6. Berawal Dari Babu

1.9K 269 55
                                    













Jangan baca part ini pas lagi puasa ya!












Satu kecupan dari Hanni untuk Minji nyatanya memiliki efek jangka panjang.

Sebenarnya Minji hanya bercanda ketika dirinya meminta Hanni menciumnya.

Namun sebelum Minji sempat menghindar, Hanni terlanjur mendaratkan bibirnya ke pipi kanan Minji, dan akibatnya membuat gadis itu tidak bisa tidur semalaman.

Bahkan hingga pagi datang, Minji masih kehilangan akal sehatnya.

“Minji..”

Tidak ada jawaban.

Yang dipanggil namanya sibuk melamun sembari memutar bolpoin di antara jemari.

“Minji, hei.”

Hanni masih berusaha memanggil Minji dengan vocal terendah. Sementara matanya mengawasi sekitar, memastikan bahwa tidak ada yang memperhatikan mereka.

Tapi Minji masih belum terusik juga.

Hingga dengan amat sangat terpaksa, Hanni pun menginjak kaki Minji menggunakan ujung sepatu hak tingginya.

ARRGGHHHHHH..”

Minji berteriak dan mengejutkan semua orang yang ada di ruang meeting tersebut.

Om Minho menginterupsi karyawan yang sedang melakukan presentasi agar berhenti sejenak.

“Ada apa, Minji?”

Minji melirik sebal kearah Hanni, sebelum beralih menatap Minho. Tangannya terangkat menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal.

“Maaf, kaki saya tiba-tiba kram.”

Hanni menggigit bibir, mencoba menahan tawa.

Sedangkan Minji tersenyum kikuk membalas tatapan para karyawan yang merasa terganggu.

“Makanya jangan ngelamun.”

Hanni berbisik pelan, tepat setelah Om Minho mempersilahkan karyawan tadi untuk melanjutkan.

Minji mendelik mendengarnya.

Di dalam hati, dia bersumpah. Setelah semua pekerjaan kantor selesai, Minji berniat akan memberikan hukuman untuk babu kesayangannya itu.







***









“Danielle, my sweetheart! Lo keren banget, gila!”

Eunbi— manager yang sudah menemani perjalanan karir Danielle sejak awal menjadi model itu tersenyum bangga.

“Biasa aja kali, Kak.”

Danielle mengendurkan dasi yang terikat rapih di leher, sebelum mendudukan diri di sebelah managernya.

Matanya dipejamkan, seiring dengan kepalanya yang bersandar nyaman pada sandaran sofa.

“Nggak-nggak. Hari ini lo keren banget pokoknya.” Eunbi tetap ngotot dengan kata-katanya.

Danielle tersenyum tipis. Masih dalam posisi yang sama.

“Thanks, Kak.”

Keheningan pun menyelimuti keduanya.

Stay With Me ; BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang