02 ZAHHAMAL

2 0 0
                                    

   Ketika keluar dari kamarnya, Zahwa melihat adik bungsunya sudah rapi dengan seragam sekolah.

"loh Dek, Halil mana?".

"kembali ke kamar kak, katanya ada yang tertinggal ".

"oh, yaudah kalau gitu kita duluan aja ke meja makan, kakak masakin kamu ayam goreng tepung loh !!". beritahunya penuh semangat ..

Zahwa tersenyum melihat mata berbinar adiknya, ternyata sesederhana ini bisa membuat adiknya itu bahagia.

Zahwa menarik kursi dan duduk di sebelah Malik.

"siniin piringnya, kakak isiin !".

"terimakasih kak".

"kok hanya Malik yang di ambilin makanan sih kak, akukan juga mau !!". protes Halil yang baru saja ikut bergabung dengan wajah yang ditekuk, sambil menarik kursi mendudukan dirinya disamping sang kakak.

Sekarang Zahwa duduk di antara kedua adiknya.

"kakak ngga boleh ya pilih kasih antara aku dan Malik". ucapnya masih dengan nada protesan.

"iya, kakak ngga akan bedain kalian kayak gitu". jawabnya dengan wajah tersenyum lembut.

"di luar rumah irit bicara, tapi kalau di rumah udah kayak emak-emak mau demo". Ejek Malik.

Zahwa yang mendengar perkataan adik bungsunya, ikut terkekeh geli mengingat Halil yang sangat kaku berinteraksi dengan orang lain.

"kamu itu ya dek, kakak itu tuan putri diantara kita berdua, jadi kita harus jagain kakak, supaya ngga ada yang bisa rebut kasih sayang kakak dari kita". Ujar Halil serius.

Tidak ada yang bersuara, tiba -tiba keheningan terjadi di meja makan, sedang penghuninya diam seribu bahasa dengan pikiran masing - masing. 

Halil yang baru menyadari perkataanya, ia melirik Malik, yang menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.

Ia berdiri dari duduknya, mendudukan dirinya disamping sang adik, menarik adiknya agar masuk dalam pelukannya .

Zahwa yang melihat itu, ikut memeluk kedua adiknya, sambil mengusap punggung adiknya.

"kita harus kuat ". tutur Zahwa.

"kita ada untuk saling melindungi".

"apapun yang terjadi kita akan selalu bersama".

"janji saudara ". ucap mereka bertiga bersama.

Zahwa melepas pelukannya diikuti oleh Halil, mereka melihat wajah satu sama lain, lalu tertawa bersama.

"kak seragam Malik basah kena ingusnya kak Halil ". adunya merengek pada sang kakak.

"ya, maaf, aku kira tadi itu sapu tangan". jawabnya dengan wajah santai.

Malik yang melihat itu membuang muka seakan merajuk.

Zahwa melihat kelakuan kedua adiknya itu, hanya menggelengkan kepala sudah biasa.

"yasudah, ayo makan nanti kita terlambat ".

"Dek, kamu mau makan atau ganti baju dulu? "

"ganti baju dulu deh kak !!!".

Setelah sarapan mereka berangkat menggunakan kendaraan masing -masing, kecuali Malik yang anteng berada di jok motor sang kakak.

***

"Makasih kak".

"Heem"

"yaudah, aku masuk kak,

" ingat pesan kakak".

ZAHAMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang