Sekarang Raja sedang duduk didepan kelasnya dengan sebotol kopi ditangannya. Dia berdiam diri disana melupakan kedua sepupunya yang sedang sibuk dengan kisah cintanya.
"sedang apa?" tanya Kaila Queentaz yang merupakan teman perempuan Raja selain Gladys.
"hanya bernafas" jawab Raja seadanya.
"selalu seperti itu"
"kamu mau?" Raja menawarkan yogurt yang ada dikantong seragamnya pada Kaila.
"kamu tau aku tidak bisa mengonsumsi ini"
"oh maafkan aku tuan putri" Raja mengejek Kaila dan dibalas dengan pukulan di kepalanya.
Terlahir menjadi orang yang bergelimang harta dan selalu menjaga pertemanan membuatnya tidak terbiasa dengan kehidupan yang dilakukan orang-orang pada umumnya.
"nanti pulang sekolah kamu ada acara?"
"seperti biasa, aku ke warung pak Amar"
Kaila sedikit mengangguk mendengar ucapan Raja.
"kenapa? mau ikut?"
"sampai kapanpun keluarga ku akan menentang keras aku datang ketempat seperti itu"
"warung tak sepenuhnya kotor tau, aku nyaman di warung pak Amar karena tempatnya dirumah"
"itupun karena kamu sudah langganan mangkanya diizinkan masuk kerumahnya kan? lagipula tetap saja namanya warung bukan restoran jadi tidak terjamin kebersihannya"
"iya tuan putri, saya faham" ejek Raja
"padahal aku ingin mengajakmu ke acara ulang tahun temanku"
"maaf aku tidak bisa menemani"
"tidak papa" Kaila tersenyum manis dan dibalas senyuman juga oleh Raja.
"kalian sedang membangun chemistry?" tanya Gladys sedang lewat disana.
"jangan membahas itu" sungut Raja.
"oh maaf" Gladys melenggang pergi.
"aku pergi dulu" Raja pergi meninggalkan Kaila yang masih berdiri disana memandang punggung Raja.
Entah kemana langkah kakinya pergi dia tidak perduli Raja hanya ingin pergi dari Kaila.
Bukan karena apa, dia sedikit sensitif jika harus dijodoh-jodohkan dengan Kaila. dia hanya berteman biasa dengan Kaila tanpa dianggap seperti seseorang yang saling menyukai.
Tanpa sadar kakinya melangkah dan berhenti diujung gedung perbatasan antara gedung platinum dan gedung ekonomi. keduanya gedung tersebut memang bisa dibilang masih satu bangunan tapi terdapat tembok pembatas yang tingginya sekitar pindang orang dewasa.
Karena dia sadar berada ditempat yang cukup terlarang untuk murid Platinum dia ingin melangkahkan kakinya pergi dari sana. tapi telinganya mendengar teriakan seorang gadis.
Raja memundurkan langkahnya melihat apanya sedang terjadi. Terlihat seorang gadis sedang menangis dengan seragamnya yang compang-camping serta rambut yang berantakan dan dikelilingi lima murid laki-laki.
Tetapi Raja hanya diam dari kejauhan masih enggan untuk sekedar mendekat. Tangan salah satu murid tersebut menyingkap rok gadis yang sedang terduduk itu beruntung dia masih memakai celana pendek. Karena geram Raja loncat melewati tembok pembatas dan menendang murid tersebut.
Kelima murid laki-laki itu sempat kaget karena baru pertama kali ada murid platinum yang menginjakkan kaki ditempat itu terlebih lagi kedatangannya terkesan ikut campur dengan urusan mereka.
"kalian tidak punya tata krama? tidak bisa menghargai manusia?" sentak Raja.
"kenapa? apa urusannya denganmu?" jawab siswa itu dengan tampang yang menyebalkan membuat Raja geram.
"biarkan dia pergi" Raja menatap nyalang pada murid sombong itu dan enggan menatap gadis itu karena dia tidak ingin dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk melihat bagian atas gadis itu.
"siapapun namamu, kamu bisa pergi sekarang" pinta Raja.
Dengan keadaan masih menunduk dia berlari meninggalkan kelima laki-laki itu.
"pecundang sepertimu tidak pantas berada disini bahkan ditempat terendah sekalipun"
Raja mengingat satu persatu nama murid yang tertera di nametag seragamnya dan kita lihat apa yang akan terjadi besok.
***
14/06/2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyesal • Park Jay
FanfictionPark Jay Lokal [3/7] "aku minta maaf" ada banyak hal yang tidak diketahui Raja Erlano tentang gadis bernama Cantika Maharani. simak saja kisahnya. .. Baku Tidak Baku .. Start : End : #7 gaeul 4jun2023