MONOLOG

39 4 0
                                    

HAIII READERS, INI ADALAH CERITA AKU YANG KE 3 KALINYA! CERITA INI SEDIKIT BERBEDA YA! SO, ENJOY AND HAPPY🤍🤍.

"Terkadang kita membohongi diri sendiri untuk terlihat baik baik saja di hadapan orang lain". --

Senin selalu diawali dengan apel pagi di tengah lapangan yang cukup terik ketika itu. Kebetulan kelas ku mendapatkan barisan diujung yang lumayan teduh karena berdekatan dengan pohon Ketapang. Memang ya pohon itu banyak sekali manfaatnya salah satunya bisa sedikit melindungi dari panasnya terik matahari. Apel pagi itu berlangsung sekitar satu jam lalu dilanjutkan dengan pengumuman-pengumuman, penyerahan piagam bagi siswa dan siswi berprestasi dan pidato bahasa Inggris yang dibawakan oleh salah satu murid.

Betapa senangnya jika namaku dipanggil lalu berdiri ditengah lapangan ini dan disaksikan oleh ratusan murid dan guru-guru yang berada disana. Namun sayangnya aku tidak pernah merasakan itu. Berbeda sekali dengan Varsha, yang selalu dipanggil ke depan karena prestasi-prestasinya selama bersekolah disini. Pantaskah jika ia bersanding dengan ku?

Setelah apel pagi dan acara lainnya selesai, seluruh murid dipersilahkan untuk kembali ke ruang kelas untuk mengikuti pembelajaran pada hari itu.

Ketika ketenangan mengantarkan ku untuk terlelap sejenak di ruang kelas yang kebetulan saat itu jam pelajaran sedang kosong. Kelas kami memang  jarang tercipta keramaian disaat jam pelajaran kosong. Bagaimana tidak, sang ketua kelas selalu tegas terhadap semua anggotanya untuk tidak menciptakan keramaian dikelas.

Aku kagum dengannya, walau tak jarang anggota yang lain tak suka padanya.
Padahal ku rasa dia tidak seburuk yang mereka bayangkan, dia tidak pernah bermasalah dengan ku, bahkan dia selalu baik kepada ku. Memang ku akui ketika dengan siswa maupun siswi lain sikapnya selalu berubah menjadi kulkas dua pintu yang sangat dingin dan jutek. Namun terkadang aku bingung mengapa sikapnya seketika berubah ketika bersama ku.

Sesaat kedua pasang mata ku perlahan kembali terbuka setelah bahu kanan ku ditepuk oleh seseorang dengan pelan.

"Nala bangun." panggil Rissa lembut.

Suara itu mulai bisa ku respon dengan perlahan. Aku mencoba untuk bangun dari keterlelapan sejenak itu.

"Gurunya masuk ya?" tanyaku dengan nyawa yang masih setengah terkumpul.

"Enggak, aku bangunin kamu karena waktu istirahat udah tiba, sekalian ngajakin kamu kekantin."

"Aku pules banget ya tidurnya?"

"Enggak kok, udah yuk kita kekantin nanti waktunya habis lagi." Rissa segera menarik tangan ku untuk segera menjauh dari tempat duduk.

Aku dan Rissa berjalan ditengah kerumunan siswa dan siswi yang sedang menikmati waktu istirahat mereka.

Tidak biasanya kantin sekolah sepi dan tidak terlihat begitu banyak murid-murid berada disana. Mungkin karena mereka lebih dahulu istirahat.

Dengan leluasa aku dan Rissa berjalan sekaligus cuci mata untuk melihat jajanan jajanan yang ada disana. Biasanya kami berdua selalu berdesak-desakan dengan murid yang lain hanya untuk membeli makanan.

Kami berdua lalu memutuskan untuk duduk didepan kantin anggrek yang menjual seblak yang best seller disekolah ini. Tepat disamping tempat duduk kami terlihat seorang siswa yang tengah sibuk melahap makanannya.

Rissa kemudian menyenggol bahuku lalu berbicara pelan "Itu ketua kelas kita kan? Kasian ya gak punya teman."

"Gak boleh gitu, mungkin dia emang lagi pengen sendiri aja."

"Masa setiap hari pengen nya sendiri terus?"

"Mungkin aja dia lagi ada masalah jadi milih buat sendiri."

Kemudian obrolan kami tentang ketua kelas itu terus berlanjut sampai pesanan kami datang. Seketika obrolan kami berhenti dan memilih untuk menikmati semangkuk seblak kuah yang panas dan secangkir es teh.

Baru melahap dua atau tiga sendok, Rissa  lalu melepaskan sendok dan garpu ditangannya dan bergegas pergi ke toilet tanpa basa-basi, mungkin karena saking tidak tahannya lagi.

Aku pun tidak terlalu memperdulikannya, dengan santai aku tetap melanjutkan untuk menikmati sesuatu yang ada didepan ku. Tanpa ku sadari, ketua kelas itu berjalan lalu sesaat menghampiri ku dan berdiri tepat dihadapan ku.

"Kalo bel udah bunyi langsung masuk kelas ya." pesannya kepadaku.

Mendengar pernyataan itu mata ku langsung tertuju kearah dua pasang mata yang sedang menatapku dengan tatapan yang dalam. 

"Iya, bentar lagi masuk kok." balas ku.

Tanpa sepatah katapun, sang ketua kelas itu berlalu begitu saja dari tempat semulanya.

Dari arah belakang ada yang menepuk bahu kiriku dengan pelan, dia Rissa yang baru saja balik dari toilet.

"Tadi aku liat si ketua kelas itu ngobrol ya sama kamu? Ngobrolin apa?" tanya Rissa.

"Dia cuma pesan kalo bel udah bunyi secepatnya harus masuk kelas." jawab ku.

Kringg kringg kringg (bel masuk kelas berbunyi)

Disela pembicaraan kami berlangsung terdengar keras bunyi bel yang menandakan waktu istirahat telah usai.

Bergegas aku dan Rissa menuju ruang kelas meninggalkan sisa makanan kamu agar tidak keduluan oleh guru yang akan mengajar.




Seru??
Follow,vote,dan komen!!!
See you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJAN KALA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang