★★☆
fluff.
hajeongwoo/jeongharu? up to you.
cw // kiss★★☆
Jeongwoo bernapas lega ketika mendapat email dari perusahaan yang ia lamar minggu lalu. Ia pikir, Jeongwoo tidak akan dipanggil untuk wawancara, tetapi itu salah.Jeongwoo tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, bahkan senyuman lebar itu terus ia pancarkan sampai Haruto menegurnya.
“Kamu kenapa sih?” heran Haruto.
Ia heran dengan kelakuan Jeongwoo yang tiba-tiba menyeruduk dirinya, memeluk pinggang rampingnya dan mendusel kepalanya pada perut rata miliknya.
“Seneng banget...” gumam Jeongwoo yang teredam. Ia semakin memeluk erat perut rata Haruto, mencari posisi nyamannya.
Haruto menautkan kedua alisnya, tangannya terangkat untuk mengelus rambut Jeongwoo lembut. Sesekali dia usak karena gemas.
“Seneng kenapa? Cerita dong”
Jeongwoo kini keluar dari persembunyiannya. Ia menumpu badan kekarnya dengan kedua tangannya yang menumpu sofa.
Senyuman lebar itu belum luntur, Haruto semakin terheran dibuatnya.
“Coba tebak”
Haruto semakin bingung, ditanya dengan pertanyaan seperti itu membuatnya memutar otak.
“Kamu.. udah keterima kerja ya?” tebak Haruto asal.
Jeongwoo kini semakin lebar menampilkan senyumannya kepada Haruto. Ia mengangguk bahagia.
“Aku mau wawacancara lusa! Doain ya!” pekik Jeongwoo tertahan.
Haruto mengulas senyum bahagianya. Ia kembali mengusak surai Jeongwoo gemas, “Suami aku keren! Proud of you, Jeongwoo!”
#
Ketika hari yang ditunggu-tunggu itu tiba, Jeongwoo menjadi mules. Dari pagi, keadaan hatinya resah karena takut tidak berhasil lolos wawancara nanti siang.
Segala hal sudah ia lakukan, untuk mendistract-nya dari kegelisahan hatinya itu.
Namun sepertinya, Haruto menangkap sinyal tersebut. Selepas menghidangkan sarapan di meja makan, ia menghampiri Jeongwoo yang sibuk berkutat pada lego-nya itu.
Haruto langsung duduk tepat di sebelah Jeongwoo, mengamati Jeongwoo yang sedang fokus itu.
“Mau sampe kapan kamu fokus sama lego? Sarapan dulu yuk?” ajak Haruto ceria.
Jeongwoo yang sudah sedikit frustasi itu menaruh lego-nya pasrah, ia bahkan tidak bisa fokus sama sekali.
Ia terlalu nervous.
Haruto pun memeluk pinggang ramping suaminya itu, “Udah ya. Aku yakin kamu bisa. Isi tenaga dulu yuk? I'm making your favorite dish today, sarapan ya?” bujuknya.
Jeongwoo pun mengangguk. Ia beranjak dari duduknya, melepas pelukan Haruto untuk berganti posisi. Kini, dirinya lah yang merengkuh pinggang kecil Haruto.
Pagi berganti siang, begitu juga Jeongwoo yang tadinya masih kucel sekarang sudah rapi dengan jas hitam menawannya.
Jeongwoo sudah memastikan barang-barang yang ia bawa sudah masuk dalam tas nya. Ia pun segera berpamitan dengan Haruto, mengecup pipinya kasih sayang.
“Jeongwoo, remember that i believe in you. Kamu pasti bisa,” seru Haruto sambil menangkup pipi tirus Jeongwoo.
Jeongwoo mengangguk dan tersenyum lega, “Thank you, love. For always believe in me”
Haruto terkekeh mendengarnya, “Ah iya! Kamu lupa sesuatu”
Cup
Jeongwoo memberikan kecupan tepat di bibir Haruto.
Haruto tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, tangan kirinya menyodorkan sebuah kunci mobil kepada Jeongwoo.
“M-maksudku ini, Jeongwoo. But anyway, thank you,” jelasnya walau sedikit gugup.
selesai
an. salah pak salahh, kunci mobil yang ketinggalan :D
KAMU SEDANG MEMBACA
memories ★ hajeongwoo
Fanficisinya cerita pendek haruto dan jeongwoo. bxb. in hajeongwoo area. if this story not your cup of tea, then you can leave <3