Sesampainya dirumah Raja bergegas menuju kamarnya tidak menghiraukan orang seisi rumah, karena dia sudah merasa sangat lelah seharian berada diluar rumah.
"Raja" suara lembut milik ibunya menggema di seluruh rumah.
"kamu belum makan kan? makan dulu sana"
"Raja udah makan bu"
"kamu tidak pernah mau menyentuh masakan dirumah Raja"
"karena itu bukan masakan ibu"
"kamu tau ibu tidak bisa memasak"
"ya sudah kalau begitu"
Raja memasuki kamarnya meninggalkan ibunya yang sedang termenung didepan kamarnya.
*-*
Keesokan harinya Cantika sedang disibukkan dengan banyaknya masakan dirumahnya. Sudah hampir enam puluh persen dia selesaikan sendirian tetapi dia sudah mulai merasa lelah.
"tinggal satu menu utama, minuman dan hidangan penutup, Pokoknya harus selesai" ujar Cantika menyemangati dirinya sendiri.
saat sedang sibuk berkutat dengan Curry yang sedang diaduknya tiba-tiba dia dikejutkan adanya sosok Raja disebelahnya.
"kamu ngagetin"
"aku tidak melakukan apapun"
"kamu tidak sekolah?"
Raja menggeleng
"lalu bagaimana dengan surat izinku?"
"oh iya lupa" ucap Raja dramatis.
"kamu gimana sih" Cantika mulai kesal sekarang.
"bercanda, surat izinmu sudah ku titipkan pada saudaraku"
"kamu tidak bohong kan?"
"tidak, tapi tidak tau suratmu akan diserahkan atau tidak pada guru absen" ucap Raja santai.
"seharusnya aku melakukannya sendiri" gerutu Cantika.
"apa semuanya sudah selesai?"
"belum, aku akan selesaikan semuanya dalam waktu tiga jam, setelah itu baru bisa dibawah ke tempat acara"
Saat Cantika berkutat dengan masakannya terdengar Raja sedang menelepon seseorang yang entah Cantika tidak dengar apa yang mereka bicarakan.
"kamu bisa duduk jika lelah semua akan diselesaikan oleh asistenku"
"kenapa begitu? aku tidak mau, ini pekerjaanku jadi harus aku sendiri yang melakukannya"
"turuti saja perintahku, nanti disana pun kamu harus melayani para tamu jadi simpan sisa tenagamu untuk nanti malam, aku tidak mau bertanggung jawab jika kamu jatuh pingsan disana"
"terimakasih Raja tapi tetap aku tidak mau hanya duduk manis aku akan tetap memantau semuanya"
"terserah"
Raja keluar dari dapur rumah pak Amar tersebut dan menghampiri pak Amar yang sedang sibuk menyiapkan pesanan para pelanggannya.
"nak Raja mau nasi goreng juga?"
Raja mengangguk "seperti biasa ya pak, minumnya juga"
"baik, silahkan ditunggu ya"
Raja kembali duduk ditempat biasanya ia menyantap masakan pak Amar yaitu diruang tamu rumah pak Amar.
Cukup lama Raja termenung selalu ada banyak masalah didalam kepala Raja. Ia bingung harus melakukan apa dia lelah dengan semuanya.
Dia akui memang hidupnya tidak sebebas saudara-saudaranya. Selalu banyak tuntutan yang harus ia lakukan tanpa sepengetahuan saudaranya, memang sengaja Raja sembunyikan karena jika saudaranya tau itu bisa menjadi masalah bagi keluarganya sendiri.
Bahkan hanya untuk melakukan hal yang bisa membuatnya senang terasa sangat sulit, tidak seperti Gio dan Fabian yang selalu didukung penuh oleh orang tuanya.
Dirinya merasa seperti putra mahkota yang akan selalu dipantau dan diatur setiap pergerakannya, dan keinginannya hanya satu hidup dengan caranya sendiri tanpa kekangan orang tuanya.
"pak, Raja sempat dengar dari Cantika bapak akan pulang kampung?"
"oh iya benar, mungkin sebulan lagi"
"kenapa? apa ada masalah disana?"
"tidak ada, hanya saya dan istri saya disini kan untuk menemani Cantika hidup di kota dan sebentar lagi dia akan lulus jadi bapak beserta istri akan pulang lebih dulu"
"tidak akan datang ke kota lagi?"
"itu masih bapak pikirkan karena hidup di kota tidak mudah seperti yang nak Raja tau"
"bapak boleh minta tolong pada nak Raja?"
"apa pak?"
"tolong jaga Cantika sampai dia pulang nanti"
"kalaupun saya bisa, saya siap menjaganya seumur hidup saya"
*-*
18/07/2023

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyesal • Park Jay
FanfictionPark Jay Lokal [3/7] "aku minta maaf" ada banyak hal yang tidak diketahui Raja Erlano tentang gadis bernama Cantika Maharani. simak saja kisahnya. .. Baku Tidak Baku .. Start : End : #7 gaeul 4jun2023