Selamat membaca!
Jangan lupa apa?
Iya benar jangan lupa napas biar bisa vote dan komen ceritanya.Hanni membuka mata perlahan ketika suara berisik dari ponsel Minji terdengar mengganggu. Dengan gerakan hati-hati, Hanni memindahkan tangan kokoh Minji yang memeluk pinggangnya, sebelum beranjak dari ranjang untuk mengambil ponsel Minji yang terus-terusan berbunyi.
Mungkin penting, pikir Hanni. Jadi dia menerima panggilan itu tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Baru saja Hanni hendak menyapa, namun suara di sebrang sana terlanjur membuatnya mematung.
“Pagi sayang. Hari ini aku pulang ke Jakarta, jadi nanti malam kamu nginep ya. Aku kangen.”
Kedua alis Hanni otomatis bertaut bingung. Yang menelpon adalah nomor asing, suaranya perempuan. Apa mungkin salah sambung?
“Hallo..” sapa Hanni akhirnya, setelah terdiam beberapa saat.
Perempuan di sebrang sana tidak bisa menyembunyikan nada terkejutnya. “Eh? Ini siapa? Minjinya mana?”
Bukan salah sambung ternyata..
Hanni melirik sekilas pada Minji yang masih terlelap nyenyak di dalam balutan selimut. Mungkin gadis itu kecapean setelah melakukan sesi ciuman panasnya dengan Hanni tadi malam.
Mengingat hal itu, sontak pipi Hanni sedikit memerah.
“Hallo?”
Hanni tersadar. “Oh iya, ini Hanni.”
Perempuan itu tiba-tiba tertawa setelah Hanni menyebutkan namanya.
“Beneran? Hanni adiknya Minji?”
“Iyaa..”
Hanni menjawab malas untuk pertanyaan yang satu itu. Entahlah, sejak dia dan Minji sama-sama mengutarakan perasaan. Sama-sama sepakat untuk berpacaran. Rasanya Hanni ingin dikenal juga sebagai pacarnya Minji.
Hanni ingin orang-orang, atau bahkan seluruh dunia tahu, kalau Minji adalah miliknya.
“Wow! Aku pikir kalian gak akan pernah akur. Tapi bagus, aku ikut senang kalian akhirnya bisa akur.”
Hanni memutar mata jengah. Sudah bosan mendengar kalimat itu. Lagipula, siapa sih perempuan ini?
“Maaf, tapi ini siapa ya?” karena penasaran, Hanni pun lantas bertanya.
Perempuan itu tertawa, lagi.
“Aku Jaehee. Pacarnya Minji.”
DEG!
Jantung Hanni serasa melompat keluar dari rongganya. Aliran darah di tubuhnya seperti berhenti mengalir.
“O-oh.”
Hanya itu yang mampu dia ucapkan.
“Minji masih tidur ya? Dia emang kebo sih. Kalau nginep disini juga pasti bangunnya siang. Apalagi kalau malemnya kita abis making—”
Tut!
Sambungan diputus secara sepihak.
Hanni menyeret langkahnya menuju kamar mandi setelah menyimpan kembali ponsel Minji dengan cara sedikit dilempar. Masa bodoh jika benda persegi canggih itu akan rusak, Hanni sungguh tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me ; Bbangsaz
Fanfiction"Demi uang sebesar 25 Miliar, lima orang anak yang hubungannya sudah terpecah belah, terpaksa harus berpura-pura hidup rukun di dalam satu rumah yang sama, selama 60 hari." ©xxhrnxx