"Bangsat!"
Brak
"Bisa nggak.." Jendra menengok kearah sesorang yang baru datang dengan membanting pintu "Kalo dateng tuh permisi kek, good morning kek".
"Sampah banget mulutnya, bongsat bangsat" Tambah Naren yang sedang menyeruput kopi paginya.
Haikal tampak tak peduli, ia hanya menyamankan duduknya di kursi putar yang ada di ruangannya.
"Gue tau nih" Rendra yang sedang menulis laporan mingguan tampak tersenyum "Lo pasti kesel disuruh ke kantor hari ini".
"Lah kan emang hari masuk anjir?!" Naren protes.
Jendra tertawa mengingat sesuatu "Lah iya! Lo ada jatah libur ya hari ini gara-gara kasus kemaren?".
Haikal mendudukkan dirinya dan memasang wajah kesal "Buat apa gue kejar-kejaran sama tuh pencopet kalo jatah libur gue tetep disuruh masuk, aaaaaargggh".
"Emang kenapa lo masuk?" Tanya Jendra.
Haikal mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya "Tanya tuh abang lo komandan Mahen".
Tok tok.
Belum sempat Haikal menyalakan rokoknya, pintu ruangan mereka diketuk, menampakkan wajah tampan komandan Mahen dibalik pintu, bersama seseorang yang tampaknya... tak cocok berada disini.
"Buang gak tuh rokok apa titit lo yang gue nyalain" Ucap Mahen melotot kearah Haikal.
Mereka terdiam dan refleks berkumpul di tengah ruangan yang sedikit luas, memandang perempuan berambut sebahu yang berdiri dibelakang Mahen, komandan mereka.
Haikal mau tidak mau, tentu ikut berkumpul walau dengan wajah masam.
"Kok diem?" Tanya Mahen "Salam hormatnya mana?".
"Kepada Komandan, hormat grak" Jendra memimpin dan langsung diikuti oleh yang lainnya.
"Hormat diterima" Ucap Mahen.
Haikal mendengus "Formal banget kenapa deh".
Mahen tertawa "Gue tau lo kesel harus ke kantor di hari libur, tapi ini penting. Jadi gue bawa penggantinya Yandra di Tim 1".
Semua saling memandang. Pengganti Yandra?
"Ya kan kalian tau Yandra lagi ngelanjutin pendidikan ke London" Tambah Mahen.
Naren menggelengkan kepalanya bingung "Ya kita tau Yandra lagi pendidikan lagi. Tapi yang lo bawa.."
Mahen mempersilahkan perempuan berambut sebahu itu untuk menjajarkan diri dengannya "Ini pengganti Yandra, fresh graduate dari Institut Kepolisian Pusat. Lulus dengan nilai sempurna. Kenalan sendiri deh".
"Halo semuanya" Sapa perempuan itu halus "Saya Raina yang mulai hari ini ditugaskan di Tim 1. Mohon bantuannya".
"Oke Raina, karena saya ada inspeksi habis ini, kalian kenalan sendiri ya!" Ucap Mahen dnegan senyuman "Gak usah formal-formal sama anjing-anjing disini santai aja".
Mahen berjalan kearah pintu "Kal!".
"Siap komandan" Sahut Haikal.
"Jaga baik-baik" Ucapan terakhir Mahen sebelum menutup pintu tampak ambigu, namun tetap disahuti dengan hormat di dahi oleh Haikal.
Kelima anggota detektif kepolisian itu tampak canggung setelah Mahen pergi.
"Hmmm oke Raina" Jendra membuka pembicaraan "Selamat datang di Tim 1 Emergency unit".
Raina menaruh perhatiannya pada Jendra "Lo Jendra kan? The captain?".
"Ya" Jendra mengangguk ragu "Lo tau gue?".
Raina tertawa ringan "Gue temennya Yeshi".
"Oh" Jendra mengangguk "Yang ini Naren. Yang lagi nulis berkas namanya Rendra. Sebenernya namanya sama-sama Narendra tapi ya biar beda satu dipanggil Naren, satu dipanggil Rendra. Terus yang itu.."
"Elio.." Sahut Raina.
Haikal terkejut dan menatap Raina tak biasa. Kenapa perempuan ini memanggilnya dengan nama itu.
"Elio Haikal" Lanjut Raina "Iya kan?".
"Lo.."
[Code zero! Emergency! Tim 1 harap segera berangkat ke lokasi]
Speaker menggaungkan suara yang tak ingin mereka dengar. Namun semua bergegas mengambil kotak peralatan mereka.
"Wow, its little bit weird listening Yeshi voice there" Ucap Raina terbengong.
"I know its fascinating, tapi kita harus kerja sekarang" Jendra meletakkan sebuah kotak ditangan Raina dan memasang bluetooth earphone di telinganya "Captain Jendra accepting. Tolong rangkumannya".
[Siswi SMA melaporkan teman perempuannya dibawa ke gedung kosong oleh beberapa pria tak dikenal. Kemungkinan tindak asusila. Kirimkan petugas wanita juga karena korban perempuan]
"No need. We already have one" Sahut Jendra kembali sembari menatap Raina.
[Oke. Lokasi sudah dikirimkan.]
"Oke we ready" Sahut Jendra.
"Be safe" Pungkas Yeshi.
Jendra, Naren dan Rendra menuju pintu, tidak dengan Haikal yang masih terduduk dan Raina yang diam mematung bingung harus apa.
"Gue tonjok lo nggak berdiri" Ucap Naren pada Haikal.
Haikal menatapnya kesal "Gue literally libur?!".
"Lo masih mau libur pas ada kasus?" Ucap Rendra lebih pada bentakan.
Haikal melengos dan memasang earphone nya malas, mengikuti ketiganya kearah pintu dan berlari ke parkiran.
Haikal menyedari sesuatu dan menoleh kebelakang. Tertawa kecil ke arah Raina dan membuka kotak di tangannya.
"Gue tau ini bukan cara yang baik memperkenalkan lingkungan kerja ke rekan yang baru masuk beberapa menit. But, we are in emergency team" Haikal memasangkan earphone ke telinga Raina "Ini bakal terhubung ke kita semua buat komunikasi. Khusus punya Jendra, terhubung ke pusat juga".
"Okey Thanks. Sekarang apa?" Tanya Raina menatap Haikal antusias.
Haikal tersenyum dan menarik tangan Raina "Lari!".
Selamat datang di hari yang normal bagi anggota Tim 1 Emergency Unit, Kepolisian Republik Indonesia. Hari yang normal untuk memulai pekerjaan Raina sebagai..
Detektif Kepolisian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Detective | Sunshin
FanficHaikal tersenyum dan menarik tangan Raina "Lari!". Selamat datang di hari yang normal bagi anggota Tim 1 Emergency Unit, Kepolisian Republik Indonesia. Hari yang normal untuk memulai pekerjaan Raina sebagai.. Detektif Kepolisian.