1. Aditama's

716 44 0
                                    

• Happy Reading •
-
-
-


"WOY! OPER BOLA NYA KESINI!"

"OPER KE GUE AJA PAN!"

Di lapangan SMA Merdeka, di jam istirahat pertama, Jauzan Kenzo atau lebih sering di panggil Kenzo itu sedang bermain bola bersama teman sekelasnya melawan kelas sebelah.

Lapangan cukup ramai, banyak siswa siswi yang memilih menonton sambil memakan jajanan di pinggir lapangan, sesekali sorakan dari pendukung kedua pihak juga terdengar membuat suasana seperti di stadion.

"BERISIK LO BERDUA! IDAN TANGKEP NIH!"

Haidan, pemuda dengan kulit gelap itu menerima operan bola dari temannya. Ia menggiring bola itu hingga saat sampai di depan gawang lawan ia langsung mengoper pada Kenzo yang langsung di sambut tendangan dari pemuda itu menuju gawang lawan.

"GOOOLLL!!"

"MANTEP BETUL ANAKNYA PAK AJI INI!"

"Gila!! Gak heran lo jadi kapten futsal."

Kenzo yang mendengar pujian dari teman-temannya itu menyugar rambutnya ke belakang, ia bahkan melambaikan tangan pada siswi yang menontonnya membuat suasana seketika kembali ribut.

"Orang macem dia mah jangan di puji, makin gede kepala nanti," ucap Haidan menatap sinis Kenzo yang masih tebar pesona.

"Sirik aja lu item!" balas Kenzo sengit.

"Ngaca! Lo juga item ye!"

"Udah lah, kalian tuh sama-sama item, gak usah saling ledek, okay?" Jendral menatap keduanya dengan alis yang di naik turunkan.

"Wah, lo ngajak ribut kah? Ayo lawan Haidan!"

Haidan yang mendengar namanya di sebut menjitak kepala Kenzo.

"Napa jadi gue? Lo aja sono kan lu yang nantangin."

"Ya gue kag---"

Ucapan Kenzo terpotong oleh teriakan salah satu siswa yang menjadi lawannya.

"WOY GAK USAH BACOT MULU! AYO LANJUT!"

Jeremy menepuk punggung Haidan dan Kenzo. "Berantemnya lanjut nanti, selesain ini dulu."

Keduanya mengangguk dan mereka kembali melanjutkan pertandingan yang sempat berhenti karena perdebatan dua manusia tidak jelas itu.

_OoO_

Suasana di perpustakaan berbanding terbalik dengan suasana di lapangan. Suasana di tempat ini lebih sepi dan tenang, hanya ada beberapa murid yang datang kesini.

Lagipula, siapa yang mau menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan? Kecuali mereka yang ambis atau memang sedang mencari buku untuk tugasnya.

Di pojok perpustakaan, Kenzie Rafardhan sedang membaca buku sesekali tangannya mencatat di buku yang lain.

Kenzie lebih memilih menghabiskan jam istirahatnya dengan belajar di perpustakaan, sebagai anak pertama ia tidak mau membuat kecewa sang papa karena nilai yang kecil.

PAPAJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang