5. Weekend (2)

255 27 0
                                    

• Happy Reading •
-
-
-
-

Hari kedua di villa, Aji sudah menyiapkan sarapan untuknya dan ketiga putranya. Tenang, dia hanya membuat roti panggang jadi tidak menggunakan kompor sama sekali.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi, tapi belum juga ada tanda-tanda ketiga anaknya itu bangun. Aji menghela napasnya dan berjalan menuju lantai dua untuk membangunkan anak-anaknya.

Ia mengetuk pintu kamar si sulung.

"Bang? Udah bangun?" tanya Aji.

"Udah, Pa. Sebentar lagi aku ke bawah," sahut Kenzie dari dalam.

"Oke. Papa bangunin adik-adik kamu dulu, nanti kamu duluan aja."

"Iya, Pa."

Setelah kamar si sulung, Aji bergeser beberapa langkah dan mengetuk pintu kamar anak keduanya.

"Aa udah bangun?"

Hening. Tidak ada sahutan dari si pemilik kamar. Aji membuka pintu dan terlihat Kenzo yang masih asik bergelung dengan selimut.

Di hampirinya anak keduanya itu, Aji menepuk pelan pundak Kenzo.

"Aa bangun, udah pagi loh ini," ucap Aji.

"Hm, sebentar lagi, Pa," gumam Kenzo dengan suara seraknya.

"Bangun sekarang atau kamu bersihin kolam renang di belakang?" tanya Aji tapi Kenzo tak memperdulikan itu, ia masih setia memejamkan matanya.

"Aa bangun sekarang. Satu, dua, ti---"

Dengan cepat Kenzo langsung mendudukkan dirinya walaupun matanya masih terpejam. Aji tersenyum puas.

"Bangun, mandi terus ke bawah, kita sarapan bareng," ucapnya setelah menyeret Kenzo ke kamar mandi.

"Iya."

Setelah dari kamar Kenzo, Aji kembali melangkahkan kakinya ke kamar si bungsu. Baru saja dia ingin mengetuk, pintu di depannya sudah lebih dulu di buka.

"Papa? Ngapain?" tanya Atta, ia terkejut saat membuka pintu ada sang papa yang beridiri di depannya.

Aji menggelengkan kepala. "Tadinya mau bangunin kamu, tapi kamu udah keluar duluan."

Atta memamerkan senyuman nya. "Iya dong! Adek kan rajin, gak kayak Aa."

Aji tertawa ia merangkul bahu si bungsu yang entah sejak kapan sudah sedikit lebih tinggi darinya.

"Ke bawah yuk, kita sarapan bareng."

Atta mengangguk. Mereka akhirnya berjalan bersama ke lantai satu, saat sampai di dapur di sana sudah ada Kenzie yang sedang membuat susu dan kopi.

"Selamat pagi, Abang!" sapa si bungsu dengan senyum cerahnya.

"Pagi adek, tidurnya nyenyak?" tanya Kenzie menghampiri Atta setelah meletakkan minuman yang sudah di buatnya ke meja makan.

Atta mengangguk. "Nyenyak banget!"

"Syukurlah." Kenzie mendudukkan dirinya di samping Atta, mereka sedang menunggu kedatangan Kenzo untuk sarapan bersama.

"Selamat pagi semuanya! Lagi nungguin orang ganteng ya?" Kenzo dengan wajah tanpa dosanya langsung duduk di hadapan Kenzie, tepat di samping Aji.

"Dih! Masih gantengan Adek kali." Si bungsu menatap kesal ke arah Kenzo.

"Mana ada! Jelas-jelas gantengan Aa." Tak mau kalah, Kenzo menatap adiknya dengan tatapan meledek.

"Udah-udah, bang Kenzie yang lebih ganteng dari kalian," ucap Aji menengahi, tidak ada yang protes, baik Kenzo ataupun Atta mengakui jika anak sulung papa Aji itu sangat tampan. Produk unggul Papaji dan Bunalia.

Sedangkan Kenzie hanya diam menyimak, sudah biasa dengan suasana seperti ini di pagi hari. Hingga akhirnya mereka menghentikan perdebatan dan mulai sarapan.

oOo

Siang ini Kenzo dan Atta memutuskan untuk berenang, katanya, 'sayang kalo ada kolam renang tapi gak di pake.'

Kenzie tidak ikut karena sedang membereskan barang-barang mereka. Nanti malam mereka harus kembali ke Jakarta.

"Hahaha! Aa stop!"

"Cil! Liat gue sini!"

"Hahaha!! Aa jelek banget!"

Kenzie tersenyum tipis saat mendengar suara tawa dari si bungsu. Entah apa yang sedang mereka lakukan, tapi sepertinya kedua adiknya cukup bersenang-senang.

"Abang gak ikut berenang?"

Kenzie tersentak, ia melihat ke arah pintu kamarnya, di sana sudah ada Aji yang tertawa karena wajah terkejut anak sulungnya.

"Papa! Kebiasaan deh, sukanya ngagetin."

Aji menghampiri Kenzie, menepuk pucuk kepala si sulung.

"Maaf, maaf. Abang gak ikut berenang?" tanya Aji lagi.

Kenzie menggeleng. "Males, Pa, dingin."

Aji mengangguk paham. Kenzie memang tidak tahan dengan udara dingin.

"Ya sudah, papa ke bawah lagi ya? Abang kalo bosen nyusul aja."

Kenzie memasang pose hormat. "Siap!"

Aji keluar dari kamar si sulung setelah mengusak rambut si sulung.

OoO

Malamnya mereka sudah dalam perjalanan pulang ke Jakarta. Suasana di dalam mobil tampak hening, mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Aji melirik spion, melihat Atta yang sepertinya mengantuk.

"Adek kalo ngantuk tidur aja, nanti papa bangunin kalo udah sampe," ucap Aji.

Atta mengangguk, ia mulai mencari posisi yang nyaman untuk tidur, begitupula Kenzo.

"Abang juga kalo mau tidur, tidur aja," ucap Aji lagi melirik Kenzie yang duduk di sampingnya.

Kenzie menggeleng. "Abang mau nemenin papa aja."

Aji tak membalas, ia tersenyum tipis dan kembali fokus menyetir.

OoO

TBC

Holla~

Berapa lama aku gak update? Berbulan-bulan kayaknya ya.

Makasih buat kalian yang udah mau nungguin cerita ini.

Papay~

PAPAJITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang