4. Perkara Dasi

1.5K 271 36
                                    








Vote dan Komen Jangan lupa kawan!









Hanni tertawa pelan melihat bagaimana tingkah kembarannya yang struggle hanya karena lupa cara memasang dasi.

Bukannya Hanni tidak mau membantu, dia sudah berbaik hati menawarkan bantuan, namun Minji tetaplah Minji.

Si keras kepala itu mana mau terlihat tidak bisa, apalagi oleh Hanni.

Dibanding menerima bantuan, Minji malah memilih bersusah payah memasang dasinya sendiri, sembari fokus menonton tutorialnya di youtube.

Sekali lagi Hanni mendengus geli, sebelum mematri langkah keluar kamar menuju ke ruang makan.

Di sana sudah ada Haerin yang selain sibuk mengolesi roti dengan selai, gadis itu juga tampak sibuk mengabaikan ocehan Kazuha.

“Han, Haerin ultahnya kapan sih?”

Pertanyaan Kazuha pindah target sewaktu Hanni duduk bergabung di meja makan.

Haerin mendecih pahit mendengarnya. Mana mungkin Hanni ingat kapan hari ulang tahunnya disaat mana sejak kecil mereka tidak pernah akur.

Yang Hanni ingat pasti hanya hari ulang tahun Minji, itu pun karena sama dengan hari ulang tahunnya sendiri.

Hanni mengambil roti buatan Haerin, lalu mengedikan bahunya santai.

Haerin mendengus manakala dugaannya ternyata benar kalau Hanni memang tidak tahu kapan hari ulang tahunnya. Bahkan mungkin tidak hanya Hanni, tapi Minji, Hyein, dan Danielle juga tidak tahu.

“Kenapa, Rin?”

Kazuha bertanya sebab dia sempat mendengar dengusan kasar keluar dari bibir gadis kucing itu.

“Pertanyaan lo salah orang.”

Kazuha tersenyum. Akhirnya Haerin mau bicara setelah hampir 20 menit mengabaikan seribu macam pertanyaan Kazuha.

“Kenapa?” gadis Jepang itu kembali bertanya.

“Gue berani kasih lo kesempatan buat jalan sama gue, kalau Kak Hanni tahu kapan ulang tahun—”

“15 Mei.” potong Hanni dengan santai, seolah hal itu sudah ada di luar kepalanya.

Haerin mematung.

Am I right, sis?Hanni menatap Haerin, lalu mengedipkan sebelah matanya.

Kazuha tersenyum menang. Namun senyuman itu tidak bertahan lama.

Haerin menatap lurus kearahnya dengan tajam, sementara tangan kanannya memegang pisau kecil yang ujungnya tampak kemerahan bekas selai stroberi.

Kazuha meneguk ludah.

“BODOAMAT ANJIR GUE GAK MAU PAKE DASI SIALAN INI!!”

Moment menegangkan yang dialami Kazuha berakhir setelah Minji datang ke ruang makan dalam keadaan misuh-misuh sendiri.

Hanni dan Kazuha sontak tertawa. Sedangkan Haerin mendengus konyol.

Dasi yang seharusnya terpasang di leher, justru kini malah terikat di kepala Minji. Si sulung itu mengerung frustasi, sebelum mendaratkan pantatnya di kursi sebelah Hanni.

“Nggak usah ketawa lo semua.” sewot Minji sambil menyambar roti dan melahapnya seperti kanibal.

Hanni menyimpan rotinya, mengelap tangan, lalu menyentuh bahu Minji agar gadis itu menghadap kearahnya.

Stay With Me ; BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang