"Pertemanan gak mandang kehidupannya tuh kek gimana, mulai dari pendidikan, keluarga, atau semacamnya. Yang di butuhkan untuk pertemanan hanya dua, yaitu kejujuran dan kekompakan dalam sebuah hubungan."
– Selamat membaca –
"Lo yakin? Kalau misalnya dia dateng lagi, gue harus gimana? Lu tau, kan, hati gue tuh paling gak bisa di tahan kalau ada Lisa?"
"Iya gue tau. Lo coba aja deh. Lo berusaha buat gak ngingat masa-masa indah lo sama dia, jangan terlalu baik ke dia, dan jangan terus mengikat kontak dengan dia."
Raksa diam. Dia tidak yakin dengan saran yang di berikan Reandra. Dia selalu luluh ketika bersama Lisa.
"Haduhh. Keknya lo masih kagak bisa. Ada lagi satu, yang terakhir. Ingat, dia udah hamil anak orang lain, yang artinya dia udah seutuhnya milik orang lain. Dia bukan milik lo lagi," sambung Reandra yang sudah lelah memberikan saran dan arahan pada Raksa agar bisa move on dari Lisa.
"Nah. Iya juga, yah? Eh! Lo pernah bilang sama gue, kalau lo gak pernah pacaran. Tapi kok, masalah yang kek gini bisa lo tangani?"
Reandra sempat berpikir. Iya juga, dia bahkan tak pernah memikirkan hal itu.
Reandra mengedikkan bahunya, "gak tau. Ambil cara yang tiba-tiba ada di otak," jawab Reandra.
"Yeuuu gue tampol, lo!" Raksa memberi ancang-ancang untuk memukul Reandra, namun setelah itu pergi dan membereskan bunga-bunga.
Reandra yang melihat itu hanya terdiam dengan wajah julid. Dia sebenarnya ingin sekali membalas Raksa, namun dia memilih diam.
"Apa lagi salah hamba mu ini ya Allah."
Reandra juga kembali berjalan dan membuka pintu toko. Dia sedikit tersentak ketika nenek Rina sudah berada di depannya.
"Halo Rean," sapa nenek Rina lalu masuk ke tokonya.
Reandra tersenyum, "halo juga nenek," balas Reandra.
Reandra berjalan mengekor di belakang nenek Rina, sehingga sesuatu membuat nenek Rina berhenti, dan otomatis Reandra juga berhenti.
"Dia siapa, Rean? Karyawan baru?" Tanya nenek Rina kala melihat Raksa masih menyapu.
Reandra cepat-cepat berjalan ke arah Raksa, menarik tangan pria yang lebih tinggi darinya itu menuju nenek Rina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Memories
Ficção AdolescenteSenja mengajarkan tentang keindahan dan kebaikan yang tidak perlu disuarakan, atau diumbar. Begitulah hidup, kadang manusia membutuhkan perhatian agar dilihat baik. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai