6. Oma

381 36 9
                                    

Happy Reading

-
-
-
-
-

Sudah sebulan sejak mereka berlibur ke villa. Sekarang, Kenzie, Kenzo dan Atta sedang sibuk mempersiapkan ujian. Aji pun lebih sering keluar kota karena urusan pekerjaan.

Saat ini, si kembar Kenzo dan Kenzie sedang berada di kelas, memperhatikan guru yang sedang menjelaskan rumus-rumus aljabar.

"Kapan pulang sih ini? Kenapa lama banget ya?" gumam Kenzo, ia menyandarkan kepalanya di bahu Kenzie.

Entah siapa yang membuat jadwal pelajaran, bisa-bisanya Matematika menjadi mapel di jam terakhir. Jam-jam siswa mengantuk dan lelah.

"Sabar, sebentar lagi," ucap Kenzie, ia masih fokus menulis rumus-rumus di papan tulis.

"Kepala gue pusing deh, Bang. Kayaknya gue alergi sama matematika," ucap Kenzo lagi, kali ini ia menutup matanya.

Kenzie hanya diam, mengabaikan Kenzo yang terus mengeluh.

"Bang, kepala gue beneran pusing. Lo gak ada niat bawa gue ke UKS gitu?"

"Lo bisa diem dulu gak? Kalo pusing tinggal tidur aja apa susahnya sih? Gak usah rewel."

Ucapan Kenzie berhasil membuat Kenzo diam. Bukannya Kenzie tidak perduli, hanya saja dia tau kalau semua keluhan Kenzo itu bohong. Biasanya, jika anak itu benar-benar sakit, ia hanya akan diam dan tidak banyak mengeluh seperti tadi.

Bel pulang yang sejak tadi di tunggu akhirnya berbunyi, semua siswa dengan cepat membereskan barang-barang mereka.

"Oke, cukup untuk hari ini. Jangan lupa tugas yang ibu kasih dan pelajari bab yang tadi, hati-hati di jalan semuanya."

Setelah guru itu pergi, semua siswa berebut keluar dari kelas. Kenzo yang sejak tadi terus mengeluh sekarang dengan semangat menarik tangan sang kembaran keluar kelas.

"Tadi katanya pusing, kok sekarang kayaknya sehat-sehat aja," sindir Kenzie.

Kenzo hanya menunjukkan cengirannya, mereka kini sedang menuju ke kelas si bungsu.

"Abang!!"

Mereka menoleh saat mendengar teriakan dari arah lapangan. Atta yang tau jika kedua kakaknya datang segera berlari menuju mereka. Dia tadi sedang bermain basket dengan teman sekelasnya, karena mendapat jam kosong di jam terakhir.

"Kok dari lapangan, Dek?" tanya Kenzie, ia mengusap keringat di wajah sang adik.

"Abis main basket, Bang," jawab Atta.

Mata Kenzo memicing, memperhatikan Atta dari atas sampai bawah. "Bolos ya lu?"

"Enak aja! Tadi jamkos terus temen kelas adek ngajakin main basket, ya udah adek ikut dari pada bosen di kelas," jelas Atta, dia tak terima di tuduh membolos oleh sang kakak.

"Udah-udah, jangan ribut mulu kalian. Mending sekarang kita pulang, papa udah di depan katanya," ucap Kenzie.

Mereka pun berjalan beriringan keluar gerbang sekolah setelah mengambil tas Atta di kelasnya.

OoO

Si kembar dan Atta kini sedang berada di ruang belajar. Ruangan khusus yang di buat papaji, katanya biar mereka bisa saling bantu pas belajar.

Dan benar saja, karena ruangan belajar di gabung jadi satu, Atta jadi lebih mudah bertanya pada kedua kakaknya saat menemukan soal yang sulit.

Kenzo juga jadi bisa menyontek tugas dari buku Kenzie.

Ting! Nong!

Ting! Nong!

"Cil! Buka pintu sana, ada tamu tuh!" Kenzo menyenggol lengan Atta yang duduk di sampingnya.

"Gak mau ah! Aa aja sana! Adek lagi belajar juga!" balas Atta tak mau kalah.

"Yeeehh! Gue juga lagi belajar, cil! Udah lu aja sana!" Kenzo mendorong pelan tubuh Atta.

"Gak mau, Aa!!"

Kenzie menghela napas kasar, ia kemudian berdiri.

"Berisik kalian, cuma buka pintu aja debat dulu."

"Diem dan lanjutin belajarnya, gak usah berantem kayak anak kecil!" lanjut Kenzie.

Kenzo dan Atta hanya mengangguk, Kenzie jika sedang marah akan lebih menyeramkan dari papa, karena itu mereka lebih memilih menurut saja.

Kenzie berjalan ke pintu depan, saat membuka pintu, tubuhnya seketika membeku.

"Oma?"

OoO

-
-
-

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PAPAJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang