Ayo vote dan komen qaqa~
Agar supaya saya cepat update karena senang banyak yang komen..Hanni menghela napas lelah ketika panggilannya yang ke lima puluh empat, lagi-lagi hanya tersambung ke kotak suara.
Dia yakin, Minji pasti marah besar.
“Gimana? Udah ngobrol sama Minji?”
Suara Chaehyun membuat Hanni mengalihkan mata dari layar ponsel. Kepalanya di gelengkan, sementara gadis mungil itu duduk bersandar di kursinya.
“Boro-boro ngobrol. Hpnya aja gak aktif.” Hanni berujar lesu.
Chaehyun menarik kursi yang ada di depan meja kerja Hanni, lalu mendudukan diri di sana.
“Lagian lo juga sih,” Chaehyun menatap Hanni serius. “Kenapa coba lo tampar Minji?”
Hanni diam. Otaknya berpikir keras. Namun tidak ada jawaban jelas kenapa dirinya sampai tega menampar Minji. Itu hanya gerakan refleks.
Dia hanya merasa kesal saat melihat Minji berada dalam jarak sedekat itu dengan perempuan lain.
Hanni kehilangan kata-kata.
“Jangan bilang lo cemburu karena tadi Minji deket sama gue?”
Chaehyun menembakan dugaannya.
“Dih, sejak kapan gue naksir Minji?”
“KOK NAKSIR SIH?”
“Lah, itu tadi lo bilang kalau gue cemburu.”
Chaehyun mengusap wajahnya kasar. Dia tahu, sejak masa sekolah Hanni termasuk ke dalam golongan murid pintar. Namun ternyata itu tidak menjamin kalau gadis itu akan pintar juga dalam mengolah perasaan.
“Gini ya, Han,” Chaehyun sedikit mencondongkan tubuhnya. “Lo sama Minji udah bertahun-tahun nggak akur. Kalian udah kayak musuh.”
Hanni diam. Telinganya mendengarkan dengan seksama.
“Jadi lo mungkin cemburu kalau ada yang deket-deket sama Minji disaat mana hubungan lo sama kakak lo itu bisa dibilang masih dalam proses menuju baikan.”
Jeda.
“Lo takut kalau Minji deket sama orang lain, dia bakal ngejauh lagi dari lo.”
Chaehyun mungkin benar. Tapi apa yang Hanni rasakan jauh lebih rumit dari itu. Ada rasa marah, kesal, bete, dan berbagai rasa emosi lainnya yang berkecamuk dalam diri Hanni.
Seperti, dia tidak rela kalau Minji dekat dengan gadis lain. Meskipun gadis itu sahabatnya sendiri.
“Lo tahu kalau Minji itu keras kepala. Batu banget. Makanya lo sendiri yang harus sabar dan ngalah biar dia nggak kepikiran buat pergi lagi.”
Hanni mendengus mendengarnya.
“You know, I just did it.”
“You did what?”
“Bikin dia pergi lagi.”
Alis Chaehyun naik sebelah. “Kenapa?”
“Kak, Gue tadi nampar dia. Jadi dia pasti marah banget dan nggak bakal balik lagi ke rumah.”
Hanni memijit pelipisnya. Kepalanya tiba-tiba pusing.
“Bahkan mungkin sekarang dia di rumah. Lagi beresin semua bajunya dan abis itu pergi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me ; Bbangsaz
Fiksi Penggemar"Demi uang sebesar 25 Miliar, lima orang anak yang hubungannya sudah terpecah belah, terpaksa harus berpura-pura hidup rukun di dalam satu rumah yang sama, selama 60 hari." ©xxhrnxx