1 - THE DEVIL BESIDE ME

197 25 16
                                    


Sialan.

Situasi macam apa ini?

Pria yang ingin Alana bunuh justru tengah duduk sambil menyetir di sampingnya dalam keadaan sehat tanpa luka.

''Harusnya kau sudah mati.'' Batinnya berteriak lantas mendengus pelan saat menyadari kilat petir dan hujan mendadak turun seakan mengejeknya karena sudah kalah dari pria itu.

Tapi tidak, dia belum kalah.

''Kau tidak akan melepaskanku bukan?''

Keith meliriknya sekilas lalu kembali fokus menyetir. Barulah saat Alana mengangkat kedua tangannya yang terikat, pria itu menatapnya tertarik.

''Setidaknya lepaskan ikatan di tanganku. Ini menyakitkan.''

''Kita menepi sebentar.'' Ucap Keith kemudian sambil menyentuh earbuds di telinga kanannya.

Dan iring-iringan mobil itu pun berhenti. Eric langsung mengambil posisi dengan berdiri di dekat mobil Keith sementara lima pengawal lain berjaga sesuai protokol.

''Kau mau apa!''

Teriak Alana tiba-tiba sembari mendekat ke jendela. Gerakan tangan Keith yang mengambil belati dari balik saku jasnya membuat wanita itu terkejut.

''Kau mau membunuhku ya?''

''Ide bagus,'' Terkekeh, Keith membuka sarung belatinya lantas menghadapkan tubuhnya pada Alana.

''Tapi aku bukan orang sepertimu.''

Dan SRET!

Ikatan itu terlepas membuat Alana mengusap-usap pergelangan tangannya yang tampak kemerahan hanya untuk terdiam tiba-tiba.

''Jadi dia tahu aku berniat membunuhnya?''

''Ya, aku tahu.''

Menoleh cepat, Alana mendapati Keith menyimpan belatinya kembali dan dalam satu gerakan pria itu melepaskan sabuk pengamannya lalu sebelah tangannya yang kuat mencengkeram rahang Alana keras sampai hanya tersisa jarak beberapa centimeter saja diantara mereka.

''Berani-beraninya wanita rendahan sepertimu mencoba meracuni ku.''

DEG!

Sekujur tubuh Alana mendadak menegang, detak jantungnya tak beraturan, berkali-kali dia menelan salivanya gugup. 

''Karena kau pantas mendapatkannya.''

''Seorang pembunuh pantas untuk dibunuh.''

Menggeram, Alana memberanikan diri menatap Keith tajam. Dia sudah tidak peduli lagi jika saat ini pria itu akan membunuhnya, toh rencananya sudah gagal dan kemungkinan kesempatan lain datang sangat kecil. Dia sudah ketahuan.

Tetapi kemudian setelah bertatapan cukup lama, Keith menarik turun tangannnya perlahan lalu kembali duduk bersandar ke kursi.

''Kau sangat ingin membunuhku ya?''

Pertanyaan bodoh.

''Tentu saja. Dan ku rasa bukan hanya aku yang ingin membunuhmu, ku dengar musuhmu dimana-mana.''

Tunggu, dia tersenyum?

Benar-benar brengsek.

''Lupakan saja,''

''Apa?''

''Lupakan saja keinginanmu untuk membunuhku. Kata peramal aku akan berumur panjang.''

Lagi, Keith tersenyum, senyum yang lama-lama terlihat mengerikan dan menakutkan. Cukup bagi Alana untuk bergerak semakin menjauh saat menyadari bahaya itu kian mendekat.

LOVE AGAIN - END of Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang