin banyak pikiran hingga hampir jam tiga pagi dia tidak tidur dan asyik memandangi langit-langit kamarnya. 

Delapan puluh persen isi telfonan Winni dan Juha sih semalam hanya seputar Winni yang sibuk bucin dan mengenalkan pacar barunya kepada Juha. Namun, dua puluh persennya itu sanggup membuat Juha bingung dan makin gundah dengan perasaannya.

"Lah lo belum jadian ama dia? anjir, gengsi amat!"

"Cewek selain gue sih menurut gue yang cocok buat Javin itu lo. Mata dia kalo soal liat cewe emang selalu bener sih."

"Lo pokoknya kalo udah jadian kita wajib double date sih anjir! nggak sabar! gue dulu confess duluan loh ke Javin, kali aja lo mau coba strategi gue."

"Ha, dengerin gue ya, lo tuh cantik banget sumpah, gue aja yang cewek terpesona loh sama muka lo yang mau gimanapun juga tetep cantik nyenengin gitu loh di liat. Lo tuh juga pinter, lo hebat, lo gila sih, parah, gue kalo cowok gue nggak bakal nyia-nyiain lo, gua nikahin lo sekarang juga. Jadi, jangan pernah ngerasa kurang ya? untuk siapapun itu, lo berharga. Lo sangat-sangat worth it untuk apapun dan siapapun di dunia ini. Kalo sampe lo dapet hate speech dari siapapun itu, bilang gue, biar gue tampol mukanya. Songong amat."

BUG!

"Juha, jalannya pake apa ya?"

"Kaki."

"Dih lo kenapa dah Ju? murung amat masih pagi juga," tanya Renita, rekan kerja Juha yang baru saja Juha tabrak tak sengaja itu. Bukannya meminta maaf, begitu mengetahui itu adalah rekan kantornya, Juha langsung saja melengos begitu saja. 

"Galau."

"Anjir, iyakah beneran kah seorang Jauhara bilang galau?"

Juha berhenti sejenak, kemudian mulai menoleh ke arah temannya yang terkenal paling sering overthinking. Kayaknya kalau ada award orang paling overthinking, sepertinya Renita akan membawa award tersebut dengan jenis pengahargaan sebagai orang paling overthinking sekabupaten. "Ren, lo kan anaknya overthinkingan dan suka membayangkan hal-hal yang diluar nalar ya."

"Anjir Ju, lo nyebelin banget sialan."

"Serius gue butuh pendapat dan pandangan lo dari sisi yang lain."

"Oke, seenggaknya gue bermanfaat, apa dulu?"

"Kalo ada cowok bilang ga suka sama lo di awal, trus setelah itu nawarin jadi temen aja, dan kalian mulai intens saling berhubungan as a friend. Trus lo suka nih sama cowok, lo confess sama dia, tapi real confess aja, karena setelah itu lo udah mulai menjauh sama dia, nggak mau lagi berhubungan sama dia karena lo mau menjaga hati lo dan hati pacarnya dia. Lalu, setelah cukup renggang gitu, si cowok kembali lagi ke lo dan kembali kayak biasanya seolah-olah nggak terjadi apa-apa, seolah lupa confess lo di masa lalu. Dan, dia putus sama pacarnya."

[✔]Hello Future: I'm Your Future (Jaemin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang