5. Bagaimana Caranya?

43 8 0
                                    

Hai gaes!!!

Sorry banget ya aku kelamaan up nya. Bukan sengaja, tp emg mandek aja dpt idenya. Hehe..

Makasih udah nungguin.

Selamat membacaaa~~~










Sudah seminggu berlalu sejak kejadian Vicky menjadi pusat perhatian hari itu. Selama itu juga Vicky terus berusaha melihat kearah Arez kapan pun saat dia melihatnya.

Satu hal yang Vicky tau. Arez itu dingin. Biasanya orang dingin itu tanpa ekspresi, tidak pernah menunjukkan emosinya. Ya, sedingin es.

Padahal dari yang Vicky lihat keseharian Arez selama disekolah, laki-laki itu juga bukannya tidak memiliki teman. Apa memang orangnya saja yang sulit di dekati?

"Heh! Ngelamun napa lo?" Terre tiba-tiba datang dan menepuk bahu Vicky.

Vicky menoleh. Teman sebangkunya itu datang membawa satu kantong jajanan. "Oh? Lo beli kok banyak banget?"

"Ini? Ini bukan punya gue. Itu tadi di depan ada yang nitipin ini buat lo." Jawab Terre santai. Dia mengambil salah satu jajanan kesukaannya.

"Siapa?" Vicky berbalik cepat melihat kearah pintu kelasnya.

"Orangnya udah pergi. Itu loh, yang waktu itu nawarin tumpangan sama lo."

Kalau orang yang itu, berarti laki-laki yang naik motor hitam waktu itu. "Kakak kelas itu? Untuk apa?"

Terre mengangkat kedua bahunya. "Mana gue tau. Naksir kali dia sama lo."

Vicky menghela nafas. Kenapa malah orang itu yang naksir sama dirinya? Kenapa bukan kak Arez? Pikirnya. Tapi, makanan tidak ada salah apapun. Vicky tetap memakan jajanan itu.

"Oh ya, katanya besok bakal buka perekrutan anggota osis yang baru." Seru Terre yang tiba-tiba teringat pengumuman mading yang tadi dilihatnya.

"Osis? Hah? Serius lo?!" Seru Vicky tak kalah antusias.

"Buset dah. Biasa aja kali." Terre menggelengkan kepalanya saat Vicky tertawa cengengesan dihadapannya. "Iya. Tadi gue lihat di mading. Gue nggak minat sih. Tapi, siapa tau lo minat kan?"

Dengan cepat Vicky mengangguk. Akhirnya, dia memiliki kesempatan untuk dekat dengan calon gebetannya. "Thanks a lot Terre!" Vicky memeluk singkat teman sebangkunya.

"Seneng lo?"

"Hm!" Vicky kembali tersenyum ceria sampai menampilkan deretan gigi putihnya. "Gue nggak akan takut lagi sama ancaman kakak kelas atau apa pun itu. Tujuan gue dari awal itu untuk dapat pacar! Pokoknya gue nggak akan lewatkan kesempatan ini."

Terre hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah. Sepertinya teman sebangkunya itu benar-benar sudah jatuh cinta dengan laki-laki es macam Arez itu.

☆☆☆☆

Vicky baru saja kembali dari toilet. Setelah makan jajan tadi perutnya malah terasa mulas. Sepertinya orang yang memberinya tak ikhlas dan ada maunya makanya dia seperti ini

Tapi, langkah Vicky terhenti saat melihat dari lorong sebelah kiri seseorang yang dia kenal. Kak Arez! "Aduhh.. emang jodoh kagak kemana. Buktinya ni ketemu lagi. Hehe.."

Dari jarak yang cukup jauh Vicky mengikuti langkah Arez yang sepertinya akan pergi kelapangan. Untuk apa? Ini kan sedang jam belajar? Apa ketua osis memang sesibuk ini?

"Loh? Kok pergi ke belakang gedung sih?" Buru-buru Vicky mengejar agar tidak ketinggalan.

Dari balik tembok Vicky mengintip kalau Arez pergi ke belakang sekolah. Disana sudah berkumpul beberapa anak laki-laki. Sepertinya mereka anak kelas dua belas.

Es Gulali {Sedingin Es vs Semanis Gulali} [Wonsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang