MENDUNG

86 8 0
                                    

HAIII READERS, INI ADALAH CERITA AKU YANG KE 3 KALINYA! CERITA INI SEDIKIT BERBEDA YA! SO, ENJOY AND HAPPY🤍🤍.

HAIII READERS, INI ADALAH CERITA AKU YANG KE 3 KALINYA! CERITA INI SEDIKIT BERBEDA YA! SO, ENJOY AND HAPPY🤍🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤍🤍🌚

-Kalau mendung belum tentu hujan, berarti ada kemungkinan kalau kamu tertawa itu belum tentu bahagia.-


Langit yang sebelumnya cerah sekejap berganti dengan gelapnya langit kelabu sore itu. Awan yang semula berwarna putih kini menjadi semakin pekat dan mencapai titik suhu tertentu kemudian berubah menjadi  berwarna abu-abu.

Pohon-pohon mulai bergoyang dan daun-daun pun ikut berguguran, suasana yang cukup mencekam terjadi sore menjelang senja ketika itu. Angin kencang mulai menampakkan dirinya, menerpa seluruh yang berada di jagat raya ini, tanpa terkecuali. Langit semakin gelap, angin pun ikut berhembus dengan kencangnya, suara guntur bergemuruh cukup keras pada langit kelabu ketika itu. Menandakan akan turun hujan besar.

Aku dengan sebuah payung kecilku memberanikan diri untuk beranjak dari teras sebuah toko bunga. Mencoba mempertahankan payung kecilku ini agar tidak terhembus dari kencangnya angin ketika itu.

Tetesan air sedikit demi sedikit mulai turun membasahi jalanan. Aku mulai mempercepat langkah kakiku yang semula pelan agar cepat sampai pada tujuan. Tetesan air yang semula hanya berupa gerimis kecil kini mulai membesar menjadi air hujan.

Aku semakin mempercepat langkah kakiku namun nihil, hujan semakin deras, tak sanggup jika harus melewati tetesan besar air tersebut hanya dengan sebuah payung kecil. Diri ini berinisiatif untuk berteduh disebuah cafe yang cukup rame saat itu.

Agar tetap terlihat sopan aku pun menghampiri lalu meminta izin kepada seorang security yang berjaga didepan pintu masuk cafe tersebut.

"Permisi pak, boleh saya numpang neduh disini sebentar?" tanyaku.

Dengan kerendahan hatinya security itu menginginkan ku. "Boleh dek, silahkan tidak apa-apa." tuturnya.

"Terimakasih banyak pak." kataku, dengan perasaan yang haru.

"Mau masuk kedalam dek?" tawar security, betapa rendahnya hati seorang lelaki tua ini. Dia bukan siapa-siapa hanya seorang security namun sikapnya begitu membuat orang luluh dan kagum. Termasuk aku.

Aku pun menjawab, "Disini saja pak, sebentar lagi hujan nya juga akan reda."

Ketika pembicaraan ku dengan security sedang berlangsung, seseorang dari arah seberang memanggil namaku cukup keras.

Dengan sebuah payung berwarna cokelat, seorang pemuda tampan melangkah lalu berlari untuk menghampiri ku. Perbincangan ini pun tercegat begitu saja.

"Nala!"

Satu kata yang terucap dari mulut seorang pemuda tampan itu. Dia datang lalu dengan begitu saja mengambil tangan kanan ini.

"Ngapain disini?" tanya pemuda tampan, dengan tatapan serius. Membuat ku sedikit tersudutkan.

"Aku kehujanan, jadinya numpang berteduh dulu disini."

Deg...

Rasanya jantung ini berdegup dengan kencang ketika kedua pasang mata ini ditatap serius oleh pemuda tampan itu.

Tatapan tajam itu membuat ku tidak bisa berkutik sedikit pun. Genggaman tangan yang lembut membuat hati ini luluh begitu saja.

"Kalo keluar itu jangan lupa bawa payung." pesannya memperingati ku.

"Aku bawa payung kok, cuma payungnya kecil."

"Ada-ada aja, yaudah masuk mobil sekarang. Biar aku antar pulang."

Deg... jantung ini kembali dibuat tidak karuan. Aku pun terpaksa mengikuti perintah dari pemuda itu. Karena lagi pula tidak mungkin aku hanya berdiam disini sementara langit sudah mulai semakin gelap.

Dua insan berlari dibawah derasnya hujan dengan sebuah payung berwarna coklat yang melindungi mereka. Bagaimana bisa aku melupakan semua itu? 
Aku pun masuk kedalam mobil tersebut dengan keadaan sedikit basah. Bukannya langsung mengendarai mobil, pemuda itu malah membuat ku semakin dibuat tak bisa berkutik.

"Kenapa gak bilang kalo mau keluar?" tanya pemuda itu dengan kembali menatap kedua pasang mata ini. Aku pun merasa teriinterogasi.

Mencoba mengalihkan pembicaraan, namun seseorang itu terus saja melonjak.
"Pulang yuk, nanti keburu hujannya semakin deras." kataku.

Namun sialnya sikap pemuda itu semakin menjadi-jadi, dengan spontan nya ia langsung berada dihadapan ku lalu menarik Seatbelt mobil dan segera memasangkannya kepadaku. Siapa yang tidak baper?

Seru?
Next?

HUJAN KALA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang