{49}

89.4K 7.2K 277
                                    

Di sore harinya Syifa memutuskan untuk membawa Faqih periksa ke klinik terdekat karena suaminya itu terus mual-mual, setiap di isi perutnya pasti akan Faqih muntahkan, entah penyakit apa yang menyerang suaminya saat ini.

"Dok suami saya sakit apa ya?" tanya Syifa saat Dokter selesai memeriksa keadaan Faqih.

"Saya sudah memeriksa detail tapi tidak ada yang aneh, pak Faqih tidak sakit apa-apa, mungkin penyebabnya ada di anda sendiri," jelas Dokter itu.

"Hah? maksudnya gimana ya dok?" ucap Syifa yang dibuat bingung oleh ucapan dokter.

"Sepertinya saat ini anda sedang hamil," ucap Dokter itu.

Faqih yang tadinya lemas karena rasa mual seakan diberi energi kuat saat mendengar ucapan Dokter wanita yang ada dihadapannya, Syifa dan Faqih saling menatap seakan-akan dengan tatapan itu mereka saling berbicara.

"Dokter ga salah prediksi 'kan?" ucap Syifa meyakinkan diri kalau ucapan Dokter itu bukan hanya tebakan semata.

"Untuk lebih yakin saya akan periksa anda terlebih dahulu, ayo silahkan."

Syifa mengikuti langkah Dokter masuk ke ruangan yang ditutupi tirai, lalu ia naik ke atas brankar dan berbaring disana, Dokter mulai memeriksa Syifa dengan stetoskop yang terpasang di telinganya lalu menekan-nekan di perut Syifa.

"Kamu sudah terlambat haid berapa hari atau berapa Minggu?" tanya Dokter.

"Hmm kayaknya 3 minggu deh Dok, harusnya saya haid itu di tanggal awal ini udah ganti bulan saya belum haid Dok," jelas Syifa.

Dokter selesai memeriksa Syifa langsung merubah posisinya menjadi duduk, ia melihat Dokter yang mengambil beberapa obat di lemari kaca yang berada di dalam ruangan.

"Dari hitungan terlambat haid saja sudah jelas kamu sedang mengandung, tadi saya sudah periksa jabang bayi di perut kamu sudah beusia 2 mingguan," jelas Dokter.

"Ini nyata kan Dok bukan mimpi," ucap Syifa ia tidak menyangka bahwa di perutnya kini tumbuh  bayi yang selama ini ia dan Gus Faqih tunggu kehadirannya.

"Ini nyata Bu Syifa," jawab Dokter.

"Alhamdulillah, hamba akan jaga baik-baik titipan mu ini ya allah," gumam Syifa.

Mereka berdua keluar ruangan yang hanya terhalang tirai dari tempat awal mereka mengobrol, Syifa duduk di samping suaminya yang memasang wajah tegang seperti sedang menunggu hasil pemenang kejuaraan.

"Jadi gimana Dok?" tanya Faqih.

"Selamat ya pak, istri anda sekarang sedang hamil dan usia kehamilannya sudah 2 minggu," ucap Dokter itu dengan senyuman.

Faqih beralih menatap Syifa lalu menggenggam tangan istrinya, tatapan yang seolah bertanya apa ucapan Dokter itu benar atau tidak, dan Syifa hanya mengangguk sambil tersenyum menjawab pertanyaan yang ada di pikiran suaminya, Faqih langsung memeluk Syifa ia sangat bahagia mendapat kabar ini, kabar ia tunggu-tunggu yang selalu ia dan Syifa doakan.

"Alhamdulillah," ucap Faqih lalu melepaskan pelukannya.

"Tapi kenapa ya Dok? saya yang hamil tapi malah suami saya yang mual-mual dan muntah?" tanya Syifa.

"Itu namanya sindrom kehamilan simpatik, itu terjadi ketika suami mengalami gejala-gejala kehamilan, kadang juga suami Bu Syifa bisa aja yang ngidam, biasanya gejala ini hanya sementara sekitar satu mingguan nanti juga akan hilang, kalo kata orang tua jaman dulu mah suami kita saking cintanya sama istri jadi dia yang nanggung gejala kehamilannya.

"Owh jadi gitu ya Dok, pantes aja dia kemarin kayak orang ngidam," ucap Syifa yang menahan tawanya ketika mengingat tingkah suaminya yang aneh.

"Ini obat untuk menghilangkan rasa mual pada pak Faqih dan saya juga beri vitamin untuk Bu Syifa, kalo semisalnya kalian belum yakin juga kalian pergi ke apotek untuk membeli tespek, dan untuk membayar obatnya silahkan ke bagian administrasi," tutur Dokter.

GUS DUDA IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang