6. Anggota OSIS

54 9 5
                                    

Hai gaes!!!

Aku mau tanya nih. Kalian suka cerita anak sekolah biasa, atau percintaan anak remaja yang tidak wajar?

Wkwkwk pertanyaanku ini apa sih.. 😅😅

Tp aku serius. Kalian suka yg polos atau ngeres nih?

Yah sebenernya aku udh tau klian bakal milih apa. Wkwkwk tp utk mastiin aja makanya aku tanya.

Udah langsung aja klo gitu.

Selamat membaca~~~












Di SMA Angkasa, ruang uks dan ruang bk jadi satu hanya ada sekat pemisah dari kedua ruangan itu. Satu ruangan cukup luas makanya dibagi dua dengan ruang bk. Biar lebih praktis saja.

Disini juga Arez tengah mengobati lutut dan telapak tangan Vicky yang beberapa saat lalu terjatuh.

"Makasih kak." Ucap Vicky saat Arez telah selesai mengobati.

Bukan tanpa alasan mereka berada di ruangan itu. Tadi saat kepergok pak Lingga. Mereka langsung disuruh ke ruang bk karena mau di interogasi. Karena lutut Vicky terluka, sekalian Arez meminta izin untuk mengobatinya.

"Lo ngapain ada disitu?" Arez bertanya tanpa menatap Vicky. Dia masih sibuk merapihkan kotak p3k.

"Oh.. itu kak. Tadi gue baru keluar dari toilet dan mau balik kelas. Terus.." Vicky terdiam sebentar. Tidaka mungkin juga dirinya mengatakan kalau mengikuti Arez.

"Terus?" Kini Arez menatap wajah Vicky.

"Eh? Terus waktu jalan gue keinget kalau pendaftaran anggota osis dibuka. Jadi gue mau lihat persyaratannya di mading." Bohong Vicky. Tapi, itu tidak sepenuhnya berbohong sih. Dia memang mau menjadi anggota osis.

"Lo mau jadi anggota osis?" Arez pikir tipe orang seperti gadis dihadapannya itu tidak suka hal merepotkan seperti organisasi.

Vicky mengangguk cepat. "Iya kak! Soalnya gue juga bukannya pinter banget. Gue pikir bisa nambah poin dikegiatan lain."

Arez melipat kedua tangannya di dada. Yah, masuk akal sih.

"Arez, terus kamu.. siapa nama kamu?" Tiba-tiba pak Lingga datang.

"Saya Vicky pak."

"Iya, kalian kesini, duduk disini." Pak Lingga pun mengajak keduanya untuk ke ruang bk yang ada di sebelah uks.

"Baik pak." Vicky berjalan duluan dengan tertatih dengan Arez berada dibelakangnya.

Mereka pun duduk dihadapan meja pak Lingga. Ini sungguhan seperti sedang diinterogasi.

"Jadi, kenapa kalian tidak masuk kelas saat jam pelajaran?" Pertanyaan pertama pun pak Lingga lontarkan.

"Saya diminta untuk keluar karena urusan osis pak." Memang benar. Karena itu dia keluar. Tapi, dia agak malas untuk pergi ke rapat itu jadi dia 'singgah' ketempat lain. Tapi, tidak mungkin kan dia beritahu.

Pak Lingga mengangguk paham. Dia tau kalau kesibukan ketua osis awal semester memang padat.

"Lalu kamu?" Pak Lingga menunjuk Vicky.

Vicky menoleh kekiri dimana ada Arez yang diam tidak memandang kearahnya.

"Uhm.. itu pak.. saya habis dari toilet niatnya mau lihat mading." Cicit Vicky. Dia tidak tau kalau Arez tidak perduli padanya. Memang benar kalau seorang Arez dingin seperti es!

"Lihat mading kan bisa nanti pas pulang sekolah. Kamu jangan banyak alasan. Kamu memang mau boloskan?" Tuduh pak Lingga.

Vicky beneran takut sekarang. Belum ada seminggu dia bersekolah tapi sudah mendapat masalah seperti ini.

Es Gulali {Sedingin Es vs Semanis Gulali} [Wonsung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang