IV. Weird Dream

340 39 2
                                    

Wei Wuxian menatap jendela yang tertutup rapat dihadapannya, dengan tirai otomatis yang berada di atas jendela tersebut.

Wei Wuxian menutup sebelah matanya begitu sinar matahari memantul di jendela tersebut.

Wei Wuxian menghela nafas.

Apa setiap hari Wei Wuxian selalu seperti ini? Duduk dan diam dikamar menatap jendela terus menerus? Wei Wuxian membatin kasihan, kini ia dapat merasakan yang Wei Wuxian novel tersebut rasakan.

Wei Wuxian beranjak turun dari tempat tidur, kemudian berjalan menuju pintu dan keluar untuk berjalan-jalan dan mencari angin sejuk.

Manik kelabunya terus menelusuri seisi ruangan, memang indah. Mansion Lan ini adalah satu satunya tempat terindah yang pernah Wei Wuxian lihat.

Kedua matanya mulai turun ketika berada di depan beberapa anak tangga dibawah. Mendapati sosok Lan Wangji yang tengah duduk di ruang tamu, dengan secangkir kopi yang berada di atas meja yang telah diganti karena meja yang sebelumnya telah rusak karenanya sendiri.

Wei Wuxian turun, menginjak anak tangga pertama tersebut. Sebelum ia akan berada setengah dari seluruh anak tangga tersebut, dirinya mengernyit, mendapati selingkuhan Lan Wangji yang telah berjalan menuju sang empu.

"Tuan Lan Kedua." Huanran berucap dengan nada manja, ia sedikit menunduk untuk meletakkan beberapa kue yang telah dibuatnya. "Ini, cemilan untuk Tuan. Saya sendiri yang membuatnya dengan sepenuh hati saya."

Huek. Wei Wuxian merasa jijik melihat ekspresinya yang sok clingy tersebut.

Lan Wangji tidak menjawab, ia terus membaca koran yang berada di tangannya. Meraih cangkir kopi tersebut, kemudian menyeruputnya.

Bahkan Wei Wuxian akan merasa malu jika diabaikan seperti itu. Jika wanita itu tidak sama sekali merasa malu, Wei Wuxian akan berpikir jika ia tidak memiliki urat malu sama sekali.

"Saya.. akan sangat senang jika Tuan Lan Kedua mencicipi atau menghabiskan makanan yang saya buat seorang diri." Huanran berucap kembali.

Wei Wuxian semakin jengkel melihat sifatnya, Lan Wangji tidak mungkin terhasut dengan akting jeleknya tersebut, kan? Ia kembali menuruni anak tangga dengan perlahan kemudian menghampiri mereka.

Merasa ada yang menghampiri, Huanran segera menoleh dan menatap Wei Wuxian dari ujung matanya, ekspresinya langsung menjadi masam seketika.

Wei Wuxian tersenyum geli melihat ekspresinya yang tiba-tiba berubah tersebut, ia merasa situasi ini tidak seburuk itu, ia semakin ingin mempermainkannya.

Wei Wuxian berjalan melewati Huanran dan kemudian melengos duduk begitu saja di samping Lan Wangji.

Wei Wuxian merangkul tangan kekar milik Lan Wangji kemudian menidurkan kepalanya disana. "bǎobèi.. aku sangat bosan terus berada dirumah ini. Bagaimana kalau kita jalan-jalan keluar?" Ia berucap dengan manja.

Lan Wangji terdiam, kesambet apa omega ini? Ia melirik Wei Wuxian singkat, kemudian kembali menatap korannya. "Mn."

Wei Wuxian menyeringai melihat reaksi Huanran yang semakin jelek. "Bagaimana kalau kita ke pantai yang baru saja buka itu? Ku dengar banyak cemilan enak disana!" Ia semakin mengeratkan rangkulannya.

"Tentu, ingin pergi sekarang?" Lan Wangji menutup korannya.

Huanran tidak ingin kalah, ia semakin mendekat pada Lan Wangji dan menunduk sedikit. "Ah, Tuan Lan Kedua. Apa saya boleh ikut? Saya sangat sedih karena tidak pernah keluar bepergian sendiri karena takut terjadi sesuatu pada wanita seperti saya."

Lan Wangji meliriknya tajam. "Apa yang kau lakukan?"

Huanran terkejut, jarang melihat dirinya dimarahi oleh Lan Wangji seperti itu.

Becoming the Wife of Male Lead'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang