Alana yang sebatang kara hidup hanya untuk satu tujuan yaitu membunuh pembunuh orangtuanya. Di suatu malam rencana itu hampir terwujudkan namun bajingan itu lebih dulu menyadari racun yang Alana siapkan.
Ialah Keith Arthur Corado, pemimpin kelompok...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tidak memiliki uang maupun koneksi. Aku tidak cocok untuk seseorang sepertimu."
Itu adalah kalimat pertama yang Claire ucapkan saat Keith menyatakan perasaan padanya.
Saat itu Keith kira dia sudah ditolak, namun kemudian wanita itu melanjutkan.
"Tapi meskipun begitu, aku masih punya kehormatan dan harga diri yang harus aku jaga. Kalau kau tidak keberatan dengan wanita sepertiku, mungkin kita bisa mencobanya?"
Masih jelas tergambar dalam ingatan Keith bagaimana sore itu saat senja mulai naik, Claire tersenyum padanya dan saat itu Keith yakin bahwa Claire memang wanita yang ditakdirkan untuknya.
Dia tangguh, pintar dan punya prinsip.
Jadi selama berpacaran mereka tidak pernah melakukan hal yang lebih dari pelukan dan ciuman biasa.
Karena Keith ingin menghormati Claire.
Maka dari itu dia mati-matian menahan diri. Tapi kini kendalinya hilang oleh Alana.
Sebab efek kegilaan akibat ulah Carlos pada Alana muncul beberapa saat kemudian.
Di bawah guyuran shower, Keith mencium bibir Alana lagi sampai tidak terhitung berapa kali mereka berciuman sebab begitu Keith menjauh Alana seperti kehilangan pegangan hidupnya dan berakhir memeluk atau mencium Keith lebih dulu.
"Keith... please." Ucapnya memelas.
Dan Keith tidak bisa mengabaikan wajah cantik itu.
Dirobeknya pakaian Alana yang basah dan dibiarkan tergeletak begitu saja sementara dirinya sendiri sudah bertelanjang dada. Menyadari itu, Alana sempat tertegun apalagi ini pertama kalinya dia telanjang di hadapan seorang laki-laki.
Tetapi sensasi aneh itu seperti bisa membunuhnya jika dia tidak menurut.
Dipeluknya tubuh Keith erat sebelum pria itu menciumnya lagi, mencicipinya rakus, lalu turun menuju lehernya yang tidak kalah menggoda.
Gemericik air bersahut-sahutan dengan desahan Alana saat Keith mengecupi lehernya sementara sebelah tangan pria itu yang tidak sedang memeluk pinggangnya mulai naik dan menyentuh dadanya sekilas.
Dan kalau sedang dalam keadaan sadar, Alana pasti tidak akan sudi berkata seperti itu saat Keith mencoba menjauhkan tangannya.
"Tidak! Tetaplah disitu, ku mohon sentuh aku di sana."
