"Senja itu selalu cantik, tak pernah pudar. Mau saat mendung pun, pancaran nya tetap terlihat."
– Selamat membaca –
"Pergi kamu!! Saya tidak membutuhkan karyawan yang lalai seperti kamu di sini!!"
"Tolong maafkan saya, pak. Saya benar-benar menyesal."
Pria remaja itu berlutut, memohon kepada pria yang lebih tua di depannya itu.
"Menyesal? Semudah itu kamu bilang menyesal? Apa kamu tidak tau? Dia itu pemilik perusahaan ternama di kota ini!! Bagaimana jika karena kelalaian mu tadi, dia akan mengambil kafe ini?!! Mengambil kafe ini bukan hal susah untuk nya!! Sudah, mending kamu pulang!!"
Remaja itu dengan cepat bangun kembali, dan menahan pria tua yang ada di depannya itu dengan cara memegang tangannya agar tak masuk ke dalam kafe.
"Pak saya mohon, pak. Jika saya tidak kerja di sini, bagaimana saya akan mendapatkan uang untuk sehari-hari?"
"Apakah saya peduli? Masih banyak tempat lain untuk mu!! Sana pergi!! Saya akan sangat sibuk karena kamu saat ini!!"
Pria tua itu menghempaskan remaja tadi dengan kasar, sehingga membuatnya melangkah mundur beberapa langkah.
Akhirnya, pria itu hanya pasrah. Dia menatap kafe yang sudah selama beberapa bulan ini menjadi sumber bertahan hidupnya.
"Sayangnya, mencari pekerjaan untuk ku yang tak punya status pendidikan sama sekali tidak lah mudah," gumam pria itu.
"Udah! Gak boleh nyerah gitu aja. Lu masih harus bertahan hidup buat ketemu ortu lo sendiri. Ayo Reandra, semangat!!" Ucapnya menyemangati diri nya sendiri.
Reandra berjalan di keramaian malam itu. Jam masih menunjukkan pukul 8 malam, dan Reandra masih memiliki waktu sebelum pulang ke rumah nya.
Dia berjalan kaki menyusuri segala pertokoan, kafe, dan tempat kerja sebagai nya yang masih mencari karyawan.
Namun, sudah 1 jam lebih berjalan, tak ada toko yang membutuhkan karyawan lagi. Itu membuatnya sedikit kelelahan, namun tidak putus asa sama sekali.
"Serius nih, gak ada yang butuh karyawan? Pulang aja deh gue, capek banget jalan kaki," gumamnya, kemudian berjalan menuju rumahnya.
Jarak rumah Reandra dengan kota cukup jauh. Reandra tinggal di sebuah pemukiman yang berada di jarak 2KM dengan pantai.
Reandra juga dari kota selalu berjalan kaki. Dia tak memiliki uang untuk membeli motor ataupun sepeda untuk mengendarai nya ke kota atau pulang ke rumah. Jangan untuk membeli kendaraan, makanan saja selalu membeli mie instan atau telur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Memories
Fiksi RemajaSenja mengajarkan tentang keindahan dan kebaikan yang tidak perlu disuarakan, atau diumbar. Begitulah hidup, kadang manusia membutuhkan perhatian agar dilihat baik. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai