{50}

82.5K 6.9K 208
                                    

Pukul setengah 6 pagi setelah mandi Syifa memakai tespek yang kemarin ia beli, sesuai perintah dari Dokter untuk memastikan lagi tentang kehamilannya, ia melihat hasilnya langsung tersenyum karena hasilnya positif, sekarang ia sedang hamil.

"Baik-baik di perut bunda ya," monolog Syifa sambil mengelus perutnya sendiri.

Tok tok

"Sayang, udah belum mandinya? tolong buka pintunya!" ucap Gus Faqih sedikit berteriak diluar kamar mandi.

Syifa langsung menengok ke arah suara ketukan pintu dan suara Gus Faqih diluar sana, sebenarnya ada apa pagi-pagi sudah ribut saja suaminya, untung saja ia sudah selesai mandi dan berpakaian jadi ia langsung bisa membuka pintunya.

"Kenapa Mas?" ucap Syifa yang sudah membuka pintu kamar mandi.

Faqih tidak menjawab ia langsung melangkah masuk dengan langkah cepat dan menutupi mulutnya, Syifa dibuat terkejut oleh suaminya itu ternyata ingin muntah, Syifa menghampiri suaminya yang sedang muntah-muntah di westafel kamar mandi, seperti kemarin-kemarin yang keluar hanya cairan bening.

"Duh kasian banget suamiku ini, aku yang hamil Masnya  yang mual-mual, maaf ya," ucap Syifa sembari memijat tengkuk Faqih.

Faqih mencuci mulut dan tangannya lalu beralih menghadap Syifa, ia menangkup wajah Syifa menatap lembut istrinya.

"Ga papa sayang, daripada kamu yang mual-mual aku ga tega nanti lihatnya, oh iya tadi kamu dikamar mandi lama banget lagi apa?"

"Hmm Syifa nunggu hasil testpack Mas, dan hasilnya positif Mas," ucap Syifa yang membuat senyuman Faqih semakin merekah.

"Alhamdulillah, kita kasih tau Umma, Abi, dan orang tua kamu hari ini ya."

Syifa mengangguk dengan tersenyum, lalu Gus Faqih mencium kening istrinya. "Yaudah yuk, kita sarapan."

Faqih menggenggam tangan istrinya lalu melangkah keluar kamar mandi Syifa hanya mengikutinya memang sekarang sudah waktunya sarapan dan ia juga harus menyuapi Hamzah, bayi itu masih bersama Umma Fitri. Mereka berdua sudah sampai di ruang makan, sudah ada Umma Fitri, Abi Ibrahim dan tentunya baby Hamzah yang berada di pangkuan Abi Ibrahim.

"Sini Bi, Hamzahnya biar sama aku aja Abi lanjut sarapan aja, Syifa juga mau suapin Hamzah juga," ucap Syifa lalu mengambil alih Hamzah dari Abi Ibrahim.

Abi Ibrahim sudah kembali tadi subuh dari luar kota seperti yang diucapkan Umma Fitri semalam, Abi Ibrahim sering keluar kota menerima undangan dakwah dan saat bulan rajab seperti ini biasanya banyak yang mengundangnya untuk menyiarkan dakwah.

"Syif, suami kamu kenapa dari tadi subuh mual-mual terus?sakit apa kamu Qih? ucap Abi Ibrahim terliha dari raut wajahnya ia mengkhawatirkan Gus Faqih.

"Iya tadi pagi juga waktu Umma masak ikan asin dia langsung mual-mual kayak mau muntah gitu, pas Umma mau nanya dia malah lari ke kamar," sahut Umma Fitri.

Faqih duduk dikursi dan Syifa juga ikut duduk di samping suaminya sambil memangku baby Hamzah, Syifa mengeluarkan tespek dari saku bajunya lalu ia berikan pada Umma Fitri.

"Sebenernya Syifa hamil Umma, Abi, tapi yang mual-mual malah Mas Faqih," ucap Syifa.

Umma Fitri menerima tespek yang diberikan Syifa, matannya langsung berbinar dan berkaca-kaca saat melihat dua garis di tespek itu, Umma Fitri juga memperlihatkannya pada Abi Ibrahim.

"Alhamdulillahhirobbil'alamin," ucap keduanya.

Umma Fitri bangkit dari duduknya lalu memeluk Syifa dari samping, ia sangat bahagia mendengar kabar baik di pagi hari ini, ia beralih memegang perut Syifa yang terhalang oleh Hamzah.

GUS DUDA IS MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang