18.|KULIAH PERTAMA

58 3 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama sepasang pasutri ini kuliah.
Aurine yang sudah bersiap sedari pagi tadi pun kini harus membangun kan Arsya yang masih terlelap dalam tidur nya.

"Woy kebo bangun lo sekarang hari pertama kita kuliah!". Sambil menepuk nepuk pantat Arsya yang terbalut celana tidur bewarna biru dengan garis-garis putih.

Tak lama kemudian Arsya terbangun meringis kesakitan sambil memegang pantatnya yang nyeri akibat pukulan sang pelaku yang sedari tadi menunggu sambil berkacak pinggang menatap nya.

"Istri No have akhlaq ". Ujar nya seraya berusaha bangun dari tempat tidur nya.
"Salah sendiri dibangunin malah Ngebo!!". Balas nya ngegas.

" Ya nggak usah pake mukul- mukul pantat bisa?". Seraya menatap tajam sang pelaku.

Aurine dibuat kikuk sesekali ia menunduk takut dengan tatapan Arsya.
Arsya pun kemudian beranjak mengambil pakaian dan handuk nya kemudian ia bergegas ke kamar mandi.
Bak singa yang sedang mengamuk Arsya pun menutup knop pintu dengan kasar.

Brak

Salah nya sendiri ia membangun kan dengan cara yang salah .
Sudah tahu sifat Arsya dingin malah ia rusak mood nya.

****
Saat ini Aurine dan Arsya sedang berada di mobil milik Arsya yang sedang berjalan menuju kampus mereka.
Damar sendiri meminta agar Aurine sekampus dengan Arsya karena menurut Damar Aurine akan aman dan lebih baik jika sekampus dengan nya.
Ya sebegitu posesif nya seorang Damar untuk Aurine sampai- sampai kuliah pun harus sekampus.
Pernah suatu ketika Aurine pergi ke kafe bersama teman - teman nya kebetulan ada Raisha di sana.
Keasyikan menongkrong sampai ia lupa jika saat ini adalah jam pulang.

"Astaga! Lupa harus nya jam segini gue Uda pulang!". Panik nya.

Ia melirik jam di hape sekitar jam 09.05.

Tak lupa dengan notif notif WhatsApp sang Ayah.

Aurine segera bergegas pulang dan memesan taksi tapi sebelum itu ia berpamitan kepada teman- temannya.

"Guys! Ijin pulang ntar dicariin sama bapak gue".

"Huya lo Rine Om Damar pasti ngedumel tuh".

Tak peduli dengan ocehan Raisha Aurine segera bergegas pulang.

Sesampainya di rumah benar saja Damar sedang menunggu nya sambil menggeleng geleng-geleng kan kepala nya.

" Jam berapa ini?". Tanya nya.
" Ini sudah malam Aurine nggak baik anak perempuan pulang malam- malam." Peringatnya.
Meski begitu Damar tetap menegur dengan bahasa yang tegas bukan keras sebagaimana anak perempuan lainnya.
"Iya yah maaf , tadi Aurine keasyikan ".

"Jangan di ulang! Ayah khawatir sama kamu nak".

Beruntung nya Aurine mempunyai ayah seperti Damar tegas dan bijaksana.

Sesampainya di kampus mereka Segera memarkir kan dan turun dari mobil mereka.
Disana ada beberapa mahasiswa - mahasiswi yang sibuk berkeliaran kesana- kemari.

Sebelum Aurine melangkah ke arah kampus nya, tangannya tercekal oleh seseorang. Ia pun menoleh dan refleks terkejut Arsya mencekal pergelangan tangan nya terlebih dahulu.

" Salim dulu". Perintah nya.
"Bukannya tadi marah ya sama gue". Cicitnya pelan.

"Udah lupain aja yang tadi ntar gue maafin kok".
Aurine merasa bersalah sekali lagi ia menunduk dan meminta maaf kepada nya.
"Maaf ". Hanya itu yang mampu ia katakan sambil berkaca-kaca.

Arsya yang tahu istri kecil nya menangis segera memeluk seraya menenangkan nya.

"Udah yaa Lila nya Arsya gausah diingat tadi aku yang salah harusnya aku nggak perlu marah sampai banting pintu."

"Hiks Hiks "

"Aku takut tadi kamu marah kayak gitu".

Arsya semakin bersalah ia pun semakin mengeratkan pelukannya.

"Gimana aku bisa lupain tadi kamu marah kayak --huaaaa bundaa..."

Oh tidak istrinya saat ini sedang menangis disaat yang tidak tepat.

"Lila jangan kayak gini malu tau diliatin orang- orang kampus ".

Benar saja banyak mahasiswa maupun mahasiswi melihat mereka.

"Mas itu gimana kok adeknya nangis?" Tanya salah satu mahasiswa yang kebetulan melintas.

"Bukan mbak ini pacar saya". Elak nya bohong
Sengaja ia bohong mana mungkin ia harus mengatakan yang sebenarnya apa lagi mengenai status baru mereka saat ini.

Dan aneh nya mengapa mereka menganggap Aurine itu adiknya?

Sungguh memalukan.

Setelah selesai menenangkan Aurine yang menangis histeris saat nya ia menggandeng tangan mungil istrinya itu seraya bergegas menuju kampus.

Saat berjalan di koridor kampus banyak sepasang mata yang melihat mereka berjalan beriringan.

Mereka berbisik-bisik ada yang mengatakan Couple yang lucu cowok nya dingin cewek nya mungil, ada yang memuji couple goals karena meru begitu cocok, dll.

" Sya gue maluu". Bisik nya pelan.
"Udah biarin aja". Jawab nya singkat.

Mereka kemudian menuju ruang kelas kuliah masing-masing.

Sebelum itu Arsya mengantar kan Aurine ke kelas kuliah nya.

Sesampainya di kelas Aurine, Arsya pun meninggalkan istrinya sambil berdadah dadah.

Setelah itu Aurine duduk dibangku barisan ke dia saat ia sedang duduk seseorang menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Lo kuliah di sini juga ternyata, awas aja lo Rine tunggu pembalasan gue". Batinnya.

Hayoo Uda mulai masuk konflik ni!

See uu next to the part!
Jangan lupa vote and komen nya^^

ARSYAURINE (On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang