3*

50 5 0
                                    

Entah apa yang sudah dilakukan oleh putra tunggal Erlano ini. setelah kemarin dia memergoki terjadinya pembullyan di gedung ekonomi keesokan harinya kelima siswa tersebut sudah dikeluarkan dari sekolah bahkan kelima murid tersebut diberi buku merah yang berarti mereka tidak bisa mendaftar ke sekolah manapun.

melihat itu Raja sedikit puas karena berhasil mengusir para hama itu dengan mudah.

"orang miskin seperti mereka kenapa suka sok berkuasa" gumam Raja dengan congkak.

"ulahmu?" tanya Gladys dan dijawab dengan anggukan oleh Raja.

"kali ini apa?"

"para sampah itu ingin mengotori tempat ini dengan merusak perempuan"

"wooohh, kamu bertingkah seperti Bian"

"tergantung, saat ini aku sedang mood kalo tidak, aku tidak akan peduli"

"siapa perempuan itu?"

"tidak tau"

Gladys tidak heran dengan tingkah temannya ini, selalu melakukan hal dengan sesuka hatinya.

"aku pergi dulu"

Setelah para kelima siswa itu keluar dari lingkungan sekolah Raja berinisiatif untuk mengelilingi lingkungan sekolah mencari tempat sepi hanya untuk merenung.

Saat didepan gudang dia seperti mendengar suara seseorang sedang menangis. secara spontan Raja langsung membuka pintu gudang itu yang sebelumnya tertahan oleh kayu.

Terlihat ada seorang gadis yang sedang meringkuk sembari menangis. Raja tidak tertarik untuk menenangkan ataupun menanyakan keadaannya yang dia lakukan hanyalah memandang gadis yang terlihat mengenaskan itu.

cukup lama Raja memandang gadis itu tak lama kemudian Gio dan kekasihnya datang dengan tergesa-gesa.

"ada apa?"

Raja hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu. Aluna yang merasa iba menghampiri gadis itu.

"kamu kenapa?"

"mereka masih memukulku"

"ulah mu?" tanya Gio.

"aku tidak ada waktu untuk melakukan itu" jawab Raja.

"mereka mau memperkosaku, tolong aku" lirih gadis itu.

"kamu ke kelasmu sekarang, bersihkan tubuhmu kalau tidak sanggup kamu bisa izin pulang" saran Gio.

"melihat kondisimu, aku bantu kamu izin untuk pulang ya"

Mendengar ucapan Aluna gadis itu mengangguk cepat dan segera merapikan penampilannya, mengikuti langkah Aluna keluar dari gudang.

"Aluna berlebihan" Gio setuju dengan lontaran Raja, melihat perlakuan Aluna seharusnya ia membiarkan gadis itu menyelesaikan urusannya sendiri.

"ayo kembali ke kelas"

***

"Bagaimana keadaanmu?"

"cukup baik"

"kamu tidak membicarakan hal ini dengan orang tuamu?"

"mungkin akan lebih baik jika mereka tidak tau, aku tidak ingin membuat mereka khawatir"

"dan membuatmu berada dalam kesusahan? dengar aku tidak selamanya bisa menolongmu"

"tapi aku minta tolong padamu" ucap gadis itu lirih sembari menatap Raja.

"siapa namamu?"

"Cantika Maharani"

"tidak ada marga di namamu?"

"aku hanya rakyat biasa, tidak ada marga pun tidak berpengaruh apapun untukku"

"tentang pertolongan beberapa hari terakhir, aku benar-benar berterimakasih kepadamu dan kedua temanmu itu"

"ku ulangi aku tidak selamanya bisa menolongmu"

"tapi hanya kamu yang mau menolongku, hampir tiga tahun aku menahan semuanya aku butuh perlindungan dari kalian agar aku bisa lulus dan menjalani kehidupanku"

Cantika menggenggam tangan Raja dengan wajah yang memelas "aku mohon, tidak perlu sampai kamu berada di sisiku sepanjang waktu, tapi setidaknya mereka sedikit takut menggangguku"

"aku akan menolongmu jika aku mau"

ada sedikit seri bersinar di wajah Cantika "terimakasih Raja"

Tanpa membalas ucapan Cantika. Raja pergi meninggalkan gadis itu dan pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

"apa semua orang miskin selalu merepotkan?" tanya Kaila saat mendengar percakapan Raja dan Cantika.

"mungkin iya" jawab Raja.

"jika iya aku tidak akan pernah mau hidup miskin"

"aku juga tidak mau menjadi miskin" jawab Raja dengan terkekeh dan dibalas gelak tawa juga oleh Kaila.

***

19/05/2023

Menyesal • Park JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang