BAB : 03

414 53 12
                                    

- happy reading -

"gue disini ngapain ya, gue gabisa masak." Ucap Zura lirih, ia sedari tadi mondar mandir didapur. Pasalnya beberapa saat yang lalu, sang suami—Jean, mewanti wanti untuk membawakan masakan ataupun camilan yang dibuat sendiri seperti biasa saat akan berkunjung dirumah sang mertua—daddy dan mommy Jean.

Menggigit telunjuknya sebentar lalu berdecak pelan, "ini si om om rumah gede pembantu kagak ada!"

Zura berteriak tanpa suara kesebelah kirinya dengan tangan terbuka. Dadanya naik turun mengatur nafas karna kesal.

"Kamu sedang apa?"

Mendengar pertanyaan itu, Zura membelalakkan matanya, ia menoleh kesamping dan melihat Jean sedang menuangkan air putih dari dalam kulkas pada gelas kaca, lalu menenggaknya habis.

Tubuh Zura tegang, bukannya menjawab pertanyaan yang Jean lontarkan, ia malah salah fokus pada jakun Jean yang naik turun saat meminum air putih itu. Zura meneguk ludahnya susah payah, ingin sekali ia memegang jakun itu.

Merasa diperhatikan, Jean menatap balik Zura seraya meletakkan gelas kosongnya asal.

Jean melirik keseluruh dapur, kosong? Dan bersih?

"Kamu belum memasak? Ini sudah jam setengah 7, kita berangkat jam 8!"

Zura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal saat tersadar, "anuu, aku lupa cara masak," akuinya dengan nada lirih dan meringis pelan, takut dimarahi.

Ia terpaksa berbohong supaya masih dikira amnesia, tidak mungkin ia harus dengan gampangnya mengatakan tidak bisa masak, bisa dicurigai dia. Bagaimanapun juga, misinya sekarang adalah membantu Zura agar bisa bahagia bersama Jean juga Fae, mungkin bisa jadi, nanti mereka punya anak begitu. Ekhem.

Kening Jean mengerut bingung, "kamu lupa cara memasak?" Zura mengangguk pelan dengan kepala menunduk. tidak hanya itu,  tangannya asik memilin ujung baju tidur.

Melihat tingkah Zura yang lain dari biasanya, Jean terkekeh pelan. Mendengar kekehan dikala sunyinya pagi itu, membuat pipi Zura memerah bagaikan kepiting rebus.

"Baiklah, saya akan ajarkan kamu cara memasak." Ucap Jean dengan raut datar andalannya, ia menggulung lengan panjang kemeja putih yang melekat ditubuhnya. Lalu kembali membuka kulkas dan mengambil daging ayam disana.

Zura mengerjapkan matanya, "a-apa? Jadi mas mau memasak bersamaku?" Ujarnya terbata bata saking gugupnya.

"Hm." Seperti nya suaminya ini kembali kedalam mode semula. Ia berjalan menuju meja untuk memasak setelah membasuh daging ayam diwastafel.

Zura memperhatikan apa yang dilakukan Jean dengan lekat, Jean yang merasa diperhatikan pun menoleh sekilas lalu kembali berkutat dengan beberapa alat dapur yang ia siapkan.

"Kenapa cuma diam? Tidak mau membantu?" Ucapan Jean membuat Zura terkejut karna tadi dia baru saja melamun sambil memperhatikan suaminya.

Sekarang Zura semakin gugup. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "em, aku harus bantu apa?" Tanyanya polos.

"Tolong cuci sayur kangkung yang ada didalam kulkas. Jangan lupa ambil tahu juga tempe disana, sisanya kau tau apa yang harus dicari bukan?" Lantas Zura mengangguk dan langsung membuka kulkas yang tak jauh dari suaminya.

Walaupun ia tidak bisa memasak, tapi Zura masih bisa memilih juga membedakan alat dan bahan bahan untuk memasak.

Setelah mengambil kangkung, tempe, tahu, dan beberapa bahan lainnya, Zura berjalan mengarah pada wastafel yang tepat berada dibelakang Jean. Zura membasuh kangkung yang ada ditangannya sampai bersih lalu membawanya pada Jean yang sedang memotong daging ayam diatas telenan.

Pak Suami [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang