"Pulang tidak selamanya tenang."
__________________________________________________
Al-Birru By : Gitar_senja 🦋
__________________________________________________"Kamu siapanya Afra?"
Nada intimidasi itu membuat Rafa terpaksa harus tertahan tanpa bisa melakukan hal apapun yang bisa membuatnya beranjak pergi. Tatapannya sempat menatap Afra dengan begitu dalam. Tentu saja hal itu membuat Bhumi lekas menduga jika cowok di depannya ini adalah orang yang sama yang kemarin tengah menjadi topik pembicaraan Afra dengan sahabat barunya.
"Saya Papanya Afra, Bhumi."
Atensi Rafa teralih. Dia menampilkan senyuman tipisnya sekedar untuk menanggapi.
"Saya Rafa, Om."
"Siapanya Afra?" Kepala Bhumi sedikit menyembul dari balik kaca mobil. Dia kembali memberikan pertanyaan yang sama.
"Dia itu--"
"Teman sekelas." Rafa memotong cepat ucapan yang ingin dilontarkan oleh gadis di sampingnya itu. Dua matanya menatap sekilas seolah menyuruhnya untuk tetap diam. Afra mendecak sebal. Entah kenapa ia sangat tidak menyukai sikap Rafa yang selalu datar layaknya sebuah tembok.
Tak lepas dari hal itu, pandangan Bhumi nampak mengintimidasi dua manusia di depannya yang seolah tidak menghiraukan kehadirannya. Senyum di bibir pria itu merekah. Menyaksikan dua manusia di depannya yang hanya saling diam satu sama lain dengan tatapan yang sesekali beradu ternyata menyenangkan. Dia seolah menjadi nyamuk yang hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa.
"Kalian belum selesai?" Bhumi angkat bicara. Lekas, dua manusia yang memiliki sipat bertolak belakang itu menolehkan pandang menatap ke arahnya. Bhumi kembali terkekeh. Mereka berdua terlihat kompak meski baru saling mengenal.
"Papa mau berangkat ke kantor. Kamu jangan jadi anak bandel di sekolah." Tangan Bhumi terulur guna mengacak gemas rambut Afra yang semula tertata. Dia juga menatap bagaimana ekspresi dari Rafa yang hanya memilih untuk diam tanpa berbuat apa-apa.
"Yang akur, siapa tahu jadian."
"Gak akan!"
"Gak akan!"
Bhumi kembali dibuat terkekeh. Tidak ada pilihan lain selain meninggalkan dua remaja sekolah itu dengan segera. Sangat disayangkan pekerjaan kantor harus memanggilnya dengan sesegera mungkin. Menaikkan kembali kaca mobil yang sempat dia turunkan, pria dengan stelan kemeja panjang denga balutan jas hitam itu segera menjalankan mobil hitamnya dan berlalu dengan kecepatan di atas rata-rata.
Afra yang melihat akan hal itu sedikit menekuk wajah. Dia menatap Rafa dengan tatapan yang begitu indah. Bola mata yang memang memperlihatkan kejernihan yang begitu indah dengan rambut yang sudah teracak, berhasil membuat Laki-laki itu mengeluarkan suara sebelum benar-benar pergi meninggalkan Afra di depan gerbang sekolah.
"Gue dendam sama kejadian waktu itu."
🦋
"Hal apa yang lo ketahui tentang kehidupan?"
YOU ARE READING
Al-Birru (DIROMBAK)
Teen Fiction📌 GA FOLLOW GA ELIT 📌 "Kembali pulang jika lelahmu sudah usai." Rafa masih ingat jika ia terlahir bersama. Rafa juga masih ingat akan penyebab berubahnya sikap sang Papa terhadap dirinya. Umur tujuh belas tahun dimana semuanya berubah dengan begit...